29.11.22

laporan Di TPS RANDU ALAS oleh Mustika Febriani

 

LAPORAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

DI TPS RANDU ALAS

Nama : Mustika Febriani 

Nim : 21310410004

Prodi : Psikologi SJ 

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA







 

 

TPS Randu alas merupakan tempat pengolahan sampah yang terletak di Candikarang RT03 , RW 05 Sardonoharjo , Ngaglik , Sleman , Yogyakarta.

Jogja memiliki beberapa TPA yang memang benar – benar sudah overload yang memiliki pusat dipiyungan namun sekarang sudah tutup , dikarenakan adanya demo dari warga sekitar .

Karena TPA tersebut ditutup sampah – sampah pun berserakan di jalan dan membuat kesan di jogja menjadi kotor dan tidak nyaman untuk dilihat .

Awal mula sebelum tps tersebut dibentuk, tempat itu merupakan tempat pembuangan sampah secara liar dan membuat warga resah dan warga meminta kepada pemerintah untuk memberikan izin membentuk tps randu alas .

TPS Randu alas memiliki kapasitas awal 200 KK dan sekarang mencapai 350 KK, TPS ini semoga menjadi tumpuan atau harapan pemerintahan .

Pada hari Senin , 8 November 2022 saya mendatangi TPS tersebut Bersama Dosen dan Teman – teman satu fakultas untuk mengikuti kegiatan dan melihat secara langsung tempat pengelolaan sampah disana .

Resiko besar seperti terkena tusuk sate yang seringkali melukai pekerja mengakibatkan bengkak dan infeksi membuat TPS juga susah untuk merekrut orang , sehingga SDM disini hanya 6 orang .

Fasilitas tenaga kerja ada gaji pokok min. 1,5 juta dan sudah mendapat BPJS  yang dicover oleh LH

Setelah itu kami diajak bapak selaku wakil ketua TPS untuk diajak berkeliling melihat area TPS tersebut , disana kita dijelaskan untuk pengolahan sampah dibedakan menjadi 2 yaitu organik dan anorganik untuk kemudian diolah kembali menggunakan sistem 3R.

Kami melihat proses pemilahan sampah , dibagi di beberapa bagian disana terdapat tempat tempatnya sendiri seperti sampah kertas disendirikan , sampah plastik dan yang lain . dan limbah buah yang didapat dari toko buah difermentasi menggunakan bis besar dan dijadikan POC dan pupuk padat , setelah yang cair diambil kemudian sisa nya di olah menjadi pupuk padat.

Pupuk dari buah itu lebih bagus untuk digunakan .

TPS ini juga melakukan budidaya magot , makanan magot adalah sisa – sisa makanandari pelanggan TPS .

Inovasi disini dengan bioveksi dengan magot bisa dijadikan pelet bisa juga dikeringkan untuk makan unggas . namun di TPS ini magot digunakan untuk makan lele karena disini juga membudidayakan lele. Selain magot TPS disini mengolah sampah menjadi Kompos , masa pengomposan 40 hari menggunakan bakteri mol ecoenzym yang juga dibuat sendiri . produk kompos disini ditawarkan kepad warga untuk di manfaatkan namun jika tidak terserap oleh warga pupuk kompos tersebut disetor ke dinas LH untuk dibeli dan dijadikan pupuk untuk taman kota .

Disini juga dijelaskan untuk masalah sampah anorganik yang belum tertangani adalah B3 sampai sekarang belum ada tindakan atau langkah untuk mengatasi seperti lampu – lampu bohlam,baterai ataupun pampers .

Selain itu tingkat kesadaran masyarakat yang rendah untuk memilah sampah , mereka sudah merasa membayar dan mereka mencampur semua sampah padahal sudah diberi tahu untuk memilah sampah sebelum diambil oleh petugas .

Pada intinya sampah bisa menjadi musibah atau menjadi berkah tergantung penangannya .

0 komentar:

Posting Komentar