11.11.22

IBU PENDIDIK UTAMA

 

IBU

UJIAN TENGAH SEMESTER

Psikologi Inovasi

 Maria Eventia Claudia Ponomban

21310420021





Membahas mengenai perempuan dalam pendidikan inspiratif tentunya sosok Ibu yang terlintas langsung dibenak saya. Menjadi Ibu bukan hal yang mudah menurut saya. Banyak orang-orang besar lahir dan dirawat dengan baik oleh Ibunya. Ibu merupakan pendidik yang paling awal kita kenal mulai dari kita diajar jalan, berbicara dan kemudian bisa secara mandiri menjalani hidup kita ini.

Ibu merupakan sosok perempuan yang penuh kasih sayang. Ia dengan sabar mendampingi kita dan terus menerus memberikan kita pendidikan dasar mengenai kehidupan. Seiring berkembangnya dunia ini begitu banyak cara yang mendukung para ibu untuk terus memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Pendidikan inspiratif merupakan langkah awal perempuan-perempuan saling memberikan support satu sama lain.

Bersyukurlah bahwa adanya emansipasi wanita jadi kita tidak lagi mengalami keterpurukan akan pengetahuan. Pengetahuan akan pendidikan merupakan langkah utama yang memberi pengaruh besar pada segala aspek kehidupan. Perempuan dan pendidikan saling berkaitan kerana pendidikan pertama bagi anak-anak diperoleh dari seorang Ibu. Pendidikan bukan hanya kecerdasan melainkan menanamkan nilai budi pekerti.

Kartini merupakan salah satu tokoh perempuan di Indonesia yang memperjuangkan pendidikan untuk perempuan. Bagi dia pendidikan bukan untuk mempertajam akal, budi pekerti pun juga harus dipertinggi. Budi pengerti adalah penentu seseorang memiliki pendidikan yang baik atau tidak. Pendidikan bukan hanya diberikan melalui lembaga formal melainkan lembaga non formal yang berasal dari keluarga dan lingkungannya. Pendidikan non formal adalah yang utama terhadap perkembangan kepribadian anak. Karakter anak akan terbentuk berdasarkan didikan keluarga yang nantinya ini akan berlanjut pada generasi-generasi selanjutnya.

Tidak dipungkiri kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk perempuan masih sangat rendah. Masih banyak perempuan yang terjebak dalam faktor ekonomi yang membuat perempuan tidak memiliki kesempatan untuk merasakan dunia pendidikan. Selain itu, dalam dunia pekerjaan upah kerja yang diperoleh perempuan masih jauh dari yang diiharapkan. Hal-hal tersebut membuat perempuan kembali merenungkan nasibnya untuk terlibat dalam dunia kerja.

Perempuan masih saja mengalami diskriminasi, bahkan pelecehan. Problem pendidikan masih didominasi oleh budaya patriarki dan budaya yang ada di Indonesia yang dimana perempuan ditemptkan dalam subsistem di bawah laki-laki, hak-haknya dipinggirkan dan dikesampingkan. Seiring berkembangnya zaman tidak akan pernah perempuan menyamai pria. Perempuan akan tetap menjadi perempuan yang memiliki segala kemampuan, kewajiban dan kehebatannya yang semakin tangguh tetapi tetap sesuai kodratnya sebagai seprang perempuan.

Apapun status perempuan nantinya ia harus tetap menggali potensi yang dimiliki untuk di kembangkanyang kemudian menjadi sosok yang dapat menginspirasi banyak orang. Agar menjadi perempuan yang inspiratif kita tentunya harus berani mewujudkan mimpi-mimpi kita. Jangan jadikan keterbatasan menjadi penghalang dalam memberi inspiratif. Percaya diri juga menjadi modal dasar untuk mengembangkan diri karena keterbatasan hanya ada dalam pikiran kita yang dapat membuat kita membatasi diri. Belajar menjadi mandiri agar kita mudah kecewa atas kegagalan karena semakin banyak permasalahan semakin mampu mengembangkan kreativitas dalam diri kita.

Jadi, Ibu merupakan sosok yang terus berjuang untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ibu sosok yang mendidik bukan hanya secara formal melainkan non-formal. Menjadi ibu memang bukan hal yang mudah akan tetapi dengan adanya sosok Ibu melahirkan begitu banyak perempuan inspiratif. Pada akhirnya kehebatan perempuan bukan dilihat bagaimana ia menjaga kecantikannya bukan juga pada keberhasilan karirnya, melainkan bagaimana perempuan memiliki kehebatan,  keteguhannya dalam menjadi pribadi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungannya dan juga bagi perempuan-perempuan diluar sana yang membutuhkan dukungan.



“Jika anda mendidik seorang laki-laki berarti anda telah mendidik seorang person, tapi bila anda mendidik seorang perempuan berarti anda telah mendidik seluruh anggota keluarga.”




Perempuan dan Pendidikan: Implementasi Pemikiran Kartini | by Lingkaran Solidaritas | Jurnal Lingkaran Solidaritas | Medium

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar