9.11.22

PERANAN PEREMPUAN DALAM MENGELOLA SAMPAH

                 Essay Ujian Tengah Semester

Psikologi Lingkungan

Disusun Oleh:

Meme Normasari (21310410088)

Kelas : Reguler A

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

(Peranan perempuan dalam membuat kerajinan tangan)

(Peranan perempuan dalam ternak maggot)

(Peranan perempuan dalam kegiatan bank sampah)


Pada sebagian besar masyarakat menganggap bahwa perempuan merupakan individu yang tidak harus ikut dalam memajukan perekonomian keluarga, perempuan dianggap sebagai individu yang cukup berperan dalam mengurusi keluarga dan kebutuhan rumah tangga. Seiring perkembangan zaman menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan sehari-hari (sandang, pangan, dan papan), baik kebutuhan individu maupun kebetuhan keluarga. Meningkanya kebutuhan tersebut menyebabkan adanya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ini menimbulkan keinginan para perempuan untuk bekerja agar bisa membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Perempuan yang memiliki peran ganda dalam keluarga harus pandai dalam membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri jika partisipasi perempuan dalam dunia kerja dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan untuk bekerja:
1. Membantu perekonomian keluarga
Banyaknya kebutuhan keluarga seringkali mendesak para perempuan untuk bekerja
2. Berusaha untuk mandiri
Sebagian perempuan tidak mau bergantung pada hasil pendapatan orang lain, jadi memilih untuk bekerja sendiri
3. Memanfaatkan ketrampilan
Penyaluran ketrampilan dapat mengembangkan potensi dan memiliki manfaat untuk mengurangi stress
4. Memperoleh pengalaman
Dengan banyaknya pengalaman yang didapat maka akan bermanfaat di waktu yang akan datang

Dengan bertambahnya angka pertumbuhan penduduk menyebabkan banyaknya sampah yang diproduksi. Jika sampah tidak ditangani dengan baik dan dibiarkan menumpuk maka terjadilah bencana bagi kita. Sampah dapat dibedakan menjadi dua kategori utama yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan atau dapat diartikan sampah yang bisa diurai oleh mikroorganisme dengan mudah. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda tak hidup yang bersifat tahan lama dan sukar membusuk.

Saya mengunjungi beberapa tempat yang sudah mengelola sampah organik dan anorganik dan sempat melakukan wawancara dengan beliau.
Beberapa tempat tersebut yaitu,
1. Bank sampah
2. Kerajinan tangan
3. Budidaya maggot

Saat berkunjung ke bank sampah "Tresno Tuhutentrem" yang berada di Sorosutan Umbulharjo saya bertemu dengan Ibu Rumi yang sebagai ketua bank sampah di kampung tersebut. Bank sampah sudah beroperasi sejak tahun 2013 dan dikelola oleh warga sekitar. Selama menjabat sebagai ketua Ibu Rumi jadi lebih peduli dengan lingkungan dan bisa belajar mengenai pembuatan berbagai macam pupuk. Selain itu beliau juga berharap pada anak muda untuk lebih peduli dengan sampah.

Saya melanjutkan perjalanan menuju ke tempat terajinan tangan dari sampah anorganik yang berada di Kampung Kauman RW 09 yang bernama "Kaparasik Nawa". Disana saya menemui Ibu Rike sebagai ketua promosi. Ibu Rike memanfaatkan sampah bungkus makanan atau minuman untuk dijadikan karya. Beliau mulai menekuni kerajinan tangan dari sebelum adanya pandemi corona. Selain Bu Rike juga ada beberapa ibu-ibu yang turut andil dalam kegiatan tersebut. Kegiatan itu dilakukan saat waktu luang. Selama menjadi ketua promosi Bu Rike mengalami hambatan pada dana untuk membeli perintilan bahan atau cat untuk mengecat hasil karyanya.

Dan terakhir saya berkunjung ke peternak maggot yang berada di Bawuran I, Pleret. Saya menemui Ibu Siti Fatimah sebagai pemilik ternak maggot. Ibu Fatimah dibantu anak nya yang bernama Mas Bayu dalam pengelolaan maggot. Ternak maggot sudah dilakukan sejak sebelum pandemi dan dipelajari secara otodidak. Untuk pakan maggot Mas Bayu mengandalkan dari TPST Piyungan, karena rumahnya berseberangan dan dengan begitu pakan tersedia banyak. Mas Bayu memilih beternak maggot karena selain mudah untuk dikembangkan jangka waktu panen juga singkat, sekitar 3 minggu. Selain itu maggot juga dipakai sendiri untuk pakan ayam atau lele ataupun dijual ke tetangga dan beberapa peternak bebek. Untuk pemasaran Mas Bayu hanya menggunakan whatsapp. Selama beternak maggot Mas Bayu tidak mengalami kendala karena alat dan bahan mudah ditemukan.

Setelah mengunjungi beberapa tempat tersebut saya menjadi banyak pengetahuan mengenai pengelolaan sampah. Sampah yang awalnya dibuang begitu saja ternyata dapat diolah dan menjadi sumber pemasukan tambahan bagi kita.


Referensi
Dewi, Liana A. D. 2015. "Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Perekonomian Keluarga Studi Kasis di Desa Gunem Kabupaten Rembang". journal.stie-yppi.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar