9.11.22

MENGAIS BERKAH DI TUMPUKAN SAMPAH

 UJIAN TENGAH SEMESTER

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA

Oleh: Agung Sutrisno

Nim: 21310410149

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


    Seiring majunya teknologi, masalah lingkungan juga mengalami dampaknya. Pengelolaan sampah rumahan menjadi pilihan yang tepat untuk menjaga lingkungan dari kerusakan. Memberikan pemahaman terhadap orang di lingkungan keluarga, akan menjadi sesuatu hal yang luar biasa. Tidak hanya laki-laki, peran perempuan juga sangat dibutuhkan untuk menyadarkan pentingnya  menjaga lingkungan. Lingkungan hidup yang baik akan tercipta jika ada keseimbangan antara hewan, tumbuhan dan manusia. Perkembangan teknologi diharapkan dapat mengurangi jumlah penggunaan sampah khususnya di Indonesia.
    Upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan sudah dilakukan sejak beberapa periode terakhir. Munculnya isu-isu pemanasan global dan kampanye peduli lingkungan, menjadi sebuah dorongan untuk masyarakat mengubah gaya hidup mereka, dari yang rutin menggunakan kantong plasitik sekali pakai menjadi rutin menggunakan kantong plasatik dari hasil daur ulang yang ramah lingkungan. Tidak hanya itu, sampah organik juga bisa dimanfaatkan seperti membuat kompos, pakan ternak maupun sumber pakan maggot.

    Seperti halnya apa yang dilakukan oleh pekerja Bank Sampah di atas, menjadi orang yang bekerja di bank sampah memang terlihat tidak keren, namun dengan bekerja di bank sampah berarti sudah ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan. lingkungan yang  bersih adalah cerminan lingkungan sehat. dalam peraturan perundang-undangan juga sudah diatur sesuai dengan UU NO.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
    Sampah dibagi menjadi 3 yaitu; sampah organik, anorganik dan sampah residu. Memilah sampah sesuai dengan jenisnya akan mempermudah pengelolaan sampah ke tahap selanjutnya. Semisal sampah organik bisa digunakan untuk pakan maggot, sampah anorganik bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan. Pengelolaan sampah yang tepat tidak saja dilakukan oleh 1 gender, baik wanita, pria, orang tua, anak-anak dan remaja wajib untuk berperan serta mengelola sampah.
    

Komitmen, keberanian dan mental akan menjamin berlanjutnya penanganan sampah yang baik, ketiadaan peraturan yang tegas akan menjadi celah bagi perusak lingkungan dengan dalih pembangunan. Ketersediaan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan menjadi alasan diwajibkannya menjaga lingkungan. Memelihara lingkungan harus secara rasional seperti:
    1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya : air, tanah dan udara
    2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
    3. Mengembangkan metode menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan (recycling).
    4. Menjaga lingkungan sekitar harus dengan etika yang baik.
    Perempuan merupakan sumber dari sebuah perubahan, banyak hal yang bisa dilakukan perempuan dalam menangani permasalahan sampah, yaitu:
    1. Mengurangi pemakaian kosmetik dalam skala besar. Selanjutnya, sisa-sisa dari bahan kosmetik bisa didaur ulang.
    2. Mengurangi penggunaan detergen yang dapat mencemari air.
    3. Berbelanja menggunakan kantong plastik yang sudah dibawa dari rumah.
    4. Mengolah sisa makanan menjadi pupuk.
    Dasar dari itu semua adalah mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih, dan jauh dari pencemaran lingkungan. 
KESIMPULAN
Alam semesta sudah menyediakan tempat yang sepatutnya kita jaga, manusia ibaratnya hanya sebuah penumpang. kapan saja alam mengambil haknya, maka manusia harus ikhlas, menjaga alam akan membuat kita dan anak cucu menikmati lingkungan yang baik dalam jangka panjang. Menjaga lingkungan bisa dilakukan oleh semua orang, tidak hanya mutlak 1 gender. Bentuk komitmen kita peduli terhadap lingkungan bisa dengan mencegah pencemaran dan perusakan yang diakibatkan oleh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Kegiatan tersebut dapat mempercepat kerusakan lingkungan, sampah-sampah yang dihasilkan dari proses tersebut bisa menyebabkan banjir yang berkelanjutan. Suhu udara akan meningkat dan menyebabkan pencairan es di kutub.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Arief, Hutan: Hakikat dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994.
Muhadjir Darwin, Negara dan perempuan: Reorientasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Wacana, 2005

0 komentar:

Posting Komentar