27.11.22

MERINGKAS JURNAL PENELITIAN PENDAHULUAN SEBAGAI REFRENSI PENELITIAN SSK PIO

 


YANSES KALA’ IRI’ (19310410046)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2022 

TOPIK

Self-efficacy pada anak pemulung

SUMBER

Azanie, S. D., Marwanti, T. M. & Heryana, W. (2020). Self efficacy Anak Pemulung Di Sekolah Kami Kelurahan Bintara Jaya Kecamatan Bekasi Selatan. Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial. 19 (2), 231-239.

PERMASALAHAN

    Tinggal di tengah pemukiman pemulung menyebabkan tidak adanya figure yang dapat dijadikan panutan terutama dalam perihal pendidikan. Menurut guru di Sekolah Kami, banyak dari mereka yang berhenti sekolah karena memilih untuk bekerja. Ada lebih dari 10 siswa lakilaki dan perempuan yang memilih untuk jadi pengamen atau pembantu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan. Tidak jarang juga mereka melakukan tindak kriminalitas, seperti mencuri. Selain itu, menurut guru disana sudah ada 2 kasus mengenai anak-anak yang melakukan pergaulan bebas sehingga mereka harus putus sekolah karena menerima dampak dari perbuatannya tersebut, yaitu hamil di luar nikah.

    Menurut hasil wawancara pada saat pra lapangan, terdapat beberapa anak-anak yang bersekolah di Sekolah Kami maupun yang sudah lulus memiliki tingkat kepercayaan akan kemampuan dirinya yang cukup baik. Dilihat dari beberapa alumni yang sudah mampu bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan swasta dan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pemulung untuk membantu orang tuanya. Selain itu, menurut salah satu guru, anak-anak yang bersekolah di Sekolah Kami pun memiliki cita-cita yang tinggi dan memiliki kemauan yang sangat besar untuk keluar dari kondisi kehidupannya yang sekarang.

TUJUAN PENELITIAN

    Memperoleh gambaran secara umum mengenai self-efficacy anak pemulung di seokolah kami yang mencakup level (tingkat), strength (kekuatan), dan generality (generalisasi).

ISI

    Menurut Bandura (1997) selfefficacy adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Menurut Bandura (1997) self-efficacy pada diri tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi. Berikut adalah tiga dimensi tersebut, yaitu: Tingkat (Level) Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu merasa mampu untuk melakukannya, Kekuatan (Strength) Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan individu mengenai kemampuannya, Generalisasi (Generality) Dimensi ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya.

    Berikut dapat diuraikan pembahasan hasil penelitian self-efficacy pada anak pemulung di Sekolah Kami yang terdiri dari analisis masalah dari setiap aspek, analisis kebutuhan, dan identifikasi sistem sumber sebagai berikut.

-Self-efficacy berdasarkan aspek level, Hasil perhitungan skor dalam penelitian menunjukkan bahwa pada aspek level memiliki hasil total skor dari 19 item pertanyaan yang diperoleh berjumlah 3.352. Hasil perolehan total skor tersebut menunjukkan bahwa self-efficacy berdasarkan aspek level anak pemulung di Sekolah Kami berada pada garis kontinum tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki derajat kesulitan tugas yang tinggi dimana mereka mampu mengerjakan tugas-tugas yang sulit.

-Self-efficacy berdasarkan aspek strength, Hasil perhitungan skor dalam penelitian menunjukkan bahwa pada aspek strength memiliki hasil total skor dari 9 pernyataan yang diperoleh berjumlah 1.605. Hasil perolehan total skor tersebut menunjukkan bahwa self-efficacy berdasarkan aspek strength anak pemulung di Sekolah Kami berada pada garis kontinum dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kekuatan dari keyakinan individu mengenai kemampuannya masih dalam taraf sedang.

-Self-efficacy berdasarkan aspek generality, Hasil perhitungan skor dalam penelitian menunjukkan bahwa pada aspek generality memiliki hasil total skor dari 4 pernyataan yang diperoleh berjumlah 739. Hasil perolehan total skor tersebut menunjukkan bahwa self-efficacy berdasarkan aspek generality anak pemulung di Sekolah Kami berada pada garis kontinum dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, baik pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.

 

METODE

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data dalam penelitian meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah sumber data yang berasal dari jawaban-jawaban yang diperoleh responden. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak pemulung di Sekolah Kami dari jenjang SMP dan SMA, guru dan tokoh masyarakat. Sumber data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan literatur-literatur yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian.

    Penentuan sumber data primer dalam penelitian ini menggunakan Teknik sensus. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara kuesioner (angket), observasi dan studi dokumentasi. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas muka (face validity). Pengujian reliabilitas atau keandalan alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini digunakan koefisien Alpha Cronbach. Teknik analisis data Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel. Teknik analisis data dihitung menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS), dengan mengelompokkan pernyataan sesuai dengan aspek yang diteliti yaitu level, strength dan generality.

HASIL

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum selfefficacy anak-anak pemulung di Sekolah Kami termasuk ke dalam kategori sedang terutama pada aspek kekuatan (strength). Hal ini menggambarkan bahwa anak-anak tersebut kurang memiliki kekuatan atas keyakinan individu mengenai kemampuannya. Keyakinan yang lemah mudah digoyahkan oleh pengalamanpengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, keyakinan yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya, meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang menunjang. Pengalaman yang kurang menunjang ini lah yang menjadi pengaruh negatif responden untuk yakin akan kemampuan yang mereka miliki.

    Kekuatan mengenai keyakinan yang mereka miliki terhadap kemampuan dirinya berada di kategori sedang yaitu sebanyak 28.18% dimana dua aspek lainnya berada pada di kategori tinggi. Berdasarkan aspek level anak pemulung di Sekolah Kami berada pada garis kontinum tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki derajat kesulitan tugas yang tinggi dimana mereka mampu mengerjakan tugas-tugas yang sulit.

DISKUSI

-Masih terdapat pandangan dan penilaian reseponden yang negatif dalam menilai dirinya sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat kekuatan atas keyakinan mereka mengenai kemampuan diri yang mereka miliki, dimana sebagian besar dari mereka belum percaya akan potensi dirinya sehingga keyakinan mereka mudah tergoyahkan akibat pengalaman-pengalaman yang kurang mendukung. Pengalaman-pengalaman tersebut bisa berasal dari pengalaman pribadi individu maupun pengalaman orang lain.

-Memberikan ide-ide baru dan memperkaya konsep praktik pekerjaan sosial khususnya dalam kajian anak, bagi pihak sekolah dan mahasiswa untuk memperoleh gambaran keilmuan tentang self-efficacy anak pemulung.

-Memberikan sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang berkompeten yaitu Pemerintah untuk memperhatikan kondisi anak-anak pemulung dalam peningkatan self-efficacy anak-anak pemulung tersebut.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar