Essay 2 Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu: Dr. Dra.
Arundati Shinta, MA
Di susun oleh: Inge Zukhruf
Warohmah (22310420041)
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
|
sumber |
https://www.youtube.com/watch?v=EEJpkEctSEA |
Ringkasam |
Memanjat,
membeku, merangkak, selama empat hari tiga malam demi sebuah kehidupan yang
lebih baik di masa depan. Di sebuah desa bernama Sangla di dekat sungai
Zanskar, India terletak di sebuah pegunungan Himalaya. Tempat itu berada di
ketinggia 4000 meter diatas permukaan laut, tempat dimana terdapat hamparan
es sejauh mata memandang. Terlihat luar biasa, spektakuler, cantik tapi
terkadang berbahaya. Di desa
itu terdapat anak-anak yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Salah
satunya Dorka gadis 12 tahun yang bercitacita untuk menjadi dokter sehingga
dia dapat menolong banyak pasien.dalam setahun terdapat waktu dua minggu
untuk liburan musim panas dan Sembilan bulan untuk kembali kekapung halaman
tanpa bertemu dengan keluarga. Tidak hanya Dorka ada bula dua anak laki-laki
lain yang mengikuti perjalanan panjang untuk mendapatkan sekolah. Bersama
dengan ayah masing masing mereka berenam menyusuri sungai es bersama selama empaat hari tinga malam.
Masing-masing dari ayah mereka membawa beban 30 kilogram perbekalan selama
perjalanan. Perjalanan sejauh 100 km berjalan diatas
permukaan es sungai yang hampir mencair membuat perjalanan ini sangat
berbahaya. Perjalanan di siang hari dimana terinya matahari dengan suhu 10
derajat celcius dan malam hari yang bisa turun hingga 30 derajat menambah
beban fisik pada tubuh anak-anak itu. Setiap satu jam perjalanan terdapat 10
menit istirahat dan satu kali isstirahat paanjang di malam hari, dengan tempo
yang seperti ini para ayag berharap tidak akan terlalu membebani fisik para
anak-anak. Ketika malam hari mereka akan memanjat teping untuk bermalam dan
istirahat menghindar dari aliran sungai yang berbahaya. Sesekali mereka juga
harus memanjat tebung ketika tidak ada es di pinggir sungar karena mencair. |
Permasalahan |
Jarak
tempuh yang sangat jauh untuk mendapat sebuah pendidikan demi masa depan yang
lebih baik. Selain waktu dan beban fisik kondisi ekstrem yang menyertainya.
Mereka berjuang mempertaruhkan nyawa selama perjalanan demi sebuah pendidikan
formal. |
Opini saya |
Perjalan
panjang dari sebuah desa yang bisa dibilang cukup pedalaman diatas pegunungan
yang tinggi dimana akses jalan yang sangat ektreem bahkan sampai
mempertaruhkan nyawa demi bersekolah dan mendapat ilmu pengetahuan. Anak-anak
itu mengorbankan banyak hal untuk menggapai mimpi dimasa depan. Seharusnya
kita meresa sangat bersyukur saat ini mampu bersekolah hingga perguruan
tinggi tanpa banyak hal yang di korbankan seperti mereka. Sehingga sepatutnya
kita harus belajar lebih rajin lagi milai dari sekarang. |
0 komentar:
Posting Komentar