9.11.22

PERANAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

 TUGAS ESSAY PSIKOLOGI LINGKUNGAN

“PERANAN PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH”


Dosen pengampu : Dr. Dra., Arundati Shinta, MA.

Nama : Rosnafina 

Nim : 22310420040


Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta







Peran perempuan seringkali dianggap sebelah mata oleh sebagian orang karena keterbatasannya dalam melakukan dan menyelesaikan suatu permasalahan. Padahal, perempuan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pengelolaan keluarga dan pendidikan. Perempuan merupakan media “penyelamat” lingkungan, karena dari perempuan sebagai pemegang kunci rumah tangga tentu dapat mengendalikan sampah produksi dalam rumah tangga. Hal ini perlu digaris bawahi karena tangan perempuan khususnya ibu rumah tangga adalah tempat dimana pengelolaan sampah rumah tangga pertama kali, sebelum akhirnya masuk di penampungan sampah, untuk itulah perlu adanya pelatihan dan pengembangan bagi perempuan dan ibu rumah tangga agar dapat memanfaatkan sampah rumah tangga agar sampah-sampah tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan tidak menyebabkan penumpukan sampah di penampungan yang akhirnya menjadi masalah yang lebih besar.

Di desa-desa atau masyarakat perkotaan masih melakukan kebiasaan menimbun dan membakar sampah rumah tangga di pekarangan rumah, hal ini tentu dapat meningkatkan polusi, baik polusi tanah, air dan juga udara, yang tentu mengganggu manusia itu sendiri. Sampah rumah tangga sebagian besar berasal dari dapur, baik itu plastik bekas kemasan makanan, minuman dan sisa sayur dan buah atau makanan. Banyak sekali macam sampah yang dapat dipilih dan pilah, untuk itu perlu adanya kesadaran bagi perempuan dan juga ibu rumah tangga untuk mengelola sampah, jika satu atau dua orang saja bergerak tentu ibu-ibu rumah tangga yang lain tentu akan mengikuti kegiatan bermanfaat tersebut. 

Bank sampah adalah contoh kecil kegiatan yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu untuk mengurangi sampah di rumah, hanya memerlukan ketelatenan dalam memilah sampah baik organik maupun anorganik. Jika yang anorganik seperti botol bekas minuman dapat digunakan sebagai media tanam sayuran di lorong-lorong gang, selain itu kardus dan botol kaca dapat dibeli oleh pengepul sehingga hasilnya sebagai tabungan dapat digunakan untuk kepentingan desa atau juga dapat sebagai tabungan yang dibagikan saat menjelang hari Raya. Sampah organik pun juga dapat bermanfaat, misalkan sisa sayur mentah dan juga buah, dapat dimanfaatkan sebagai kompos, hasil kompos ini digunakan sebagai pupuk tanaman sayur.

PKK merupakan program kerja yang paling dekat kaitannya dengan ibu rumah tangga, sehingga penyampaian kegiatan pilah-pilih sampah dan pengelolaannya juga dapat dilakukan dalam program kerja PKK tersebut, karena pengasuhan anak dan mengurus rumah lebih banyak dilakukan oleh perempuan, sedangkan laki-laki akan lebih sibuk dengan pekerjaannya. Oleh sebab itu PKK sangat berperan dalam sosialisasi pengelolaan sampah dengan perempuan sebagai motor penggeraknya. Menjadi motor penggerak tentu memiliki tantangan tersendiri dalam mengajak warganya memilah sampah. Banyak penolakan dan juga keengganan dalam melakukan kegiatan tersebut, akan lebih cepat dan mudah bila dibakar saja. Namun karena nilai ekonomi yang didapatkan dari sampah rumah tangga, maka tentu warga akan mendapatkan tambahan penghasilan dari pemilahan sampah ini. Jadi, jika pengelolaan sampah dari rumah tangga baik, tentu tidak akan menjadi permasalahan yang besar bagi pemerintah, hanya membutuhkan peran serta masyarakat dalam gerakan bersih lingkungan dimulai dari rumah tangga, serta sosialisasi dan edukasi kepada ibu rumah tangga dan masalah besar mengenai sampah dapat terpecahkan dengan mudah.



0 komentar:

Posting Komentar