1.11.22

Penanganan Sampah Harus Edukatif dan Tegas

 

Penanganan Sampah Harus Edukatif dan Tegas

Maily Qisti Rofiq

19310410095 


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

2022

TOPIK

Sampah di DIY masih menjadi masalah serius, terutama jika tidak ditangani dengan serius

SUMBER

Widyastuti, A. H. (KR). 2022. Penanganan Sampah Harus Edukatif dan Tegas. Lingkar Yogya, 14 Agustus, Hal. 2

RINGKASAN

Kombinasi antara edukasi dan ketegasan menjadi salah satu solusi dalam pengurangan jumlah sampah. Edukasi karena perlu melibatkan kesadaran masyarakat sejak dari hulu di rumah tangga. Dan ketegasan pada elemen pengelola sampah yang mendpaat dana bantuan pemerintah agar disiplin.

DPRD DIY saat ini sedang menyusun Raperda tentang pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir, seperti TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) maupun bank sampah. Konsep ini untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPST Piyungan yang saat ini sudah over load.

Salah satu contoh kebijakan edukatif dengan melarang toko modern dan pasar modern maupun toko-toko skala tertentu untuk menggunakan sampah plastik, sebagai gantinya menggunakan kemasan organik yang mudah diurai produk UMKM DIY. Hal ini sekaligus mendukung UMKM produsen kemasan.

Salah satu bentuk ketegasan untuk mengurangi jumlah sampah dengan melarang sampah plastik dari depo kabupaten/kota masuk ke TPST Piyungan tanpa adanya pengurangan jumlah volume. Jika hal ini masih terjadi, maka akan diusulkan untuk pengurangan dana bantuan Pemda DIY BKK, alokasi dan istimewa, dan dana lain dari Pemda DIY ke Kabupaten/Kota yang melanggar. Hal ini, agar ada rasa tanggungjawab bersama dan tidak semua bertumpuk di TPST Piyungan.

PERMASALAHAN

Banyaknya sampah plastik yang belum dikelola dengan baik, dan dikirim ke TPST Piyungan tanpa adanya pengurangan jumlah volume yang mengakibatkan TPST Piyungan over load.

OPINI SAYA

Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pro-lingkungan dengan menggunakan wadah plastik sebagai wadah saat berbelanja ataupun menyimpah sesuatu. Masyarakat harus mendapat edukasi untuk penggunaan tas belanja ataupun wadah sendiri saat berbelanja.

Selain itu, kepedulian pemerintah Kabupaten/Kota dengan banyaknya penggunaan sampah plastik dan tidak adanya pengolahan sampah plastik menjadi sesuatu hal yang bernilai jual masih kurang, sehingga jumlah volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan tidak mampu ditekan. Hal ini, harus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten/Kota untuk menggerakkan masyarakat dalam mengelola sampah plastik yang bernilai jual dan menggunakan tas belanaj ataupun wadah sendiri saat berbelanja.

0 komentar:

Posting Komentar