MEMBANTU PEMULUNG BERDAYA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
2022
Topik |
Memanusiakan para pemulung untuk mengangkat derajat dan meningkatkan
kemandirian sosial pemulung |
Sumber |
Kompas. (2022, Januari 26). Membantu pemulung
berdaya. p. 16. |
Ringkasan |
· Sejak 2015, Siti
rutin datang ke lapak pemulung untuk mengajak anak-anak belajar mengaji.
Mereka menyebutnya sebagai komunitas Rumah Pohon. · Berbagai kegiatan
untuk anak-anak terkait dengan pendidikan karakter dilakukan di kawasan
lapak. Selain itu, Siti juga membantu ibu-ibu untuk belajar keterampilan,
seperti membuat kue dan mengolah sampah kertas menjadi tas atau keranjang,
agar warga lapak bisa mendapat penghasilan lebih baik. · Ada salah satu anak
yang berhasil membuat kalung dan anting dari mengelolah botol plastik dengan
hasil yang bagus dan rapi. Namun sayangnya, dia berhenti setelah dua tahun
berjalan karena ibu yang menjualnya pindah ke Indramayu. · Dalam perjalanannya
membantu para pemulung, Siti bertemu dengan Lita pada tahun 2018 yang
memiliki kegiatan fokus pada lingkungan dan sampah. Setelah saling bertukar
cerita, mereka merasa cocok dan ingin berkolaborasi. Mereka sepakat merintis
usaha sosial untuk pengelolaan sampah dan memperbaiki kondisi sosial
kehidupan lingkungan pemulung di perkotaan. · Terbentuklah Waste
Solution Hub yang membuat sistem pengelolaan sampah terintegrasi. Mereka
menghubungkan produsen sampah, bank sampah, dan meningkatkan kemandirian
sosial pemulung. Awalnya, Lita menemukan tempat pengelolaan sampah yang jorok
dasn tidak memperhatikan pemulung. Lalu mereka terpikir untuk membuat Waste
Solution Hub ini yang tidak hanya kumpul sampah, tetapi juga mengedukasi dan
menyediakan jasa konsultasi untuk pengelolaan sampah. · Merasa harus
memanusiakan para pemulung. Salah satu cara yang Siti lakukan yaitu saat
bekerja sama dengan penyelenggaraan event untuk mengelola sampah. |
Permasalahan |
Dalam kehidupan kita, keluarga pemulung merupakan keluarga dengan
lapisan ekonomi dan budaya paling bawah dalam masyarakat sehingga kerap
dipandang sebelah mata, dan hanya sedikit orang yang dapat menerima
keberadaan mereka di masyarakat. |
Opini saya |
Siti Salamah yaitu seorang wanita yang tergerak
hatinya untuk membantu para pemulung hidup lebih mandiri. Tidak hanya
memberikan pendidikan agama untuk anak-anak, namun dia juga membantu para
orangtua untuk membuat kue dan mengolah sampah kertas menjadi tas atau
keranjang. Tak sampai disitu saja, Siti bahkan merintis usaha sosial untuk
pengelolaan sampah dan membuka jaringan kerja sama ke banyak pihak untuk
mengangkat derajat para pemulung. Sikap dan tindakan Siti yang memanusiakan
pemulung patut dicontoh. Adapun cara lain yang dapat kita lakukan untuk
membuat pekerjaan pemulung menjadi lebih manusiawi, yaitu dengan memilah sampah
dari rumah. Jadi pemulung menerima sampah dengan keadaan yang sudah bersih, terpilah
dan rapi, hal ini membuat pekerjaan pemulung jauh lebih ringan dan membantu
pemulung terhindar dari penyakit. Ini menjadi hal yang harus kita renungkan bersama,
bahwa sebagai manusia seharusnya bisa menerima dan menghormati keberadaan
sesamanya. Dari semangat inilah, nantinya muncul kerja sama untuk berjuang
dan bahu membahu. Sitou Timou Tumou Tou yang artinya “Manusia hidup untuk
memanusiakan manusia lain”. Pemulung juga sama seperti manusia lainnya yang
layak dihargai sebagai manusia. |
0 komentar:
Posting Komentar