CAUSES AND EFFECT OF CLIMATE
Essay 2 Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Oleh :
Qoyyimah Sofiati / 21310410036
Topik |
PENYEBAB DAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM |
Sumber |
Causes and Effect of Climate Change | National Geographic. |
Ringkasan |
Aktivitas
menusia yang menimbulkan banyak polusi sehingga menaikkan suhu bumi dan
secara mendasar mengubah dunia. Penyebab utamanya adalah fenomena yang dikenal
dengan gas efek rumah kaca diatmosfer seperti uap air, karbon dioksida, metana, nitro oksida, dan klorofluorokarbon. Hal ini
terjadi karena membiarkan matahari masuk tapi tidak menjaga Sebagian panas
agar tidak keluar seperti dinding kaca rumah, semakin banyak gas rumah kaca
diatmosfer maka semakin banyak panas yang terperangkap sehingga membuat efek
rumah kaca dan meningkatkan suhu bumi. Sejak Revolusi
Industri, aktivitas manusia seperti pembakaran fosil meningkatkan jumlah CO2
di atmosfer. Peningkatan yang pesat dari gas rumah kaca ini sangat
mengkhawatirkan, sementara iklim bumi turun-naik (berfluktuasi) dari masa
lalu. Ada banyak
perubahan cuaca atau iklim yang menimbulkan banyak tantangan untuk kita
dikarenakan gas efek rumah kaca. Suhu yang mengkhawatirkan membuat cuaca
lebih ekstrem, berdampak sangat buruk, banjir dan hujan salju yang lebat,
kekeringan yang lebih lama bahkan sering, bercocok tanam menjadi lebih sulit,
rusaknya hunian untuk hewan atau tanaman, dan juga persediaan air yang makin
berkurang. Selain itu, tantangan perubahan iklim ini bisa mempengaruhi
kesehatan fisik masyarakat yang menjebak dan meningkatkan jumlah kabut asap
sehingga lebih rentan menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung,
asma, dan kanker. Fenomena gas
rumah kaca tentu menimbulkan malapetaka bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.
Maka, manusia juga perlu memeranginya, berupaya mengganti bahan bakar fosil
dengan sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin yang tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca. |
Permasalahan |
Fenomena yang
mengubah dunia dikarenakan gas efek
rumah kaca diatmosfer seperti uap air, karbon dioksida, metana, nitro oksida,
dan klorofluorokarbon. |
Opini Saya |
Fenomena gas
efek rumah kaca memberikan dampak yang sangat mengkhawatirkan untuk kehidupan
kita sebagaimana menurut National Aeornautics and Space
Administration (NASA) bahwa suhu permukaan bumi pada tahun 2021 telah
meningkat 0,85°C dibanding suhu rata-rata tahunan selama periode 1951-1980. NASA
juga menyatakan bahwa tren peningkatan suhu permukaan bumi disebabkan oleh
aktivitas manusia yang meningkatkan polusi CO2 (Karbon Dioksida) dan gas
rumah kaca lainnya ke atmosfer. Sedangkan menurut laporan Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC), pemanasan global juga bisa meningkatkan
risiko kekeringan, perubahan pola hujan, hingga peningkatan intensitas cuaca
ekstrem. Parahnya hal
tersebut tentu memberi banyak tantangan untuk kita, seperti menanam tanaman menjadi lebih sulit, tempat dimana tanaman
dan hewan dapat hidup, dan juga persediaan air yang berkurang. Selain
menciptakan pertanian baru, tantangan perubahan iklim dapat secara langsung
mempengaruhi kesehatan fisik masyarakat di daerah perkotaan. Dikarenakan atmosfer
yang lebih hangat menciptakan lingkungan yang menjebak dan meningkatkan
jumlah kabut asap. Hal ini disebabkan kabut asap mengandung partikel ozon yang
meningkat dengan cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga paparan tingkat
kabut asap yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti
penyakit jantung, asma, dan kanker. Pemanasan global telah memicu berbagai perubahan kondisi bumi yang menimbulkan
malapetaka bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup di muka bumi. Laju
perubahan iklim yang cepat disebabkan oleh manusia. Manusia juga dapat
memeranginya jika kita berupaya mengganti bahan bakar fosil dengan sumber
energi terbarukan seperti matahari dan angin yang tidak menghasilkan emisi
gas rumah kaca. Beberapa praktik yang bisa kita lakukan untuk mencegah laju
perubahan iklim yang bisa berdampak sangat buruk bagi kehidupan, seperti: 1.
Ramah lingkungan. Contohnya;
mencoba untuk berjalan kaki atau naik sepeda, menggunakan telekonferensi
untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. 2.
Mengurangi belanja industri karena
hal tersebut penyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal
dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak
bahan bakar fosil ialah besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas,
keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu
memberi yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2. 3.
Menjemur pakaian di bawah sinar
matahari. Menjemur pakaian menggunakan secara alami jauh lebih baik karena
energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara. Bila menggunakan alat
pengering, itu mengeluarkan 3 kg CO2. 4.
Daur ulang sampah organik. Dengan
membuat pupuk kompos dari sampah organik (missal dari sisa makanan, kertas,
daun-daunan) untuk kebun. Tempat pembuangan sampah menyumbang 3% emisi gas
rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. 5.
Pisahkan sampah kertas, plastik, dan
kaleng agar dapat didaur ulang. Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90%
energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru –
menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium. Untuk 1
kg plastik yang didaur ulang bisa menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang bisa menghemat 900 kg CO2. |
Daftar Pustaka |
Pemanasan Global
- Solusi dan Peluang Bisnis. (2013). (n.p.): Gramedia Pustaka
Utama. Rizaty, Monavia Ayu. (2022, 6 September). NASA: Suhu Permukaan Bumi
Naik 0,85°C pada 2021. Peningkatan Suhu Permukaan Bumi* (2011-2021). Diakses
pada 26 Oktober 2022, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/09/nasa-suhu-permukaan-bumi-naik-085-c-pada-2021 Rahmadania, N. (2022). Pemanasan Global Penyebab
Efek Rumah Kaca dan Penanggulangannya. Ilmuteknik.Org, 2(3),
1–12. http://ilmuteknik.org/index.php/ilmuteknik/article/view/87 |
0 komentar:
Posting Komentar