YANSES KALA’ IRI’ (19310410046)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2022
TOPIK |
Self-efficacy pada anak pemulung |
SUMBER |
Azanie, S. D.,
Marwanti, T. M. & Heryana, W. (2020). Self efficacy Anak Pemulung Di
Sekolah Kami Kelurahan Bintara Jaya Kecamatan Bekasi Selatan. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial. 19 (2), 231-239. |
PERMASALAHAN |
Tinggal di tengah pemukiman pemulung
menyebabkan tidak adanya figure yang dapat dijadikan panutan terutama dalam
perihal pendidikan. Menurut guru di Sekolah Kami, banyak dari mereka yang
berhenti sekolah karena memilih untuk bekerja. Ada lebih dari 10 siswa
lakilaki dan perempuan yang memilih untuk jadi pengamen atau pembantu rumah
tangga untuk mendapatkan penghasilan. Tidak jarang juga mereka melakukan
tindak kriminalitas, seperti mencuri. Selain itu, menurut guru disana sudah
ada 2 kasus mengenai anak-anak yang melakukan pergaulan bebas sehingga mereka
harus putus sekolah karena menerima dampak dari perbuatannya tersebut, yaitu
hamil di luar nikah. Menurut hasil wawancara pada saat pra
lapangan, terdapat beberapa anak-anak yang bersekolah di Sekolah Kami maupun
yang sudah lulus memiliki tingkat kepercayaan akan kemampuan dirinya yang
cukup baik. Dilihat dari beberapa alumni yang sudah mampu bekerja sebagai
karyawan di suatu perusahaan swasta dan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai
pemulung untuk membantu orang tuanya. Selain itu, menurut salah satu guru, anak-anak
yang bersekolah di Sekolah Kami pun memiliki cita-cita yang tinggi dan memiliki
kemauan yang sangat besar untuk keluar dari kondisi kehidupannya yang sekarang.
|
TUJUAN PENELITIAN |
Memperoleh gambaran secara umum mengenai self-efficacy
anak pemulung di seokolah kami yang mencakup level (tingkat), strength
(kekuatan), dan generality (generalisasi). |
ISI |
Menurut Bandura (1997) selfefficacy
adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Menurut Bandura
(1997) self-efficacy pada diri tiap individu akan berbeda antara satu
individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi. Berikut adalah tiga
dimensi tersebut, yaitu: Tingkat (Level) Dimensi ini berkaitan dengan derajat
kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya, Kekuatan
(Strength) Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau
pengharapan individu mengenai kemampuannya, Generalisasi (Generality) Dimensi
ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin
akan kemampuannya. Berikut dapat diuraikan pembahasan hasil
penelitian self-efficacy pada anak pemulung di Sekolah Kami yang terdiri dari
analisis masalah dari setiap aspek, analisis kebutuhan, dan identifikasi
sistem sumber sebagai berikut. -Self-efficacy berdasarkan
aspek level, Hasil perhitungan skor dalam penelitian menunjukkan bahwa pada
aspek level memiliki hasil total skor dari 19 item pertanyaan yang diperoleh
berjumlah 3.352. Hasil perolehan total skor tersebut menunjukkan bahwa
self-efficacy berdasarkan aspek level anak pemulung di Sekolah Kami berada
pada garis kontinum tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki
derajat kesulitan tugas yang tinggi dimana mereka mampu mengerjakan
tugas-tugas yang sulit. -Self-efficacy berdasarkan
aspek strength, Hasil perhitungan skor dalam penelitian menunjukkan bahwa
pada aspek strength memiliki hasil total skor dari 9 pernyataan yang
diperoleh berjumlah 1.605. Hasil perolehan total skor tersebut menunjukkan
bahwa self-efficacy berdasarkan aspek strength anak pemulung di Sekolah Kami
berada pada garis kontinum dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat kekuatan dari keyakinan individu mengenai kemampuannya masih dalam
taraf sedang. -Self-efficacy berdasarkan
aspek generality, Hasil perhitungan skor dalam penelitian menunjukkan bahwa
pada aspek generality memiliki hasil total skor dari 4 pernyataan yang
diperoleh berjumlah 739. Hasil perolehan total skor tersebut menunjukkan
bahwa self-efficacy berdasarkan aspek generality anak pemulung di Sekolah
Kami berada pada garis kontinum dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, baik pada suatu
aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi
yang bervariasi.
|
METODE |
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data dalam penelitian
meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah sumber data yang berasal dari jawaban-jawaban yang diperoleh
responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak pemulung
di Sekolah Kami dari jenjang SMP dan SMA, guru dan tokoh masyarakat. Sumber
data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan literatur-literatur
yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian. Penentuan sumber data primer dalam
penelitian ini menggunakan Teknik sensus. Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara kuesioner (angket), observasi dan studi dokumentasi. Pengujian
validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas muka (face validity).
Pengujian reliabilitas atau keandalan alat ukur atau instrumen dalam penelitian
ini digunakan koefisien Alpha Cronbach. Teknik analisis data Data yang diperoleh
disajikan dalam bentuk tabel. Teknik analisis data dihitung menggunakan Statistical
Product and Service Solutions (SPSS), dengan mengelompokkan pernyataan sesuai
dengan aspek yang diteliti yaitu level, strength dan generality. |
HASIL |
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
umum selfefficacy anak-anak pemulung di Sekolah Kami termasuk ke dalam
kategori sedang terutama pada aspek kekuatan (strength). Hal ini
menggambarkan bahwa anak-anak tersebut kurang memiliki kekuatan atas
keyakinan individu mengenai kemampuannya. Keyakinan yang lemah mudah
digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya,
keyakinan yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya,
meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang menunjang. Pengalaman yang
kurang menunjang ini lah yang menjadi pengaruh negatif responden untuk yakin
akan kemampuan yang mereka miliki. Kekuatan mengenai keyakinan yang mereka
miliki terhadap kemampuan dirinya berada di kategori sedang yaitu sebanyak
28.18% dimana dua aspek lainnya berada pada di kategori tinggi. Berdasarkan
aspek level anak pemulung di Sekolah Kami berada pada garis kontinum tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki derajat kesulitan tugas yang
tinggi dimana mereka mampu mengerjakan tugas-tugas yang sulit. |
DISKUSI |
-Masih
terdapat pandangan dan penilaian reseponden yang negatif dalam menilai
dirinya sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kekuatan atas
keyakinan mereka mengenai kemampuan diri yang mereka miliki, dimana sebagian
besar dari mereka belum percaya akan potensi dirinya sehingga keyakinan
mereka mudah tergoyahkan akibat pengalaman-pengalaman yang kurang mendukung.
Pengalaman-pengalaman tersebut bisa berasal dari pengalaman pribadi individu
maupun pengalaman orang lain. -Memberikan
ide-ide baru dan memperkaya konsep praktik pekerjaan sosial khususnya dalam
kajian anak, bagi pihak sekolah dan mahasiswa untuk memperoleh gambaran
keilmuan tentang self-efficacy anak pemulung. -Memberikan
sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang berkompeten yaitu Pemerintah untuk
memperhatikan kondisi anak-anak pemulung dalam peningkatan self-efficacy
anak-anak pemulung tersebut. |
0 komentar:
Posting Komentar