17.10.22

MERINGKAS FILM PENDEK BERBAHASA INGGRIS DARI YOUTUBE

 

“See what three degrees of global warming looks like”--The Economist

Nama: Satria Rahman Nasution

NIM: 21310410087

Mata kuliah Psikologi Lingkungan

Dosen pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, MA 

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Essay 2 


 

Topik

Cuaca ekstrem mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca di beberapa wilayah di dunia

Sumber

See what three degrees of global warming looks like-The Economist

https://www.youtube.com/watch?v=uynhvHZUOOo

 

Ringkasan

Sebuah film dokumentari pendek dari channel Youtube The Economist yang berujudul “See what three degrees of global warming looks like” merupakan film yang menyelidiki mengenai pemanasan global ekstrem dan berujung bencana di beberapa wilayah di dunia. Pada film ini akan menunjukan skenario yang akan kita semua hadapi dan ada sebuah tindakan yang lebih drastis diambil untuk menghentikan pembakaran bahan bakar fosil.

Pada bagian awal film, ditunjukan beberapa bagian dunia yang penuh efek kehancuran, misalnya: Bangladesh. Di  daerah selatan Bangladesh, sungai-sungai meluap diakibatkan oleh hujan lebat dan glester himalaya yang mencair serta mengahanyutkan banyak rumah warga. Dampak dari pemanasan global ini telah mengubah banyak kehidupan di daerah tersebut, dan menjadikan alasan mengapa begitu banyak migran pindah ke kota setiap tahun.

Para peniliti mengatakan sejauh ini banyak kota-kota maju telah lolos dengan mudah, tetapi beberapa bagian pedesaan di dunia menderita secara tidak proporsional. Peniliti juga mengatakan puluhan juta orang dalam jangka setahun bisa terlantar karena bencana, diperparah oleh perubahan iklim. Ketika orang tergusur oleh iklim, mereka mungkin pergi ke kota, karena kota adalah tempat yang menarik bagi orang-orang pedesaan.

Di bagian akhir video, para peniliti meyakinkan penonton untuk tetap optimis dalam meghadapi pemanasan global, dan berharap-harap cemas agar cuaca ekstrem ini tidak membawa kita semua ke jurang kehancuran. Masayarakat yang cukup beruntung dapat melarikan diri dari ketidakpastian ini. Sebab,  emisi terus meningkat. Akibatnya, Bumi sekarang 1,1°C lebih hangat daripada di akhir tahun 1800-an. Dekade terakhir (2011-2020) adalah rekor terpanas.

Permasalahan

Yang menjadi permasalahan utama adalah emisi dan menyebabkan perubahan iklim datang dari setiap bagian dunia serta mempengaruhi semua orang, tetapi beberapa negara menghasilkan lebih banyak daripada yang lain. 100 negara dengan emisi terendah menghasilkan 3 persen dari total emisi. 10 negara dengan emisi terbesar menyumbang 68 persen.

Kondisi seperti kenaikan permukaan laut dan intrusi air asin juga telah meningkat ke titik di mana seluruh komunitas harus pindah, dan kekeringan yang berkepanjangan menempatkan orang pada risiko kelaparan. Permasalahan ini  nantinya  di masa depan akan meningkatkan jumlah “pengungsi iklim”.

Opini Saya

Dengan adanya film dokemuntari ini, kita bisa mulai mempersiapkan sebaik mungkin untuk menghadapi perubahan iklim yang akan mengacu pada perubahan dalam suhu dan pola cuaca. Kita juga bisa melihat contoh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim termasuk karbon dioksida serta metana. Ini semua berasal dari penggunaan bensin yang digunakan untuk mengendarai mobil atau batu bara untuk memanaskan gedung.

Tetapi, banyak orang berpikir bahwa kenaikan suhu hanyalah awal dari mulainya perubahan iklim. Namun, bumi adalah sebuah sistem, di mana semuanya terhubung, perubahan di satu area juga dapat mempengaruhi perubahan di semua area lainnya. Konsekuensi dari perubahan iklim saat ini antara lain, kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan laut, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat dan penurunan keanekaragaman hayati.

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar