PEMANFAATAN KEMBALI BARANG YANG
TIDAK DIGUNAKAN
MENJADI BARANG YANG LAYAK PAKAI
Exwati Miatari (19310410030)
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
2022
Topik |
Gaya Hidup Nol Sampah Kian
Populer |
Sumber |
Eren, M. (2022). Gaya Hidup Nol
Sampah Kian Populer. Kompas. 2 Oktober 2022, hal. 4. |
Ringkasan |
* Dalam
kehidupan modern saat ini, kesadaran untuk perduli terhadap masa depan Bumi
talah tumbuh dan berkembang dengan beragam konsep. Jejak pendapat Litbang
Kompas yang dilakukan terhadap 504 responden nasional menangkap besarnya
antusiasme publik untuk ambil bagian menerapakan perilaku bijak dalam
mengelola sampah. Survei mengungkapakan tak kurang dari 5 bagian responden
tertarik dengan sampah. * Konsep
nol sampah menekankan pada upaya untuk meminimalkan buangan sampah, mulai
dari hulu saat produksi hingga digunakan sehari-hari. Prinsip dasar yang
paling lumrah dikenal sejak lama dalam menerapakan gaya hidup nol sampah ini
berupa reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), dan recyle
(mendaur ulang) atau 3R. Seiring perkembangannya, penerapan 3R diperluas
menjadi 4R atau 5R, yaitu replace (mengganti), dan rot (membusukan
sampah). * Publik
menaruh keyakinan yang besar terhadap gaya hidup nol sampah sebagai cara
efektif untuk menjaga masa depan kehidupan di Bumi. Tidak kurang dari sepuluh
responden menyatakan keyakinan tersebut. sekitar 39,2 persen responden
menilai bahwa pemerintahan secara nyata telah menunjukkan peran besar dalam
menggalangkan perilaku zero waste. Meskipun ada separuh lebih bagian
responden yang justru berpendapat sebaliknya. * Salah
satu cara memanfaatkan barang yang sudah tidak digunakan lagi yaitu dengan
melakukan desain ulang bentuk sehingga dapat berubah fungsi dan juga alat kegunaanya.
Sebagain dari masyarakat telah menerapakan adanya pemanfaatan barang yang
sudah tidak digunakan untuk melakukan daur ulang produk yang tidak lagi
terpakai. |
Permasalahan |
Upaya menerapakan
gaya hidup nol sampah seharusnya bukan hanya menjadi tren sesaat yang kemudian
euforianya akan terkikis karena tak ada lagi yang merawat kebiasaan itu.
Adanya perilaku nol sampah perlu didukung dengan kesadaran setiap individu
untuk bersama-sama bertanggung jawab akan perilaku bijak dalam mengolah
sampah. Yang menjadi permasalahan saat ini ialah masyarakat yang kurang menyadari
kebersihan akan lingkungannya seperti masih saja meninggalakan sampah
ditempat-tempat umum ketika mereka sudah selesai memakan makanannya, namun
tidak langsung membuang sampah dan masyarakat kurang memanfaatkan adanya
barang-barang yang sudah tidak digunakan untuk didaur ulang kembali. |
Opini saya |
* Adanya
perilaku gaya hidup nol sampah ini tentunya sangat mendukung adanya sikap
perduli akan lingkungan serta pemanfaatan kembali barang yang sudah tidak
digunakan, namun masih didaur ulang untuk dimanfaatkan kembali kegunanaanya * Perlunya
kesadaran untuk masyarakat dalam upaya pengurangan sampah dengan melakukan
kebiasaan-kebiasaan sederhana dalam kesehariannya, seperti membawa botol
minum sendiri, membawa tas belaja sendiri, membeli makanan sesuai dengan
porsi kapasitas diri sendiri, dan juga perlunya kreativitas masyarakat untuk
memodifikasi atau mendaur ulang barang yang sudah tidak digunakan kembali * Hal
yang sudah saya lakukan upaya meminimalisir adanya sampah yaitu menggunkan
tempat minum sendiri yang bisa dibawa kemana saja, tanpa harus membeli di
toko-toko yang pada akhirnya nanti jika sudah habis makan akan menjadi sampah
yang menumpuk, kemudian memodifikasi gelas-gelas bekas minuman untuk
dijadikan tempat pensil dan pulpen, kemudian kardus sepatu dimanfaatkan
kembali menjadi sebuah tempat untuk menaruh barang-barang kecil. Hal tersebut
saya lakukan dalam upaya pengurangan dan juga penimbunan sampah yang tidak
teratasi. |
0 komentar:
Posting Komentar