Ahmat Ramadanil (21310410077)
Kelas Reguler
Semester 3 (Ganjil)
Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta
Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
ESSAY 1
Topik |
Seorang
petani milenial yang belum menikah, tetapi sudah terjun ke sawah untuk
menggarap lahan pertanian miliknya seluas kurang lebih 1.300 meter persegi. |
Sumber |
Pola
Tanam Benar Hasilkan Keuntungan Besar, Koran Kedaulatan Rakyat, Minggu Kliwon,
16 Oktober 2022. |
Ringkasan |
Sebagai
petani, Moh Zainal Arifin juga menjadi anggota sekaligus pengurus Kelompok
Tani (Klomtan) Dagen yang berdiri sekitar Tahun 2003 yang diketuai Nurhadi
SPd dan beranggotakan 80 orang. Menurut
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kalurahan Sumberrahayu, M Sumardi,
Kelompok Tani Dagen selalu mengadakan pertemuan rutin 2 bulan sekali. Saat
ini mempunyai lahan garapan kurang lebih 30 hektare, yang selama ini ditanami
padi secara terus-menerus. Hal ini karena kebutuhan air cukup memadai,
sehingga petani belum menerapkan pola tanam yang benar yakni
padi-padi-palawija. "Beberapa
kali pertemuan kelompok, penyuluhan dari Petugas Pertanian Lapangan (PPL)
juga imbauan pemerintah agar petani menerapkan pola tanam yang benar namun belum
banyak dilakukan," tambah Sumardi. Kenyataan
ini membuat Moh Zainal Arifin prihatin, mulailah ia berpikir tidak ada
salahnya menerapkan pola tanam yang benar sesuai anjuran pemerintah yakni
padi-padi-palawija. Bukan padi-padi terus menerus, meski kebutuhan air
tercukupi. Dua
musim tanam ini Arifin menerapkan pola tanam padi-padi-palawija dan hasil
panennya cukup menggembirakan. Begitu panen padi musim tanam kedua, seluruh
lahan garapanya ditanami palawija. Ada
tiga jenis tanaman dipilihnya yakni pepaya california, jagung, dan timun. Sebagai
tanaman sela, dipilih cabai. Untuk kebutuhan bibit, dirinya harus merogoh
kantongnya sekitar Rp 360.000 guna membeli bibit pepaya 50 batang harganya Rp
3000 per batang, jagung hibrida Rp 170.000 dan timun Rp 40.000. Kemudian
untuk kebutuhan pupuk NPK 1 zak berisi 50 kilo gram serta pupuk organik atau
kompos kurang lebih Rp 118.000. Hasilnya,
cukup menakjubkan. Pepaya california bisa menghasilkan 1250 kilogram sekali
panen, timun 500 kilogram, bahkan jagung bisa 3 kali tanam selama 4 bulan
yakni hibrida, manis, dan kristal semuanya menghasilkan 7 kwintal. |
Permasalahan |
Adapun
permasalahan yang terdapat dalam topik koran tersebut, contohnya seperti
banyak yang melecehkan “kenapa palawija tidak padi-padi terus menerus selama
ini yang diterapkan? Hasilnya lebih menguntungkan, daripada kebutuhan tanaman
padi-padi-palawija banyak yang rusak. |
Opini
Saya |
Kerja
keras seorang petani yang bernama Moh Zainal Arifin ini sangat patut untuk
kita contoh didalam dunia bertani, sebab beliau mencontohkan kepada kita
semua bahwa dalam bertani tidak pernah mengenal usia karena beliau sudah
memulai kerja tani sejak masih usia muda. Dalam dunia bertani juga tidak
perlu harus malu-malu lagi, karena setiap orang pasti memiliki cara menghasilkan
uang dengan berbeda-beda. Ada yang bekerja sebagai pedagang, nelayan,
wirausaha, dan lain sebagainya. |
0 komentar:
Posting Komentar