9.11.22

GERAKAN KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN "PEREMPUAN INSPIRASI INDONESIA"

GERAKAN KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN

PEREMPUAN INSPIRASI INDONESIA

UJIAN TENGAH SEMESTER

Essay

                                      Dosen Pengampu        : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA

                                      Disusun Oleh              : Pin Gunita Sarasih (21310410074)

                                      Kelas                           : Karyawan SJ

                                      Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Foto 1 : Ibu Warsinem 61 tahun, conveyor sampah, 
dan keadaan sampah di TPS3 Pangggungharjo, Yogyakarta 

            Berbicara mengenai peranan perempuan dan lingkungan hidup adalah sebuah perpaduan interaksi yang indah antara kearifan kaum hawa dengan manfaat terbaik dari alam. Perempuan telah diakui memiliki peran yang setara dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Ekofenimisme merupakan cabang dari fenimisme yang menekankan pada lingkungan dan hubungan antara perempuan dan bumi sebagai dasar analisis dan praktis. Dalam essay ini penulis mendokumentasikan peranan perempuan dalam gerakan kepedulian terhadap lingkungan dengan 3 orang contoh perempuan inspiratif.

            Dalam dokumen pertama, penulis berada di TPS3 Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, yang merupakan sebuah bank sampah di bawah naungan BUMD Panggungharjo. Terlihat seorang ibu yang bernama ibu Warsinem, beliau berusia sekitar 61 tahun. TPS3 R Panggungharjo merupakan sebuah bank sampah, dimana sampah-sampah hasil dari setoran warga dikumpulkan yang nantinya akan dipilah sesuai dengan jenisnya. Kebanyakan karyawan yang berada di TPS3 R ini semuanya adalah laki-laki, namun tak lepas dari peranan perempuan yang bekerja di dalamnya. Seperti ibu Warsinem, semangat juang dalam bekerja dengan peduli terhadap lingkungan. Bersama suaminya, ibu Warsinem menggumpulkan sampah organik/sampah makanan rumah tangga yang dikumpulkan kedalam gerobak yang nantinya akan diantarkan ke TPS3 R.


            Foto pertama juga terdapat sebuah kondisi limbah/sampah dan juga mesin yang bernama conveyor. Mesin ini merupakan mesin pemilah sampah sesuai jenisnya. Ada berbagai macam jenis antara sampah organik dan non-organik. Bapak Waluyo, selaku penanggungjawab sampah non-organik, beliau menjelaskan bahwa sampah non-organik yang bisa didaur ulang dan yang tidak bisa didaur ulang. Untuk sampah yang bisa didaur ulang ada sekitar 21 item yang nantinya akan dipilah, sedangkan yang tidak bisa didaur ulang maka akan dibuatkan blok-blok.

Foto 2 : Ibu Nurul Hudaya, S.H., lewat karya Ecoprint

  Untuk foto selanjutnya adalah seorang ibu rumah tangga yang bernama ibu Nurul Hudaya, S.H., selain menjadi ibu rumah tangga, beliau juga merupakan salah satu anggota dari komunitas Ecoprint. Ecoprint merupakan teknik cetak alami yang mengambil warna dari daun, batang, hingga bunga dengan cara menempelkan langsung ke media seperti kertas, kain, clay, dan kayu.

            Berawal dari coba-coba, ditahun 2020 ibu Nurul mencoba membuat baju dengan bahan dasar atau karya dari daun, sempat vakum beberapa bulan kemudian mulai aktif kembali sampai sekarang. Ecoprint berasal dari dua kata yaitu "eco" dan "print". kata "eco" atau ekosistem dapat diartikan sebagai lingkungan hayati, dan "print" memiliki arti mencetak.

Pemanfaatan bahan alami untuk pembuatan ecoprint merupakan usaha yang mudah dikerjakan karena ecoprint memiliki keunggulan diantaranya yaitu ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia, dan proses pembuatannya mudah. Belum lama ini komunitas ecoprint ibu Nurul menyelenggarakan sebuah acara yaitu “Borobudur International Ecoprint Flag 2022” di kawasan candi Borobudur tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2022, bersama dengan senior/owner yang berasal dari Australia.

Foto 3 : Ibu Riski Kusuma, Rumah Kertas Amanah Jogja

            Kemudian, dalam foto 3, penulis berkunjung ke sebuah Rumah Kertas Amanah Jogja. Rumah Kertas Amanah Jogja merupakan Badan Usaha Mikro yang didirikan pada tanggal 22 Desember 2019. Terlihat seorang wanita yang bernama Ibu Riski Kusuma sedang melakukan penyobekan kertas yang nantinya akan didaur ulang.

Rumah Kertas Amanah Jogja dijalankan oleh bapak Fendi Purnomo yang merupakan suami dari ibu Riski. Berawal dari rasa peduli terhadap limbah kertas, daripada dibuang sia-sia, ibu Riski membantu suaminya dalam pengelolaan limbah kertas. Limbah kertas tersebut akan dikumpulkan dan diproses menjadi bubur kertas kemudian di daur ulang yang salah satunya menjadi kertas undangan.

Ketiga perempuan diatas dapat menjadi inspirasi untuk kita semua dalam upaya kepedulian terhadap pengelolaan limbah lingkungan. Sudah saatnya kita harus sadar dampak dari pembuangan limbah/sampah sembarangan dan lebih peduli terhadap lingkungan.

 Dokumen pendukung :

        

                                                

Daftar Pustaka :

https://rumahdaurulangkertasbekas.business.site/

https://www.lummoshop.co.id/blog/seluk-beluk-ecoprint-pengertian-dan-keuntungan-penggunaannya/



0 komentar:

Posting Komentar