Benediktus Edhiyono
21310410147
SP
Dosen Pengampu : Dr. Dra., Arundati Shinta, MA.
Essay UTS
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
Peran
Perempuan dalam Pengolahan Limbah Organik
Limbah
/ sampah organik merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh banyak
negara. Setiap tahunnya terus bertambah dan kurang terkontrol. Kemajuan teknologi
saat ini tidak dibarengi dengan kesadaran manusianya, bahwa bumi tempat tinggal
ini juga perlu dijaga dan dirawat. Limbah ini cukup pesat peningkatannya,
padahal kalau bisa dikelola dengan benar bisa membantu kebutuhan petani salah
satunya pupuk organik.
Limbah
/ sampah organik adalah sisa bahan atau sampah yang bisa di daur ulang berasal
dari makhluk hidup. Contohnya limbah makanan, limbah tanaman, limbah kotoran
makhluk hidup. Limbah ini dapat dimanfaatkan untuk dijakdikan pupuk kompos, biogas,
tambahan pakan ternak juga kerajinan tangan. Pengelolaan kali ini menggunakan suatu
alat yang disebut reaktor biogas. Fungsinya adalah untuk mengubah feces
manusia, hewan dan materi organik lainnya menjadi biogas. Kegunaannya cukup
banyak. Salah satunya sebagai bahan bakar memasak. Alat ini selain menghasilkan
gas, juga mengeluarkan material seperti lumpur, yang mana setelah disaring menjadi
pupuk cair dan padat.
Pupuk
cair dapat dimanfaatkan langsung disiram ke media tanam. Jika pupuk cair akan
dikirim kesuatu tempat, maka harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu,
karena cairan yang dihasilkan dari reaktor masih mengandung sedikit gas metana.
Pada tahap pengelolaan pupuk organik padat tidak langsung bisa digunakan. Pertama
pupuk padat tadi harus kering terlebih dahulu lalu dicampur dengan serbuk kayu,
limbah pakan atau dedaunan dan abu serbuk kayu. Saat proses pengadukan disiram menggunakan
cairan MOL (cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari
bahan-bahan alami).
Setelah
semua bahan tercampur tutup dengan plastik terpal atau dedaunan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari gangguan hewan sekitar seperti ayam dan menjaga
suhu dalam campuran. Setalah 7 hari aduk kembali kemudian disiram dengan MOL
atau air untuk menjaga kelembaban campuran secara merata. Lama prosesnya selama
empat minggu baru setelah berubah warna menjadi lebih hitam, tekstur hancur dan
suhunya dingin. Selanjutnya pupuk organic dapat dikeringkan selama 5 hari lalu
dilakukan pengayaan dan siap dipasarkan. Pupuk organik ini juga dapat langsung
digunakan untuk pemupukan dengan mengadaptasikan pupuk organik padat dengan
lahan selama satu minggu. Hal ini sudah dilakukan oleh Ibu Purwanti guna ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan limbah organik (sampah dapur) sebagai upaya
dalam mengajarkan kepedulian lingkungan kepada anak-anaknya.
0 komentar:
Posting Komentar