MERINGKAS ARTIKEL DARI KORAN
ESSAY I
PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu |
: |
Dr. Dra. Arundati Shinta,
MA |
Nama |
: |
Zaen Isnaini Sabilla N |
NIM |
: |
22310420038 |
Fakultas |
: |
Psikologi |

Topik |
Peran
serta warga Baduy dalam menjaga kelestarian lingkungan dalam kesahajaan yang
bisa dijadikan contoh oleh para wisatawan ketika berkunjung di desa mereka
dengan menjaga kebersihan lingkungan, saling menghargai antar manusia serta
alam. Keterbukaan sebagai objek wisata tetapi tidak dengan perilaku membuang
sampah sembarangan serta tidak mengambil gambar/video di Baduy Dalam. |
Sumber |
Sulistyawaty,
A.R, Adri, A & Ditto A. (2022). “Healing” dalam kesahajaan Baduy. Kompas.
06 November, hal. 4. |
Ringkasan |
Pengalaman
otentik wisatawan di Kampung Baduy, dimana masyarakat Baduy masih memegang
teguh adat budaya yang diturunkan. Kesahajaan itu tercerminkan didalam, Pertama
wisatawan yang bermalam dirumah warga harus disuguhi makanan “subsidi” atau terkadang
mereka membawa bahan pangan untuk dimasak dan makan Bersama. Mulai dari alat
yang digunakan memasak, bahan makanan, makanan yang disajikan masih
tradisional. Kedua, tarif retribusi di pintu masuk Rp.5.000 per orang, masuk
ke pendapatan asli Desa Kenakes, salah satunya digunakan untuk menyokong
perayaan adat Masyarakat Baduy. Tidak ada tarif khusus bagi wisatawan yang
berkunjung dan menginap, bagi yang ingin memberikan sekedarnya sebagai
pengganti bahan pangan yang dinikmati dipersilahkan misalnya untuk
serombongan memberikan Rp.25.000, tetapi ada juga tamu yang melenggang begitu
saja. Memiliki kepercayaan bahwa kebaikan harus terus dilakukan (eksplisit
karma). Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan, menghargai antar manusia serta
alam. Dalam hal ini sampah plastic, dimana dirumah warga Baduy banyak yang
menjajakan minuman dalam kemasan botol plastic dan aneka camilan berbungkus
plastik yang dibawa wisatawan masuk. Wisatawan masih membuang sampah plastik
sembarangan padahal sudah tersedia karung untuk sampah plastic didepan setiap
rumah warga. Uang retribusi salah satunya digunakan untuk para pemuda Baduy
yang setiap minggu mengangkut tumpukan sampah plastic dari setiap kampung.
Dalam setahun terkumpul 70 karung sampah platik dari satu Kampung, proses pengangkutan
membutuhkan biaya Rp1,5 juta. Seperti alam yang terbuka untuk memberi
kehidupan, objek wisata terbuka tetapi bukan untuk perilaku membuang sampah
sembarangan, mengambil foto, video di Baduy Dalam. |
Permasalahan |
Kesenjangan perilaku menjaga alam dan perilaku manusia modern. Subsidi makanan wisatawan ditanggung warga Baduy. Kebiasaan numpang makan yang sudah biasa tanpa mempedulikan keterbatasan warga yang pendapatan utama mereka berladang. Cuaca hujan terus menerus menyebabkan gagal panen dua tahun terakhir sehingga pendapatan penjualan buah dari ladang sangat seret. Warga Baduy mulai terbiasa dengan plastik, kemudian perilaku wisatawan yang membuang sampah sembarangan serta menumpuknya sampah plastic yang menimbulkan kerugian dan pencemaran lingkungan. Seharusnya wisatawan berperilaku sesuai aturan yang telah ditetapkan dan berlaku di Baduy. Perilaku wistawan menghargai warga dengan memberikan uang sepantasnya pengganti bahan pangan yang dinikmati. Perilaku membuang sampah pada tempatany seperti yang telah dicontohkan warga Baduy. |
Opini Saya |
·
Approach-approach
conflict. Saling
menjaga dan menghargai antaramanusia serta alam. Dimana warga terbantu dengan
pergerakan perekonomian dari wisatawan yang datang. Sedangkan wisatwan, dapat
menikmati keberadaan alam terbuka sebagai tempat melepas lelah. Tetapi alam
terbuka perlu dijaga kelestarian lingkungannya dengan mengikuti aturan yang
berlaku di tempat tersebut, seperti membuang sampah plastik pada tempatnya.
Dan menghargai individu yang menetap dilingkungan daerah tersebut, salah
satunya dengan memberikan imbal jasa/uang pengganti bahan pangan yang layak
bagi wisatawan yang menumpang dirumah warga. ·
Warga
Baduy perlu positive reinforcement, mulai membiasakan kembali tanpa
plastik/mengurangi penggunaan plastik. |
0 komentar:
Posting Komentar