8.11.22

Peranan Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah

 


Foto 1 :Ibu Warsinem sedang mengangkut sampah
yang akan dibawa ke conveyor







Foto 2 : Seorang ibu berkebutuhan khusus 
sedang memilah sampah anorganik



Foto 3 : Ibu Rizki Kusuma sedang mencacah limbah kertas
untuk didaur ulang


Essay Ujian Tengah Semester

Psikologi Lingkungan

Ferianto Aryo Nugroho

21310410049

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.Psi.

    Ketika membicarakan tentang kepedulian terhadap lingkungan hidup, maka kita tidak akan lepas dari peranan perempuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan perempuan dalam pengelolaan sampah lebih banyak dibandingkan laki-laki. Namun, peran perempuan cenderung diabaikan. Hubungan perempuan dan lingkungan hidup saat ini digaungkan kembali melalui paham ekofeminisme. Ekofeminisme merupakan cabang dari feminisme yang menekankan pada lingkungan dan hubungan antara perempuan dan bumi sebagai dasar analisis dan praktis. Dalam essay ini penulis mendokumentasikan peranan perempuan dalam lingkungan hidup dengan tiga orang contoh perempuan inspiratif.

 

    Dokumentasi pertama penulis berada di TPS 3R Panggungharjo. TPS 3R Panggungharjo adalah sebuah bank sampah di bawah naungan BUMD Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta Dalam rangka untuk mengendalikan agar sampah rumah tangga tidak dibuang ke TPA, TPS3R mengajak anggota serta warganya untuk memilah sampahnya sejak dini dan menyetornya di mana warga atau anggota akan mendapatkan imbalan yang bisa ditabung di sebuah rekening. Di TPS 3R Panggungharjo terdapat dua sistem pengelolaan sampah. Sampah organik nantinya akan dikumpulkan untuk dijadikan kompos. Dan sampah anorganik dikumpulkan untuk kemudian dibuat menjadi semacam kubus menggunakan mesin press besar. Kubus yang terbuat dari sampah anorganik ini nantinya bisa digunakan sebagai salah satu bahan bangunan.

 

    Di foto pertama adalah seorang perempuan yang berusia cukup tua. Namanya adalah Warsinem. Beliau sudah berumur 61 tahun namun masih semangat dalam bekerja dan peduli terhadap lingkungan. Beliau bekerja di TPS 3R Panggungharjo. Sehari-hari beliau bertugas untuk mengantar sampah dari lingkungan sekitar yang nantinya akan diangkut ke conveyor dan dipilah antara sampah yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Perjuangan Bu Warsinem patut diapresiasi dan dapat dijadikan panutan bagi kita semua.

 

    Foto kedua adalah seorang perempuan paruh baya yang tidak bisa saya ketahui namanya. Menurut keterangan dari Bapak Waluyo sebagai penanggungjawab TPS 3R Panggungharjo, beliau mengalami down syndrome sehingga tidak bisa diajak berkomunikasi. Meskipun begitu, saya tertarik dengan kerja keras ibu ini. Ibu ini bekerja di bagian pemilahan sampah anorganik yang telah dipilah di conveyor. Meskipun beliau sepertinya mengalami down syndrome, tapi kegigihannya serta partisipasinya dalam pengelolaan sampah patut untuk diapresiasi.

 

     Dokumentasi foto terakhir bertempat di Rumah Kertas Amanah Jogja. Rumah Kertas Amanah Jogja bergerak di bidang penanganan limbah kertas. Rumah Kertas Amanah Jogja didirikan pada tahun 2019 sebagai bentuk keprihatinan Ibu Rizki Kusuma beserta suaminya, Bapak Fendi Purnomo, dalam melihat begitu banyaknya limbah kertas yang dihasilkan oleh mahasiswa-mahasiswa di kota Yogyakarta. Rumah Kertas Amanah Jogja menangani limbah kertas yang berasal dari Mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan. Limbah-limbah ini berupa majalah bekas, koran bekas, skripsi, dan majalah bekas. Kertas-kertas ini dibeli oleh Rumah Kertas Amanah Jogja untuk kemudian didaur ulang. Proses daur ulangnya adalah dengan mengumpulkan limbah kertas, kemudian dicacah cacah menjadi potongan kecil kecil. Potongan kertas ini kemudian dicampurkan dengan air agar menjadi bubur kertas. Bubur kertas itu kemudian dicetak dan dikeringkan sehingga menjadi kertas baru. Kertas hasil daur ulang ini nantinya bisa dipakai sebagai bahan untuk membuat brosur, undangan, dan selebaran cetak. Di foto terlihat ibu Rizki sedang memilah kertas untuk nantinya dijadikan bubur kertas.

 

    Ketiga perempuan di atas dapat kita jadikan inspirasi dalam upaya kita untuk memberdayakan alam dan mengelola sampah.  Sudah saatnya kita untuk tidak lagi hanya berpikir tentang membuang sampah di tempatnya, namun kita juga harus mulai berpikir tentang bagaimana mengelola dan mengurangi sampah agar lingkungan terasa bersih dan nyaman.


0 komentar:

Posting Komentar