25.10.22

MERINGKAS ARTIKEL KORAN & OPINI SAYA TENTANG POLA TANAM BENAR HASILKAN KEUNTUNGAN BESAR


Ahmat Ramadanil (21310410077)

Kelas Reguler 

Semester 3 (Ganjil) 

Dosen Pengampu : Dr. Dra.  Arundati Shinta

Psikologi Lingkungan

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

ESSAY 1




Topik

Seorang petani milenial yang belum menikah, tetapi sudah terjun ke sawah untuk menggarap lahan pertanian miliknya seluas kurang lebih 1.300 meter persegi.

Sumber

Pola Tanam Benar Hasilkan Keuntungan Besar, Koran Kedaulatan Rakyat, Minggu Kliwon, 16 Oktober 2022.

Ringkasan

Sebagai petani, Moh Zainal Arifin juga menjadi anggota sekaligus pengurus Kelompok Tani (Klomtan) Dagen yang berdiri sekitar Tahun 2003 yang diketuai Nurhadi SPd dan beranggotakan 80 orang.

Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kalurahan Sumberrahayu, M Sumardi, Kelompok Tani Dagen selalu mengadakan pertemuan rutin 2 bulan sekali. Saat ini mempunyai lahan garapan kurang lebih 30 hektare, yang selama ini ditanami padi secara terus-menerus. Hal ini karena kebutuhan air cukup memadai, sehingga petani belum menerapkan pola tanam yang benar yakni padi-padi-palawija.

"Beberapa kali pertemuan kelompok, penyuluhan dari Petugas Pertanian Lapangan (PPL) juga imbauan pemerintah agar petani menerapkan pola tanam yang benar namun belum banyak dilakukan," tambah Sumardi.

Kenyataan ini membuat Moh Zainal Arifin prihatin, mulailah ia berpikir tidak ada salahnya menerapkan pola tanam yang benar sesuai anjuran pemerintah yakni padi-padi-palawija. Bukan padi-padi terus menerus, meski kebutuhan air tercukupi.

Dua musim tanam ini Arifin menerapkan pola tanam padi-padi-palawija dan hasil panennya cukup menggembirakan. Begitu panen padi musim tanam kedua, seluruh lahan garapanya ditanami palawija.

Ada tiga jenis tanaman dipilihnya yakni pepaya california, jagung, dan timun. Sebagai tanaman sela, dipilih cabai. Untuk kebutuhan bibit, dirinya harus merogoh kantongnya sekitar Rp 360.000 guna membeli bibit pepaya 50 batang harganya Rp 3000 per batang, jagung hibrida Rp 170.000 dan timun Rp 40.000. Kemudian untuk kebutuhan pupuk NPK 1 zak berisi 50 kilo gram serta pupuk organik atau kompos kurang lebih Rp 118.000.

Hasilnya, cukup menakjubkan. Pepaya california bisa menghasilkan 1250 kilogram sekali panen, timun 500 kilogram, bahkan jagung bisa 3 kali tanam selama 4 bulan yakni hibrida, manis, dan kristal semuanya menghasilkan 7 kwintal.

Permasalahan

Adapun permasalahan yang terdapat dalam topik koran tersebut, contohnya seperti banyak yang melecehkan “kenapa palawija tidak padi-padi terus menerus selama ini yang diterapkan? Hasilnya lebih menguntungkan, daripada kebutuhan tanaman padi-padi-palawija banyak yang rusak.

Opini Saya

Kerja keras seorang petani yang bernama Moh Zainal Arifin ini sangat patut untuk kita contoh didalam dunia bertani, sebab beliau mencontohkan kepada kita semua bahwa dalam bertani tidak pernah mengenal usia karena beliau sudah memulai kerja tani sejak masih usia muda. Dalam dunia bertani juga tidak perlu harus malu-malu lagi, karena setiap orang pasti memiliki cara menghasilkan uang dengan berbeda-beda. Ada yang bekerja sebagai pedagang, nelayan, wirausaha, dan lain sebagainya.

 


0 komentar:

Posting Komentar