9.11.22

PERANAN PEREMPUAN DALAM PENGOLAHAN SAMPAH

 

Tema : Peranan Perempuan dalam Pengelolaan Sampah

Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan 

Indarti wahyuningsih

NIM : 21310410052

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


 

    Peran perempuan kerap dipandang sebelah mata. Padahal sebagai wanita memegang peran kunci dalam tata kelola keluarga dan pendidikan. Sifat perempuan yang cenderung komunal, kooperatif, dan asuh membuat posisinya penting dalam kegiatan bermasyarakat, salah satunya dalam upaya penyelamatan lingkungan melalui pengelolaan sampah.Pekerjaan sebagai pemilah sampah, pentugas kebersihan, pembibitan dari larva dari BSF di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan tidak menitik-beratkan pada jenis kelamin. Yang dituntut dalam pekerjaan ini adalah kemauan dalam mengolah sampah diantara tumpukan sampah tanpa merasa jijik, sehingga tidak hanya laki-laki yang bekerja sebagai pemilah sampah, pentugas kebersihan, pembibitan dari larva dari BSF, wanita pun di sini. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya petugas wanita bisa kita jumpai di Tempat Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan. Lingkungan dengan segala problematikanya tidak habis untuk diperbincangkan. Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah yang dikirimkan ke tempat pengolahan sampah akhir (TPA). PDU Jambangan hampir setiap harinya menampung sampah yang beratnya sekitar enam ton yang berasal dari 25 – 30 gerobak sampah. 

    Sampah-sampah yang masuk di PDU Jambangan ini kemudian dipilah oleh tenaga pemilah sosok wanita - wanita yang kuat memenuhi kememiliki tugas yang berbeda-beda. Banyak wanita - wanita bertugas untuk memisahkan sampah plastik dengan organiknya. Ada yang bertugas memisahkan plastik putih dengan plastik berwarna. Ada juga yang bertugas mengumpulkan residu dari sampah secara keseluruhan. Para tenaga pemilah tersebut bekerja mulai pukul delapan pagi hingga empat sore dengan jeda waktu istirahat. Mereka dibayar 90 ribu rupiah setiap harinya serta mendapatkan tambahan bulanan sekitar 500 ribu rupiah. Setelah proses pemilahan sampah selesai, selanjutnya dilakukan proses pengepresan hasil pemilahan. Pengepresan antara botol kardus dan plastik dibedakan wadahnya dengan pengepresan botol kaca dan besi. Hasil pemilahan tersebut akhirnya disimpan dan kemudian dijual. Uang hasil penjualan tersebut diberikan kepada para tenaga pemilah. 


Sampah-sampah residu yang ada di PDU Jambangan tersebut kemudian akan diambil oleh pengepul. Sampah residu sendiri merupakan sampah hasil dari proses pemilahan yang tidak bisa lagi diolah kembali. Diantara sampah residu adalah kain, popok, styrofoam, dan pembalut. Sampah residu tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kontainer. Selanjutnya, kontainer tersebut kemudian membawa residu untuk diolah di TPA. Sampah organik yang sebelumnya sudah masuk di conveyorakan masuk ke mesin pencacah. Sampah organik yang sudah diproses di mesin pencacah tersebut kemudian ditimbang. Setelah proses penimbangan selesai, sampah organik akan diolah di rumah kompos hingga suhunya mencapai sekitar 70 derajat Celcius. Pasca pengolahan selesai, kompos akan ditunggu hingga suhunya menurun menjadi sekitar 30 derajat. Celciussebelum akhirnya boleh digunakan. Barulah kemudian kompos ini akan digunakan untuk tanaman yang ada di taman-taman kota serta digunakan untuk kebutuhan warga. Selain itu, di dalam proses pembuatan kompos ini tidak lepas dari bantuan dari organisme yang disebut dengan Black Soldier Fly (BSF). Organisme ini adalah lalat yang berfungsi membantu proses pengomposan sampah organik menjadi lebih cepat. Lalat jenis ini berbeda dengan lalat-lalat lain seperti lalat hijau dan lalat buah. Lalat ini memiliki peran penting dalam penanganan sampah organik dengan cara memakan sampah organik tersebut sebagai sumber makanannya. Di dalam PDU Jambangan ini juga terdapat tempat proses pembibitan dari larva dari BSF ini. 


    Tempat pembibitan tersebut memiliki dua ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda, yaitu satu ruangan sebagai kandang kawin dan satu ruangan lagi untuk perawatan dari larva yang dihasilkan di kandang kawin tersebut. Proses yang ada di kandang kawin tersebut berlangsung selama sekitar satu minggu sebelum kemudian menghasilkan larva. Hasil larva kemudian dipindahkan ke ruang perawatan dimana larva akan diberikan makan sementara sebelum kemudian siap dilepas untuk diberikan ke sampah organik setelah enam hari. Program pemberdayaan perempuan ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup, peran serta aktif perempuan di masyarakat dalam hal pencemaran dan pengelolaan lingkungan hidup, melalui kehidupan yang dapat membantu keuangan keluarga. Untuk itu peran yang sangat fundamental ini, perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup terutama pengelolaan sampah cukup efektif, karena perempuan memiliki fungsi domestik dalam rumah tangga, Hal ini juga disebabkan dalam melaksanakan fungsinya perempuan memiliki hubungan yang bersinggungan dengan sampah rumah tangga.

















Daftar Pustaka : 

https://jatim.liputan6.com/read/4924609/surabaya-catat-1782-ton-sampah-setiap-hari

file:///Users/mac/Downloads/6899-12856-2-PB.pdf

https://www.suarasurabaya.net/senggang/2018/PDU-Jambangan-Sarana-Edukatif-Mengenal-Pengelolaan-Sampah/

0 komentar:

Posting Komentar