9.11.22

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sampah


PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Benediktus Edhiyono

21310410147

SP

Dosen Pengampu    : Dr. Dra., Arundati Shinta, MA.

Essay UTS

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

Peran Perempuan dalam Pengolahan Limbah Organik

Limbah / sampah organik merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh banyak negara. Setiap tahunnya terus bertambah dan kurang terkontrol. Kemajuan teknologi saat ini tidak dibarengi dengan kesadaran manusianya, bahwa bumi tempat tinggal ini juga perlu dijaga dan dirawat. Limbah ini cukup pesat peningkatannya, padahal kalau bisa dikelola dengan benar bisa membantu kebutuhan petani salah satunya pupuk organik.

Limbah / sampah organik adalah sisa bahan atau sampah yang bisa di daur ulang berasal dari makhluk hidup. Contohnya limbah makanan, limbah tanaman, limbah kotoran makhluk hidup. Limbah ini dapat dimanfaatkan untuk dijakdikan pupuk kompos, biogas, tambahan pakan ternak juga kerajinan tangan. Pengelolaan kali ini menggunakan suatu alat yang disebut reaktor biogas. Fungsinya adalah untuk mengubah feces manusia, hewan dan materi organik lainnya menjadi biogas. Kegunaannya cukup banyak. Salah satunya sebagai bahan bakar memasak. Alat ini selain menghasilkan gas, juga mengeluarkan material seperti lumpur, yang mana setelah disaring menjadi pupuk cair dan padat.

Pupuk cair dapat dimanfaatkan langsung disiram ke media tanam. Jika pupuk cair akan dikirim kesuatu tempat, maka harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu, karena cairan yang dihasilkan dari reaktor masih mengandung sedikit gas metana. Pada tahap pengelolaan pupuk organik padat tidak langsung bisa digunakan. Pertama pupuk padat tadi harus kering terlebih dahulu lalu dicampur dengan serbuk kayu, limbah pakan atau dedaunan dan abu serbuk kayu. Saat proses pengadukan disiram menggunakan cairan MOL (cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami).

Setelah semua bahan tercampur tutup dengan plastik terpal atau dedaunan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan hewan sekitar seperti ayam dan menjaga suhu dalam campuran. Setalah 7 hari aduk kembali kemudian disiram dengan MOL atau air untuk menjaga kelembaban campuran secara merata. Lama prosesnya selama empat minggu baru setelah berubah warna menjadi lebih hitam, tekstur hancur dan suhunya dingin. Selanjutnya pupuk organic dapat dikeringkan selama 5 hari lalu dilakukan pengayaan dan siap dipasarkan. Pupuk organik ini juga dapat langsung digunakan untuk pemupukan dengan mengadaptasikan pupuk organik padat dengan lahan selama satu minggu. Hal ini sudah dilakukan oleh Ibu Purwanti guna ikut berpartisipasi dalam pengelolaan limbah organik (sampah dapur) sebagai upaya dalam mengajarkan kepedulian lingkungan kepada anak-anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar