ESSAY
UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Nama
: Inge Zukhruf Warohmah
Nim
: 22310410041
Prodi
: Psikologi reguler
Dosen
Pengampu : Dr. Dra Arundati Shinta, MA
Limbah atau sampah merupakan permasalahan yang ada hampir disetiap
daerah. Dimana ada manusia disana aka nada limbah atau sampah pula yang di
hasilkan. Sampah atau limbah yang menumpuk mengakibatkan terjadinya
permasalahan sosial seperti banjir, pencemaran dan rusaknya lapisan tanah.
Sebagian orang akan menutup mata dan tidak peduli terhadap permasalahan
ekologis, mereka menghasilkan sampah setiap hari tetapi kurang memperhatikan
pengolahan sampah tersebut sehingga sampah makin lama makin menumpuk dan
menjadi permasalahan social. Secara umum
limbah terbagi menjadi 2 jenis yaitu limbah yang dapat terurai atau limbah organik
dan limbah yang tidak dapat terurai atau anorganik. Pengolahan limbah organic sangat
mudah dilakukan bahkan untuk tingkat perumahan. Setiap orang dapat mengolah
limbah organiknya sendiri.
Menurut Yulianti (2019),Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
merupakan program untuk merubah perilaku dan pemahaman terhadap sampah yang
dilontarkan oleh Menteri KLH Bapak Rachmat Witoelar di Ciroyom Bandung pada
tanggal 9 September 2006. Program ini merupakan salah satu cara merubah
perilaku masyarakat dalam memilah-milah sampah dimulai dari rumah tangga dan
sektor-sektor informal. Banyak sekali upaya pemerintah maupun relawan yang
peduli terkait permasalahan sampah di Indonesia.
Di Indonesia seluruh anggota keluarga terutama ibu atau
perempuan merupakan pihak yang sangat
memungkinkan untuk diajak turut serta memperhatikan kesehatan dan keindahan
lingkungan khususnya pengelolaan sampah rumah tangga. Hal ini tidak luput dari
peran perempuan dalam rumah tangga. Dimana kebanyakan perempuan mengurus
kebutuhan rumah tangga dari mulai membeli kebutuhan tersebut hingga menjadi
sampah dan yang nantinya akan mengolah sampah itu juga.
Perempuan di setiap rumah tangga dapat mengolah sampah organik
secara konvensional seperti menimbunya begitu saja di pekarangan rumah. Terutama
untuk sampah organik kering. Walaupun kita bisa membakarnya tatapi itu
menyalahi undang-undang dan mencemari lingkungan. Metode ini hanya berlaku di
di desa atau sebagian kota yang memiliki lahan atau pekarangan rumah yang
terbuka saja. Biasanya masyarakat kota jika memiliki lahan sempit dan ditanami
pohon perindang sekalipun tanahnya di paving blok sehingga lahan terbuka juga
sulit didapatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat pilihan solusi
yaitu mengolah sampah daun kering menjadi pupuk atau kompos. Cara ini sangat
menghemat biaya dan memiliki hasil atau manfaat hasil olahan yang sangat
berguna. Proses pengolahanya pun cukup mudah hanya saja memang butuh waktu lama
untuk mengolahnya hingga menjadi kompos yang baik di gunakan.
Pengolahan sampah dapur seperti kulit buah-buahan juga bisa
untuk pembuatan eco enzyme bahan yang
dibutuhkan juga sangat sederhana hanya kulit buah yang di potong keci-kecil
kemudia larutan air gula merah yang kemudian di campur dalam botol agar terjadi
fermentasi dan menghasilkan bakteri pengurai. Menurut Dewi(2021 )Eco enzyme merupakan cairan hasil
fermentasi sampah organik yang memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai
pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga serta penyubur
tanaman.
Pengolahan sampah anorgani memang masih menjadi kendala
terbesar masyarakat Indonesia. Kebanyakan dari mereka memilih untuk tidak
mengolah sampah tersebut dam langsung membuangnya ke TPA. Hal ini menjdi
masalah baru lagi yang ditimbulkan akibat penumpukan sampah dan overcapacity
beberapa TPA yang ada di Indonesia. Sebagian dari kita telah menerapkan 3R
tetapi prilaku ini masih sangat sedikit sekali yang mengaplikasikanya pada
kediupan sehari-hari terutama pada tingkat rumah rumah tangga. Salah satu
caranya adalah mengolah kembali barang bekas menjadi barang yang berguna. Contohnya
seperti baju yang telah using. Kita dapat mengolah baju lama yang warnanya
telah pudar menjadi beberapa kerajinan tangan missal seperti celana jins
menjadi punch atau seprei yang berlubang di jahit kembali menjadi sarung bantal
dan guling bisa juga tempat pensil atau kerajinan tangan lainya. Denga pengolahan
limbah atau sampah tersebut dapan memperkaya kreatifitas perempuan dalam
menangani sampah terutama sampah rumah tangga yang kita hasilkan setiap hari.
Daftar Pustaka
Yuliati, Uci.” Analisis Peran Perempuan Dalam Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga (Studi Pada Masyarakat Kota Batu) Analysis Of The Role Of
Women In Managing Household Waste (Study In The Community Of Batu City)”. Jurnal
Perempuan dan Anak (JPA), Vol 2, No. 1, February 2019:Hal. 39-46 39.
0 komentar:
Posting Komentar