Mengubah Barang Bekas Pakai Menjadi Bernilai
Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan
Septi Ambarwati (21310410117)
Dosen pengampu : Dr. Arundanti Shinta
Pencemaran lingkungan diakibatkan oleh
peningkatan jumlah penduduk, kegiatan eksploitasi alam yang tidak terkendali
dan merebahkan sektor industri penghasil limbah organik maupun limbah non organik.
Isu pencemaran lingkungan ini menjadi keprihatinan masyarakat seluruh dunia,
karena berdampak global. Tidak hanya satu wilayah saja tapi menyeluruh di bumi tempat
manusia hidup. Permasalahan pelik tentang limbah dan
sampah ini menjadi perhatian serius. Seluruh masyarakat yang peduli tentang
lingkungan berlomba-lomba untuk ikut bergerak mengurangi dampak sampah. Usaha yang
dilakukan mulai dari kesadaran setiap individu tentang pentingnya menjaga lingkungan,
misalnya dengan melakukan pengolahan sampah serta usaha untuk mengurangi limbaha.
Akan tetapi tetap saja gaya hidup ramah lingkungan tidak menjamin permasalahan
ini akan teratasi.
Ada fakta menarik tentang sampah ini, sebagian
besar masyarakat fokus pada pegolahan sampah plastik dan jenis sampah lain yang
sulit terurai. Padahal hampir 20% limbah produksi global berasal dari sektor tekstil
dan pakaian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) limbah adalah sisa
proses produksi; atau bahan yg tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian seperti pabrik
mencemarkan air di daerah sekitarnya, barang rusak atau cacat di proses
produksi. Sedangkan kain menurut KBBI kain adalah barang yang ditenun dari
benan.
Berdasarkan pengertian tersebut bisa
disimpulkan bahwa limbah kain adalah limbah yang berasal dari sisa kain yang
bersumber dari proses industri kecil maupun besar. Contohnya bisa berupa sisa
pemotongan, pewarnaan, pengemasan dan juga pakaian-pakaian bekas yang tidak
terpakai. Limbah ini sering dianggap sebelah mata karena tidak berpotensi
mencemari lingkungan dan tidak memiliki manfaat. Oleh sebab itu perlu dilakukan
usaha untuk mengurangi limbah pakaian ini. Salah satu caranya yaitu merubah
pakaian bekas menjadi barang yang lebih bernilai, seperti pembuatan pembalut
kain ramah lingkungan dan keset dari kaos bekas. Ide tersebut membuat saya berinisiatif
untuk merancang tiga kegiatan bersama ibu-ibu di wilayah tempat tinggal,
tepatnya di desa Kragilan Sidomoyo Godean. Kegiatan dilaksanakan di Taman Baca
Masyarakat Tumbuh Kragilan. Selain mengolah bekas pakaian juga kegiatan membuat
bunga sabun.
Adapun teknis kegiatannya yaitu Penyuluhan dan
Pelatihan Pembuatan Peka Pembalut Kain Ramah Lingkungan Bersama
Ibu Siti Aminah, S.Sos.I, M.Si. Seluruh peserta dilatih membuat pembalut kain
ramah lingkungan. Kegiatan ini diprakarsai oleh Ibu Septi Ambarwati dengan
tujuan membuka wawasan Ibu-ibu agar peduli dengan lingkungan dengan beralih
dari penggunaan pembalut kemasan ke pembalut kain.
Kegiatan kedua yaitu Pembautan Keset
dari Kaos Bekas. Cara membuat keset dari bahan kaos bekas sangat mudah dan tidak
ribet. Selain itu murah meriah dan hasilnya sanagat bermanfaat. Setiap peserta
yang akan mengikuti kegiatan ini sebelumnya diwajibkan membawa alat dan bahan
sendiri, yaitu berupa kaos bekas yang sudah tidak terpakai, gunting, jarum dan
benang. Untuk warna dan ukuran keset kaos bekas bisa disesuaikan selera
masing-masing. Jika keset berukuran lebar maka diperlukan kaos bekas lebih
banyak, sebaliknya jika ukuran kecil maka bahan kaosnya juga lebih sedikit.
Kegiatan ketiga adalah pembuatan bunga
dari bahan sabun batang. Sabun bisa sisa sabun atau sabun baru. Bahan-bahannya
sabun mandi, lem, tepung dan air. Ketiga bahan dicampur jadi satu adonan dan
diberi warna, kemudian dibentuk sesusai selera. Setelah jadi bisa dikumpulkan di
vas bunga, bisa dijadikan hiasan ruangan sekaligus pengharum ruangan.
Langkah kecil yang dilakukan bersama
ibu-ibu, harapannya bisa menjadi inspirasi agar bisa ikut berperan aktif mengurangi
sampah, limbah pakaian, dan bahan bekas pakai. Selain itu bisa menambah
wawasan dan keterampilan agar bisa produktif dan bijak dalam upaya peduli
terhadap lingkungan. Pembalut kain, Keset kaos bekas, dan bunga sabun ini juga
bernilai ekonomis, bisa dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Daftar
Pustaka
Kamus
Besar Bahasa Indonesia.__
Damanhuri
T. dkk. Limbah Padat. Bandung. 1995
Suprihatin,
Agung, Dwi Prihanto dan Michel Gelbert.1996. Sampah dan Pengelolaannya. Malang:
PPPGT / VEDC
0 komentar:
Posting Komentar