Penanganan Sampah Harus Edukatif dan Tegas
Maily Qisti Rofiq
19310410095
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
2022
TOPIK |
Sampah
di DIY masih menjadi masalah serius, terutama jika tidak ditangani dengan
serius |
SUMBER |
Widyastuti,
A. H. (KR). 2022. Penanganan Sampah Harus Edukatif dan Tegas. Lingkar Yogya, 14 Agustus, Hal. 2 |
RINGKASAN |
Kombinasi
antara edukasi dan ketegasan menjadi salah satu solusi dalam pengurangan
jumlah sampah. Edukasi karena perlu melibatkan kesadaran masyarakat sejak
dari hulu di rumah tangga. Dan ketegasan pada elemen pengelola sampah yang
mendpaat dana bantuan pemerintah agar disiplin. DPRD
DIY saat ini sedang menyusun Raperda tentang pengelolaan sampah dari hulu
hingga hilir, seperti TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) maupun bank sampah.
Konsep ini untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPST Piyungan yang
saat ini sudah over load. Salah
satu contoh kebijakan edukatif dengan melarang toko modern dan pasar modern
maupun toko-toko skala tertentu untuk menggunakan sampah plastik, sebagai
gantinya menggunakan kemasan organik yang mudah diurai produk UMKM DIY. Hal
ini sekaligus mendukung UMKM produsen kemasan. Salah
satu bentuk ketegasan untuk mengurangi jumlah sampah dengan melarang sampah plastik
dari depo kabupaten/kota masuk ke TPST Piyungan tanpa adanya pengurangan
jumlah volume. Jika hal ini masih terjadi, maka akan diusulkan untuk
pengurangan dana bantuan Pemda DIY BKK, alokasi dan istimewa, dan dana lain
dari Pemda DIY ke Kabupaten/Kota yang melanggar. Hal ini, agar ada rasa
tanggungjawab bersama dan tidak semua bertumpuk di TPST Piyungan. |
PERMASALAHAN |
Banyaknya
sampah plastik yang belum dikelola dengan baik, dan dikirim ke TPST Piyungan
tanpa adanya pengurangan jumlah volume yang mengakibatkan TPST Piyungan over load. |
OPINI
SAYA |
Masih
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pro-lingkungan dengan menggunakan
wadah plastik sebagai wadah saat berbelanja ataupun menyimpah sesuatu.
Masyarakat harus mendapat edukasi untuk penggunaan tas belanja ataupun wadah
sendiri saat berbelanja. Selain
itu, kepedulian pemerintah Kabupaten/Kota dengan banyaknya penggunaan sampah
plastik dan tidak adanya pengolahan sampah plastik menjadi sesuatu hal yang
bernilai jual masih kurang, sehingga jumlah volume sampah yang masuk ke TPST
Piyungan tidak mampu ditekan. Hal ini, harus menjadi perhatian pemerintah
Kabupaten/Kota untuk menggerakkan masyarakat dalam mengelola sampah plastik
yang bernilai jual dan menggunakan tas belanaj ataupun wadah sendiri saat
berbelanja. |
0 komentar:
Posting Komentar