PARTINAH : EMAK BAGI
ALAM
Maria Eventia Claudia
Ponomban
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Menjadi inisiator dalam
masyarakat bisa dilakukan dengan memanfaatkan situasi dan lingkungan |
Sumber |
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
(2022). PARTINAH : EMAK BAGI ALAM. Kompas. 22 Oktober, hal. 16. |
Ringkasan |
Partinah kembali melangkahkan
kakinya ke kaki gunung baeud untuk melepas rindu pada ratusan pohon kopi
robusta yang ia tanam lebih dari 20 tahun lalu. Dulunya, kawasan ini mudah longsor,
sehingga ia cemas karena hal tersebut dapat merusak kualitas air sungai yang
merupakan sumber warga mendapat air bersih. Selain itu, jika terjadi longsor
bukan hanya rumah warga yang terkena dampaknya tetapi rumahnya juga. Akhirnya
ia memutar otak untuk menghijaukan lahan tersebut. |
Karena Partinah hanya seorang
buruh teh yang kreativitasnya terbatas. Namun, ketika ia pulang kampung ke
Temanggung yang terkenal sebagai sentra kopi robusta ia meminta beberapa
bibit untuk dibawah pulang dan ditanam ke lereng gunung tersebut. Kopi yang ditanamnya bersama
suaminya tumbuh subur dan hasilnya memuaskan. Pohon kopi yang mereka tanam
memiliki akar yang kuat menancap ditanah sehingga longsor tidak terjadi lagi.
Hal ini membut ia memperluas
penghijauan dengan membeli bibit dari Bogor. Akan tetapi pada tahun 2011
suaminya meninggal tetapi ia Bu Partinah tetap melanjutkan usahanya untuk
tidak berhenti menanam demi anak cucu hidup lebih baik. Banyak orang ingin menanam dan
mengola kopi ketika kopi Cibulao mendapatkan pengakuan. Saat ini sudah 300
warga yang bergabung dalam kelompok tani hutan dan sudah 250 hektar yang
mereka hijaukan. Saat ini, dibantu Bank Indonesia akan menyiapkan tiga
penginapan bagi wisatawan yang dimana tempat tersebut terdapat wahana mulai
dari menjelajah kebun kopi dan the menggunakan sepeda. |
|
Permasalahan |
Desakan ekonomi menjadi pendorong untuk merantau. Ia
menjadikan menanam kopi sebagai kerjaan sampingannya. Ia awalnya tidak tahu
bahwa kopi memiliki nilai konservasi dan ekonomi yang besar. Hal tersebut ia
ketahui kerena mendapat kunjungan dari peneliti ITB pada tahun 2016. Agar kebun kopi berdampak besar, ia mengajak warga tetapi
merupakan hal yang sulit. Banyak penolakan karena warna melihat kopi belum
menjanjikan. Sampai ketika kopi
cibulao menjadi terbaik secara nasional pada kontes Kopi Spesialiti
Indonesia pada tahun 2016. |
Opini saya |
Peran emak sebagai pionir sangat laur biasa karena
keresahannya ia bukan hanya membantu alam tetapi juga membantu manusia. Alam
yang ia rawat membuahkan hasil baginya. Menurut saya memang sulit untuk menjadi penggerak saat
ini, tetapi dengan ketekunan dan niat baik cepat atau lambat hasilnya bisa
kita nikmati. Keresahan kalau tidak ada aksinya akan tetap menjadi
keresahan. Dari Emak Partinah saya belajar bahwa yang utama yaitu aksi dan
niat. Kita menjalaninya dengan senang hati dan tidak pantang menyerah untuk
menunjukkan bahwa perubahan yang kita buat bukan hanya untuk kepentingan
pribadi melainkan untuk alam dan semua orang. |
0 komentar:
Posting Komentar