![]() |
Foto 1 :Ibu Warsinem sedang mengangkut sampah yang akan dibawa ke conveyor |
![]() |
Foto 2 : Seorang ibu berkebutuhan khusus sedang memilah sampah anorganik |
![]() |
Foto 3 : Ibu Rizki Kusuma sedang mencacah limbah kertas untuk didaur ulang |
Essay Ujian Tengah Semester
Psikologi Lingkungan
Ketika
membicarakan tentang kepedulian terhadap lingkungan hidup, maka kita tidak akan
lepas dari peranan perempuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan perempuan
dalam pengelolaan sampah lebih banyak dibandingkan laki-laki. Namun, peran
perempuan cenderung diabaikan. Hubungan perempuan dan lingkungan
hidup saat ini digaungkan kembali melalui paham ekofeminisme. Ekofeminisme
merupakan cabang dari feminisme yang menekankan pada lingkungan dan hubungan
antara perempuan dan bumi sebagai dasar analisis dan praktis. Dalam essay ini
penulis mendokumentasikan peranan perempuan dalam lingkungan hidup dengan tiga
orang contoh perempuan inspiratif.
Dokumentasi
pertama penulis berada di TPS 3R Panggungharjo. TPS 3R Panggungharjo adalah
sebuah bank sampah di bawah naungan BUMD Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta
Dalam rangka untuk mengendalikan agar sampah rumah tangga
tidak dibuang ke TPA, TPS3R mengajak anggota serta warganya untuk memilah
sampahnya sejak dini dan menyetornya di mana warga atau anggota akan
mendapatkan imbalan yang bisa ditabung di sebuah rekening. Di TPS 3R
Panggungharjo terdapat dua sistem pengelolaan sampah. Sampah organik nantinya
akan dikumpulkan untuk dijadikan kompos. Dan sampah anorganik dikumpulkan untuk
kemudian dibuat menjadi semacam kubus menggunakan mesin press besar. Kubus yang
terbuat dari sampah anorganik ini nantinya bisa digunakan sebagai salah satu
bahan bangunan.
Di
foto pertama adalah seorang perempuan yang berusia cukup tua. Namanya adalah
Warsinem. Beliau sudah berumur 61 tahun namun masih semangat dalam bekerja dan
peduli terhadap lingkungan. Beliau bekerja di TPS 3R Panggungharjo. Sehari-hari
beliau bertugas untuk mengantar sampah dari lingkungan sekitar yang nantinya
akan diangkut ke conveyor dan dipilah
antara sampah yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Perjuangan Bu
Warsinem patut diapresiasi dan dapat dijadikan panutan bagi kita semua.
Foto
kedua adalah seorang perempuan paruh baya yang tidak bisa saya ketahui namanya.
Menurut keterangan dari Bapak Waluyo sebagai penanggungjawab TPS 3R
Panggungharjo, beliau mengalami down
syndrome sehingga tidak bisa diajak berkomunikasi. Meskipun begitu, saya
tertarik dengan kerja keras ibu ini. Ibu ini bekerja di bagian pemilahan sampah
anorganik yang telah dipilah di conveyor. Meskipun beliau sepertinya mengalami down syndrome, tapi kegigihannya serta
partisipasinya dalam pengelolaan sampah patut untuk diapresiasi.
Dokumentasi foto terakhir bertempat di Rumah Kertas Amanah Jogja. Rumah Kertas Amanah Jogja bergerak di bidang penanganan limbah kertas. Rumah Kertas Amanah Jogja didirikan pada tahun 2019 sebagai bentuk keprihatinan Ibu Rizki Kusuma beserta suaminya, Bapak Fendi Purnomo, dalam melihat begitu banyaknya limbah kertas yang dihasilkan oleh mahasiswa-mahasiswa di kota Yogyakarta. Rumah Kertas Amanah Jogja menangani limbah kertas yang berasal dari Mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan. Limbah-limbah ini berupa majalah bekas, koran bekas, skripsi, dan majalah bekas. Kertas-kertas ini dibeli oleh Rumah Kertas Amanah Jogja untuk kemudian didaur ulang. Proses daur ulangnya adalah dengan mengumpulkan limbah kertas, kemudian dicacah cacah menjadi potongan kecil kecil. Potongan kertas ini kemudian dicampurkan dengan air agar menjadi bubur kertas. Bubur kertas itu kemudian dicetak dan dikeringkan sehingga menjadi kertas baru. Kertas hasil daur ulang ini nantinya bisa dipakai sebagai bahan untuk membuat brosur, undangan, dan selebaran cetak. Di foto terlihat ibu Rizki sedang memilah kertas untuk nantinya dijadikan bubur kertas.
Ketiga perempuan di atas dapat
kita jadikan inspirasi dalam upaya kita untuk memberdayakan alam dan mengelola
sampah. Sudah saatnya kita untuk tidak
lagi hanya berpikir tentang membuang sampah di tempatnya, namun kita juga harus
mulai berpikir tentang bagaimana mengelola dan mengurangi sampah agar
lingkungan terasa bersih dan nyaman.
0 komentar:
Posting Komentar