9.11.22

Kreatifitas Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah

 

ESSAY UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Nama : Inge Zukhruf Warohmah

Nim : 22310410041

Prodi : Psikologi reguler

Dosen Pengampu : Dr. Dra Arundati Shinta, MA

 

Limbah atau sampah merupakan permasalahan yang ada hampir disetiap daerah. Dimana ada manusia disana aka nada limbah atau sampah pula yang di hasilkan. Sampah atau limbah yang menumpuk mengakibatkan terjadinya permasalahan sosial seperti banjir, pencemaran dan rusaknya lapisan tanah. Sebagian orang akan menutup mata dan tidak peduli terhadap permasalahan ekologis, mereka menghasilkan sampah setiap hari tetapi kurang memperhatikan pengolahan sampah tersebut sehingga sampah makin lama makin menumpuk dan menjadi permasalahan social.  Secara umum limbah terbagi menjadi 2 jenis yaitu limbah yang dapat terurai atau limbah organik dan limbah yang tidak dapat terurai atau anorganik. Pengolahan limbah organic sangat mudah dilakukan bahkan untuk tingkat perumahan. Setiap orang dapat mengolah limbah organiknya sendiri.

Menurut Yulianti (2019),Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) merupakan program untuk merubah perilaku dan pemahaman terhadap sampah yang dilontarkan oleh Menteri KLH Bapak Rachmat Witoelar di Ciroyom Bandung pada tanggal 9 September 2006. Program ini merupakan salah satu cara merubah perilaku masyarakat dalam memilah-milah sampah dimulai dari rumah tangga dan sektor-sektor informal. Banyak sekali upaya pemerintah maupun relawan yang peduli terkait permasalahan sampah di Indonesia.

Di Indonesia seluruh anggota keluarga terutama ibu atau perempuan  merupakan pihak yang sangat memungkinkan untuk diajak turut serta memperhatikan kesehatan dan keindahan lingkungan khususnya pengelolaan sampah rumah tangga. Hal ini tidak luput dari peran perempuan dalam rumah tangga. Dimana kebanyakan perempuan mengurus kebutuhan rumah tangga dari mulai membeli kebutuhan tersebut hingga menjadi sampah dan yang nantinya akan mengolah sampah itu juga.

Perempuan di setiap rumah tangga dapat mengolah sampah organik secara konvensional seperti menimbunya begitu saja di pekarangan rumah. Terutama untuk sampah organik kering. Walaupun kita bisa membakarnya tatapi itu menyalahi undang-undang dan mencemari lingkungan. Metode ini hanya berlaku di di desa atau sebagian kota yang memiliki lahan atau pekarangan rumah yang terbuka saja. Biasanya masyarakat kota jika memiliki lahan sempit dan ditanami pohon perindang sekalipun tanahnya di paving blok sehingga lahan terbuka juga sulit didapatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat pilihan solusi yaitu mengolah sampah daun kering menjadi pupuk atau kompos. Cara ini sangat menghemat biaya dan memiliki hasil atau manfaat hasil olahan yang sangat berguna. Proses pengolahanya pun cukup mudah hanya saja memang butuh waktu lama untuk mengolahnya hingga menjadi kompos yang baik di gunakan.

Pengolahan sampah dapur seperti kulit buah-buahan juga bisa untuk pembuatan eco enzyme bahan yang dibutuhkan juga sangat sederhana hanya kulit buah yang di potong keci-kecil kemudia larutan air gula merah yang kemudian di campur dalam botol agar terjadi fermentasi dan menghasilkan bakteri pengurai. Menurut Dewi(2021 )Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi sampah organik yang memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga serta penyubur tanaman.

Pengolahan sampah anorgani memang masih menjadi kendala terbesar masyarakat Indonesia. Kebanyakan dari mereka memilih untuk tidak mengolah sampah tersebut dam langsung membuangnya ke TPA. Hal ini menjdi masalah baru lagi yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah dan overcapacity beberapa TPA yang ada di Indonesia. Sebagian dari kita telah menerapkan 3R tetapi prilaku ini masih sangat sedikit sekali yang mengaplikasikanya pada kediupan sehari-hari terutama pada tingkat rumah rumah tangga. Salah satu caranya adalah mengolah kembali barang bekas menjadi barang yang berguna. Contohnya seperti baju yang telah using. Kita dapat mengolah baju lama yang warnanya telah pudar menjadi beberapa kerajinan tangan missal seperti celana jins menjadi punch atau seprei yang berlubang di jahit kembali menjadi sarung bantal dan guling bisa juga tempat pensil atau kerajinan tangan lainya. Denga pengolahan limbah atau sampah tersebut dapan memperkaya kreatifitas perempuan dalam menangani sampah terutama sampah rumah tangga yang kita hasilkan setiap hari.





Daftar Pustaka

Yuliati, Uci.” Analisis Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Pada Masyarakat Kota Batu) Analysis Of The Role Of Women In Managing Household Waste (Study In The Community Of Batu City)”. Jurnal Perempuan dan Anak (JPA), Vol 2, No. 1, February 2019:Hal. 39-46 39.

0 komentar:

Posting Komentar