Peran Wanita sebagai Pendidik
ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu |
: |
Dr. Dra. Arundati Shinta,
MA |
Nama |
: |
Zaen Isnaini Sabilla N |
NIM |
: |
22310420038 |
Fakultas |
: |
Psikologi |
Sejak lahir, anak perempuan (hingga menjadi
wanita) diharapkan bertindak dengan cara yang berbeda, memikul tanggungjawab
yang berbeda, dan bersikap yang berbeda dari pada anak laki-laki (hingga menjadi
pria). Alasan tersebut menjelaskan atas perbedaan-perbedaan tindakan dan
pengalaman pria dan wanita di dalam suatu lingkungan dibangun dan bagaimana bersikap
terhadapnya berbeda. Perbedaan orientasi dasar serta dalam keterlibatan
dengan lingkungan antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil dari
sosialisasi, melalui pengembangan jati diri, pembagian kerja. Sejak usia dini,
perempuan didorong untuk kurang eksplorasi, lebih takut, kurang aktif secara
fisik daripada laki-laki. Lebih luas, para wanita baik di dalam dan di luar lebih
sering melakukan kegiatan rumah tangga dan perawatan anak, sehingga hanya
memiliki sedikit waktu dalam melakukan perjalanan yang diskresioner. Kecenderungan
untuk ditemani oleh orang lain ketika berada diluar rumah, termasuk anak-anak
kecil, dan keterlibatan dalam tanggung jawab kegiatan-kegiatan rumah tangga (Bechtel
& Churchman, 2002). Penemuan membenarkan terhadap stereotype pada wanita, kurang
agresif secar fisik, lebih bisa mengasuh, lebih sensitif secara sosial. Keterikatan
wanita lebih tinggi, dimana wanita lebih memberikan prioritas untuk mendekati
hubungan yang intim disbanding pria. Anak perempuan cenderung memilih kelompok
lebih kecil, seringkali berbicara pada seorang teman, bercerita secara lebih
akrab dan bermain lebih sedikit agresif. Kemudian, wanita cenderung menerima
lebih banyak bantuan, mengalami lebih banyak hubungan yang berkaitan dengan
emosi, lebih membiasakan diri dengan hubungan yang dimiliki orang lain. Orientasi
tugas lebih pada hubungan personal. Di dalam suatu kelompok wanita membagi
lebih banyak kehidupan mereka dan menawarkan lebih banyak dukungan. Coping terhadap
stress, wanita yang berada dibawah tekanan lebih sering “nursing dan mengajak
berteman”, membutuhkan teman dan keluarga untuk mendapatkan dukungan. Dalam hal
pekerjaan wanita cenderung tertarik pada pekerjaan yang tidakmemiliki banyak
variasi (pembela umum, pekerjaan periklanan bagi kegiatan sosial). Kemudian,
wanita lebih tinggi pada kebutuhan akan memanfaatkan waktu, dengan baik, relasi
personal, dan kesempatan untuk menolong orang lain. Wanita cenderung memiliki minat
pekerjaan seperti pekrja sosial, guru, perawat, dimana pekerjaannya lebih berhubungan
kepada manusia dan kurang berhubungan dengan benda (Myers, 2012).
Terlepas dari strength and weakness stereotype pada wanita. Perlu disadari wanita memiliki peranan penting di dalam pendidikan.
Dalam level microsystem, anak mendapatkan pendidikan pertama yaitu di tingkat
keluarga. Wanita menjalankan peran dan tanggung jawab penting tuntuk keadaan jasmani,
psikologis serta pendidikan anak-anaknya. Dimana harus seimbang antara
kesibukan pribadi (wanita karier) dan peran sebagai pendidik di tingkat keluarga, seperti mendidik,
melindungi, pemeliharaan sebagai dasar pendidikan anak (Farin, SE, 2021). Peran wanita sebagai edukator di tingkat Community. Kegiatan PKK, wanita sebagai edukator, mengedukasi anggota mengenai
kesehatan jiwa dan raga keluarga agar sejahtera, seperti Keluarga Berencana,
pencegahan DBD, ketrampilan UMKM, dsb. Kegiatan Posyandu, wanita mengedukasi
ibu dengan balita mengenai pentingnya kelengkapan imunisasi balita, mencegah
stunting pada anak, deteksi dini balita, serta gizi buruk, dsb. Dalam kegiatan kajian islami wanita, wanita sebagai edukator bagi ibu-ibu dalam membangun dan
mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Kemudian, pada jenjang
formal peran wanita sebagai pendidik dalam profesi guru “digugu dan ditiru”,
segala tindak tanduk guru akan ditirukan para murid. Tidak hanya mengajar
supaya pintar, seperti calistung (baca tulis hitung), tetapi juga mendidik
supaya baik “empati, simpati, berbagi, kasih sayang”. Saling asah, asih, dan
asuh dimana intelektualitas, loving and caring, mengayomi menciptakan harmonisasi
hidup merupakan tujuan utama pendidikan ideal. Didalam mewujudkannya tentunya
membutuhkan Kerjasama dan keterlibatan semua pihak terkait.
Daftar Pustaka:
Bechtel,
Robert B & Chruchman, Arza. 2002. Handbook of Environmental Psychology. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Farin,
Syifa Evania. 2021. Peran Perempuan dalam Pendidikan di Indonesia pada Zaman
Modern. Seri Publikasi Pembelajaran, Vol 1 No. 2 : Ilmu Politik. Banjarmasin.
Myers,
David G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
0 komentar:
Posting Komentar