28.10.22

WEEKEND FOR MAKE ECO ENZYME

 LAPORAN KULIAH LAPANGAN 

MATA KULIAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN


MARIA EVENTIA CLAUDIA PONOMBAN

21310420021

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS 45 YOGYAKARTA


        Ketika kita mengolah suatu makanan sering kali bahan baku yang kita gunakan ada beberapa bagian yang tidak kita gunakan. Bagian-bagian tersebut bisa saja berupa plastic, kulit ataupun bagian dari bahan baku yang tidak layak untuk kita gunakan. Contohnya begini, kita mau masak tempe ataupun mau membuat jus buah tentunya kita hanya memerlukan tempe dan buah-buahan saja untuk diolah. Sedangkan ketika kita membeli bahan baku tersebut buah-buahan masih terbalut olehkulitnya begitu juga tempe ada yang dibungkus oleh plastic ada juga yang dibungkus oleh daun pisang. Daun pisang dan kulit dari buah-buahan tersebut menjadi sampah dapur yang sering kali kita sepelehkan dan langsung membuangnya. 

        Ketidak tahuan kita terhadap pengolahan sampah membuat kita memproduksi sampah secara terus-menerus. Oleh sebab itu muncul banyak pemerhati lingkungan yang menyuarakan tentang pengolahan limbah rumah tangga. Salah gerakan untuk mengolah sampah dapur yaitu dengan membuat eco enzyme. Kenapa eco enzyme? Karena setiap rumah tangga tentunya memproduksi limbah organic yang berupa limbah buah dan sayuran. 

        Eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari limbah dapur organic yang dicampurkan oleh gula dan air dengan perbangingan 3:1:10. Proses fermentasi terjadi selama 3 bulan untuk daerah tropis dan 6 bulan untuk daerah subtropics. Pada kuliah lapangan saya dan beberapa teman diajarkan untuk membuat takaran eco enzyme sebanyak 2700gr. Dimana perbandingannya 3:1:10. 

 

3 untuk banyaknya kulit buah yang sudah dipotong kecil-kecil sebanyak 810gr. Lebih bagus menggunakan kulit jeruk karena banyak mengandung atioksidan. Kulit atau sayurnya tidak dimasak dan tidak mengandung minyak.

1 untuk Gula yaitu sebanyak 270gr. Gula yang kita pakai saat praktek adalah gula merah . *bisa mengunakan gula apa saja tetapi lebih baik menggunakan brown sugar karena tidak melalui banyak perosesan sehingga molasenya masih banyak.

10 untuk air yaitu sebanyak 2700gr. Sebaiknya menggunakan air   hujan atau air ac. Jangan menggunakan air yang mengandung kapur atau kaporit. 

 

        Setelah mencampurkan semua bahan diatas ditutup dan pada bagian tutup botolnya diberi lubang dan dimasukkan selang yang di sambungkan ke botol yang lainnya yang telah diberi air. Lubangnya di tutup rapat agar proses fermentasi berjalan dengan baik dan memudahkan kita dalam mengontrol gas yang dihasilkan dari fermentasi. Dari hari pertama kita membuat Eco Enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon (03). O3 dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memperangkap panas di awan. Jadi akan mengurangi efek rumah kaca dan global warming. Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi lagi.

         Setelah 3 bulan disimpan, saring eco enzyme dan cairan tersebut sudah dapat digunakan. Pada kuliah lapangan ketika sudah disaring kita bisa menambahkan irisan batang sereh untuk memberikan aroma segar pada eco enzyme kita. Residu dari hasil penyaringan dapat digunakan lagi untuk produksi selanjutnya dengan menambahkan sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam tanah sebagai pupuk atau sebagai pembersih kloset dan saluran air. 

        Hasil dari eco enzyme dapat dijadikan DIY pembersih rumah tangga alami seperti cairan cuci piring, pembersih kandang, pemberantas hama, dapat digunakan sebagai air purify untuk membersihkan udara dari racun dan populasi, serta menghilangkan bau. Selain itu aman untuk digunakan untuk perawatan tubuh.

        Hal ini membuat kita menghemat pengeluaran rumah tangga untuk produk pembersih dan juga kita dapat meminimalisir kerusakan lingkungan dari pengolahan limbah organik yang kita produksi setiap hari. Hal ini dikarenakan eco enzyme sangat natural, mudah terurai dan bisa digunakan untuk merangsang hormone tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayur seta tanaman hias lainnya.

Ternyata banyak hal kecil yang bisa kita lakukan untuk melindungi alam. Dengan adanya kuliah lapangan yang memberikan saya kesempatan untuk langsung mempraktekkan pembuatan eco enzyme membuat saya berpikir bahwa ternyata tidak sulit untuk mengolah limbah. Semua kebutuhan untuk pengolahannya ada disekitar kita, sehingga kita tidak perlu effort lebih untuk memulainya.

Hasil dari kuliah lapangan tersebut menggerakkan saya untuk mengolah limbah yang saya produksi setiap hari, karena saya masak di kos. Saat ini saya sedang mempraktekkan pembuatan eco enzym yang nantinya hasilnya akan saya olah sebagai pembersih untuk menghemat pengeluran dan juga sebagai campuran untuk pembuatan kompos sebagai tugas akhir dari matakulih psikologi lingkungan

                      






MEMBUAT ECO ENZYME (GARBAGE ENZYME) - YouTube

Eco Enzyme — Zerowaste.id


0 komentar:

Posting Komentar