30.11.22

LAPORAN KULIAH LAPANGAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN TPS 3R RANDU ALAS

 

LAPORAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

DI TPS RANDU ALAS

Nama : Dhika Putra Utama

Nim : 22310420043

Kelas : Reguler

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA





                 Kuliah lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2022, bertempat di TPS 3R  Randu Alas, Dusun Candikarang RT 03/RW 09 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Kota Yogyakarta memiliki banyak TPS tetapi yang menerapkan proses 3R hanya ada di beberapa tempat, salah satunya di TPS Randu Alas. Perlu diketahui terlebih dahulu apa itu sistem 3R, timbunan sampah dipilah terlebih dahulu, dikategorikan berdasarkan jenis sampahnya untuk dimanfaatkan kembali (reuse), didaur ulang (recycle), sehingga mereduksi (reduce) besaran timbulan sampah. Residu yang terkumpul diangkut menuju Tempat Penampungan Sementara (TPS).

                Sebelum TPS 3R Randu Alas dibentuk, mula-mulanya adalah tempat pembuangan sampah secara liar yang dilakukan oleh warga setempat. TPS 3R Randu Alas merupakan termasuk TPS 3R yang sudah beroperasi sekitar 5-6 tahunan yang terletak didusun Candikarang desa Sardonoharjo kecamatan Ngaglik kabupaten Sleman provinsi Yogyakarta. Rencana pengguna atau kapasitas yang akan menggunakan jasa pengelola TPS 3R mampu melayani sekitar 200KK.

                Tidak mudah untuk bekerja dalam bidang sampah, dikarenakan setiap hari harus bergelut dengan sampah dan tentunya kuman juga bakteri. Salah satu yang terparah ialah ketika terkena tusuk sate, karena bisa mengakibatkan luka ditambah kebengkakan pada area yang terkena. Tentunya permasalahan mengenai sampah tidak hanya pada hal terebut tetapi juga lingkungan yang kurang sadar, misalkan yang terjadi di TPS Randu Alas, masyarakat yang hanya rajin ketika awal dimulai selebihnya mereka bertindak seperti biasa. Tindakan tersebut seperti menyepelekan meskipun masyarakat telah membayar uang sampah tetapi juga harus lebih menghargai agar sosialisasi yang dilakukan tidak percumah dan dapat berguna. Pekerja yang bekerja di TPS Randu Alas mendapatkan penghasilan mencapai Rp 1.500.000 dan bisa lebih dari itu, mendapatkan biaya BPJS yang dicover oleh LH.  

                Di TPS tersebut terdapat budidaya Magot, magot yang berasal dari sisa makanan warga yang tersisa. Magot tersebut dijakan sebagai pengurai sampah organik, lalu magot tersebut digunakan pakan alternatif untuk Lele, ayam dan unggas lainnya. Selain magot disini juga bisa memproduksi pupuk kompos dan diolah oleh mol eco enzym, serta masa pembuatan kompos sekitar 40 hari. Hasil dari pembuatan tersebut dijual kepada warga sekitar dan juga disetorkan pada Dinas Lingkungan Hidup sebagai pupuk di taman kota. Ada juga sampah yang belum bisa tertangani seperti, lampi bohlam, pempers, dan pembalut. Disini pekerja berharap mendapatkan bantuan dari pihak pemerintahan agar sampah tersebut dapat teratasi.




0 komentar:

Posting Komentar