GERAKAN
KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN
PEREMPUAN
INSPIRASI INDONESIA
UJIAN
TENGAH SEMESTER
Essay
Dosen
Pengampu : Dr. Dra. Arundati
Shinta, MA
Disusun
Oleh : Pin Gunita Sarasih
(21310410074)
Kelas
: Karyawan SJ
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Foto 1 : Ibu Warsinem 61 tahun, conveyor sampah, dan keadaan sampah di TPS3 Pangggungharjo, Yogyakarta |
Berbicara mengenai peranan perempuan
dan lingkungan hidup adalah sebuah perpaduan interaksi yang indah antara
kearifan kaum hawa dengan manfaat terbaik dari alam. Perempuan telah diakui
memiliki peran yang setara dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Ekofenimisme merupakan cabang dari fenimisme yang menekankan pada lingkungan
dan hubungan antara perempuan dan bumi sebagai dasar analisis dan praktis. Dalam
essay ini penulis mendokumentasikan peranan perempuan dalam gerakan kepedulian
terhadap lingkungan dengan 3 orang contoh perempuan inspiratif.
Dalam dokumen pertama, penulis
berada di TPS3 Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta, yang merupakan sebuah bank
sampah di bawah naungan BUMD Panggungharjo. Terlihat seorang ibu yang bernama
ibu Warsinem, beliau berusia sekitar 61 tahun. TPS3 R Panggungharjo merupakan
sebuah bank sampah, dimana sampah-sampah hasil dari setoran warga dikumpulkan yang
nantinya akan dipilah sesuai dengan jenisnya. Kebanyakan karyawan yang berada
di TPS3 R ini semuanya adalah laki-laki, namun tak lepas dari peranan perempuan
yang bekerja di dalamnya. Seperti ibu Warsinem, semangat juang dalam bekerja dengan
peduli terhadap lingkungan. Bersama suaminya, ibu Warsinem menggumpulkan sampah
organik/sampah makanan rumah tangga yang dikumpulkan kedalam gerobak yang
nantinya akan diantarkan ke TPS3 R.
Foto pertama juga terdapat sebuah kondisi limbah/sampah
dan juga mesin yang bernama conveyor. Mesin ini merupakan mesin pemilah
sampah sesuai jenisnya. Ada berbagai macam jenis antara sampah organik dan non-organik.
Bapak Waluyo, selaku penanggungjawab sampah non-organik, beliau menjelaskan
bahwa sampah non-organik yang bisa didaur ulang dan yang tidak bisa didaur ulang.
Untuk sampah yang bisa didaur ulang ada sekitar 21 item yang nantinya akan
dipilah, sedangkan yang tidak bisa didaur ulang maka akan dibuatkan blok-blok.
Foto 2 : Ibu Nurul Hudaya, S.H., lewat karya Ecoprint |
Untuk foto selanjutnya adalah seorang ibu
rumah tangga yang bernama ibu Nurul Hudaya, S.H., selain menjadi ibu rumah
tangga, beliau juga merupakan salah satu anggota dari komunitas Ecoprint.
Ecoprint merupakan teknik cetak alami yang mengambil warna dari daun,
batang, hingga bunga dengan cara menempelkan langsung ke media seperti kertas,
kain, clay, dan kayu.
Berawal dari coba-coba, ditahun 2020
ibu Nurul mencoba membuat baju dengan bahan dasar atau karya dari daun, sempat
vakum beberapa bulan kemudian mulai aktif kembali sampai sekarang. Ecoprint berasal dari dua kata yaitu "eco" dan "print". kata "eco" atau ekosistem dapat diartikan sebagai lingkungan hayati, dan "print" memiliki arti mencetak.
Pemanfaatan bahan alami untuk pembuatan ecoprint merupakan usaha yang mudah dikerjakan karena ecoprint memiliki keunggulan diantaranya yaitu ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia, dan proses pembuatannya mudah. Belum lama ini komunitas ecoprint ibu Nurul menyelenggarakan sebuah acara yaitu “Borobudur International Ecoprint Flag 2022” di kawasan candi Borobudur tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2022, bersama dengan senior/owner yang berasal dari Australia.
Foto 3 : Ibu Riski Kusuma, Rumah Kertas Amanah Jogja |
Kemudian, dalam foto 3, penulis berkunjung ke sebuah Rumah Kertas Amanah Jogja. Rumah Kertas Amanah Jogja merupakan Badan Usaha Mikro yang didirikan pada tanggal 22 Desember 2019. Terlihat seorang wanita yang bernama Ibu Riski Kusuma sedang melakukan penyobekan kertas yang nantinya akan didaur ulang.
Rumah
Kertas Amanah Jogja dijalankan oleh bapak Fendi Purnomo yang merupakan suami
dari ibu Riski. Berawal dari rasa peduli terhadap limbah kertas, daripada
dibuang sia-sia, ibu Riski membantu suaminya dalam pengelolaan limbah kertas. Limbah
kertas tersebut akan dikumpulkan dan diproses menjadi bubur kertas kemudian di
daur ulang yang salah satunya menjadi kertas undangan.
Ketiga
perempuan diatas dapat menjadi inspirasi untuk kita semua dalam upaya kepedulian
terhadap pengelolaan limbah lingkungan. Sudah saatnya kita harus sadar dampak dari
pembuangan limbah/sampah sembarangan dan lebih peduli terhadap lingkungan.
Dokumen pendukung :
Daftar
Pustaka :
https://rumahdaurulangkertasbekas.business.site/
https://www.lummoshop.co.id/blog/seluk-beluk-ecoprint-pengertian-dan-keuntungan-penggunaannya/
0 komentar:
Posting Komentar