TUGAS
ESSAY PSIKOLOGI INOVASI
“PEREMPUAN
DALAM DUNIA PENDIDIKAN”
Dosen
pengampu : Dr. Dra., Arundati
Shinta, MA.
Nama : Rosnafina
Nim : 22310420040
Link
IG : https:/www.instagram.com/p/Ck0wzfrrMVm/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kehidupan dalam keluarga
merupakan titik awal untuk menuju kehidupan bernegara. Anak yang terlahir dalam
keluarga yang terdidik tentu akan berbeda nilainya dibandingkan anak tanpa
perhatian orangtuanya, khususnya ibu. Hal ini dikarenakan secara psikologis
perempuan memiliki sifat kasih sayang yang tinggi. Pendidikan dan perempuan,
keduanya adalah elemen yang berbeda namun tak dapat dipisahkan. Sistem
pendidikan jika tidak menyertakan perempuan maka itu bukan estetis dari
pendidikan, karena pendidikan adalah bagaimana menciptakan keadilan yang
humanis.
Pendidikan adalah hak
setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Peran perempuan terhadap anak
sangatlah besar dalam pembentukan generasi di masa yang akan datang, mengingat
besarnya peluang dan kesempatan perempuan sebagai seorang ibu berperan
mengawali proses pendidikan anak-anaknya sejak dini. Potensi dan kemampuan
perempuan sangat berpengauh besar membentuk warna dan corak generasi di masa
datang. Karena itu wanita diharapkan memiliki kasih yang secara nyata terwujud
dalam cara membesarkan, memeluk, mencukupi kebutuhan dan berteman dengan anak.
Maka perempuan harus mnegupayakan diri untuk menjadi perempuan yang pintar
sebagai bekal untuk mendidik anak-anaknya, karena ibu cerdas akan melahirkan
anak-anak yang cerdas pula.
Orangtua menjadi poin
penting dalam pendidikan anak dalam sebuah keluarga. Bahkan peran ini harus
diperhatikan sejak masih dalam kandungan. Menurut Muhadjir (dalam Nurlina, 2015),
pendidikan anak sudah dimulai sejak dalam kandungan. Ia melanjutkan bahwa peran
keluarga atau orangtua sangat penting dalam pendidikan anak. Karena pendidikan
itu dimulai dari pendidikan ibu. Pendidikan orang tua bisa menyiapkan
pendidikan anaknya sejak dari kandungan dengan pemberian makanan yang sehat.
Maka kecerdasan, keuletan, dan perangai sang ibu adalah faktor dominan bagi
masa depan anak.
Menurut Ki Hadjar
Dewantoro bahwa suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya
untuk melakukan pendidikan individu maupun sosial. Oleh karena itu keluarga
adalah tempat pendidikan yag sempurna untuk melangsungkan pendidikan ke arah
pembentukan pribadi yang utuh (Ahmadi dan Uhbiyati,1991). Karena itu orangtua
adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak,
secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ayah
dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup serta keterampilan
hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orangtuanya.
Namun realitasnya banyak
ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Mungkian sebagian terlalu sibuk dengan karirnya hingga terkadan seperti
menyerahan tanggung jawab terbesar dalam pendidikan kepada pihak sekolah atau
naak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan pengasuh yang bisa jadi
kurang berkualitas. Atau mungkin ada yang merasa menyerah dan putus asa dalam
mendidik anak. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka pendidikan dan
perkembangan jiwa anak yang kurang mendapatkan pengasuhan yang baik dari
seorang ibu akan terabaikan sehingga kepribadian anak yang baik tidak akan
tercapai. Biasanya perilaku anak seperti ini menjadi buruk, baik di keluarga
maupun masyarakat.
Jadi, hal pertama yang
harus diciptakan oleh keluarga terutama oleh seorang ibu adalah menciptakan
situasi dan kondisi yang kondusif sehingga kendala dalam mendidik anak,
mengarahkan, menciptakan kepribadian yang lebih baik, karena ada saling percaya
dan ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan anak dari seluruh pihak
keluarga.
Daftar
Pustaka
Ahmadi,
A. Dan Uhbiyati, N. (1991). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurlina.
(2015). Peran Wanita Dalam Pendidikan
Anak Perspektif Islam.
0 komentar:
Posting Komentar