9.11.22

PERANAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

 

ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Nama : Deriska Indah Asokawati

Nim : 21310410010

Prodi : Psikologi SJ

Dosen Pengampu : Dr. Dra Arundati Shinta, MA

 

Bumi seringkali dikenal dengan istilah Ibu Pertiwi, bumi dihargai sebagai tempat bernaung yang memberikan kesuburan sehingga manusia bisa bercocok tanam. Hal ini sesuai dengan cerminan sifat perempuan yang sejatinya menciptakan kehidupan yang nyaman dan tentam.

Perempuan merupakan agen perubahan untuk sekitarnya. Salah satunya yakni dalam pengelolaan sampah. Namun karena masih melekatnya kultur patriarki dalam masyarakat Indonesia, membuat peran perempuan sedikit banyak menjadi terpinggirkan. Padahal perempuan memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perempuan perlu dibekali dengan keterampilan mengolah sampah dengan metode yang efisien dan bisa dikerjakan kapan saja. Perempuan memang sering menjadi sasaran bagi penyelesaian masalah sampah karena perempuan dipandang lebih telaten untuk mengolah sesuatu termasuk sampah.

Masalah sampah tidak pernah habis kita bahas karena sampah dihasilkan setiap hari. Jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan laju jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi dan budaya yang dilakukan. Akan tetapi masalah tidak akan selesai jika hanya sekedar memahami bagaimana cara mengelola sampah tetapi harus juga disertakan dengan Tindakan perilaku masyarakat. Dalam hal ini dibutuhkan juga peran perempuan dalam mengatasi persoalan sampah anak-anak juga bisa diajak untuk mengolah sampah dan juga bisa mengikuti kegiatan di Bank Sampah maka anak-anak juga bisa mengelola sampah yang ada dan bisa menjadi salah satu kegiatan yang positif, bisa menambah kreatifiitas pada anak.

Proses pengelolaan sampah yang sederhana ke depannya dapat memotivasi munculnya kreativitas dan produktivitas perempuan dalam keluarga yang dapat berdampak terhadap kewirausahaan dan pendapat perempuann dalam keluarga. Para perempuan bisa menjadikan ini sebagai usaha mereka. Barang hasil mengolah sampah bisa mereka jual dan mendapatkan harga jual yang tinggi.

Pengelolaan sampah bisa menggunakan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle), merupakan salah satu caara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah. Sebagian dari para perempuan ini menyulap sampah anorganik (plastic) menjadi biji plastic (scrap) dan produk kerajianan tangan (handycraft). Dari metode yang ini mereka bisa membuat pot dari plastic, tas dari bungkus jajanan, bisa juga dibikin dompet dan tempat pensil. Sebagian yang lain mengubah sampah organik dengan bantuan mikro organisme dan manggot lalat tentara hitam (BSF) menjadi pupuk organic, produk berbasis fermentasi serta pakan ternak dan ikan.

Para perempuan pejuang tata Kelola sampah yang gigih ini memulai kegiatan ini dengan menumbuhkan kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat untuk memilih, memilah, dan mengelola sampah. Mereka bisa menjadi contoh untuk kita bagaimana cara mengelola sampah dengan baik.

Apa yang tergambarkan ini hanyalah sebagian kecil dari isu gender yang akan sering kita temui dalam pengelolaan sampah. Sering kali isu ini kurang kita sadari dan berpengaruh terhadap tujuan akhir dari pengelolaan sampah ini. Untuk itu, mari bersama sama kita tingkatkan kinerja pengelolaan sampah.

Kegiatan pengelolaan sampah yang bersifat responsive gender tidak saja membangun keadilan dan kesetaraan atara laki-laki dan perempuan terhadap akses, control, kesepakatan berpartisipasi dan manfaat dari kegitaan ini. Semua warga baik perempuan, laki-laki, anak-anak, juga orang tua harus ikut andil dalam kegiatan ini agar tumpukan sampah yang ada disekitar kita tidak mengganggu kesehatan maupun fisik kita.

0 komentar:

Posting Komentar