25.10.22

MERINGKAS ARTIKEL KORAN DAN OPINI SAYA TENTANG LAHAN TERENDAM AIR SEPEKAN, PETANI CABAI DAN SEMANGKA MERUGI

 MERINGKAS ARTIKEL KORAN DAN OPINI SAYA TENTANG LAHAN TERENDAM AIR SEPEKAN, PETANI CABAI DAN SEMANGKA MERUGI

 




Essay 1 Psikologi Lingkungan

Oleh ;

ALITA DWI NUR’AINI (21310410080)

Kelas Reguler/Semester 3

Dosen pengampu: Dr. Dra Arundati Shinta

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Topik

Lahan terendam air sepekan, petani cabai dan semangka merugi, petani terpaksa memanen tanamananya di usia muda karna lahan terus terendam air hujan.

Sumber

Tribun jogja/Sri Cahyani Putri Purwaningsih. Selasa Wage 25 Oktober 2022. Hal 6

Ringkasan

Hujan deras dengan intensitas tinggi masih terus melanda Kabupaten Kulon Progo belakangan ini.  Akibatnya, areal pertanian semangka dan cabai di pesisir Kallurahan Banaran, Kapanewon Galur terendam dan membuat petani merugi.  “Ini baru satu tanaman dan belum dipanen.  Kalau panen, (rugi) bisa melebihi.  Semangka, kalau panen satu kepek (petak) Rp 3 juta, ini tiga bungkus, minimal Rp 9 juta.  Kalau panas bisa lebih," ujarnya, Senin (24/10). Petani setempat, Rumiyaasih, mengatakan hujan yang terus menerus menyebabkan air banjir menggenangi lahannya setinggi lutut atau sekitar 1 meter.  Akibatnya, tanaman semangka dan cabainya layu. Nilai kerugian ditaksir Rp 10 juta-15 juta. Senada dengan itu, petani lain, Sumiyati, mengaku hujan deras menyebabkan tanamannya di lahan seluas kurang lebih  Tergenang 1.000 meter sejak pekan lalu. Tanaman layu dan semangka yang baru berumur 40 hari gagal panen, sedangkan cabai dipanen pada usia muda, meski harga jualnya turun. Rumiyaasih mengatakan, ini kali keempat lahan pertaniannya  sudah banjir dan tahun ini terparah. Ia berharap pemerintah daerah membangun saluran resapan air. “Semangka tidak laku.  Barang Cabai rawit sedang dijual.  Hingga saat ini, DPP Kulon Progo masih melakukannya.  identifikasi lahan yang tergenang air hujan.  Ini karena tidak hanya semangka dan cabai, tetapi juga melon dan cabai.  beras juga telah mengirimkan surat kepada Direktorat Jenderal (Dirjen) Hortikultura untuk mengajukan bantuan inang benih.  “Mudah-mudahan di tengah kondisi ekstrim. Pembersihan saluran drainase juga rutin dilakukan,” ujarnya.(Sep) Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho mengakui cuaca sangat ekstrim.  memang pernah terjadi di Kulon Progo, menyebabkan beberapa wilayah tergenang, termasuk di lahan pertanian pesisir Trisik, yang biasanya tidak terjadi genangan. Nen hijau dijual Rp 4.000 per kg, sedangkan harga normal Rp 30.000 per kilogram.  ,” kata Sumiyati.

Permasalahan

Hujan deras dengan intensitas tinggi masih terus melanda Kabupaten Kulon Progo belakangan ini.  Akibatnya, areal pertanian semangka dan cabai di pesisir Kallurahan Banaran, Kapanewon Galur terendam dan membuat petani merugi.  

Opini saya

Menurut saya pemerintah dan petani sekitar sudah harus mencari alternative lain untuk mencari pendapatan, mungkin dengan menanam sesuatu yang lebih cocok di musim hujan contohnya ; Kangkung, Bayam, Daun Bawang.

Langkah petani dan pemerintah sekitar saya rasa cukup kurang megantisipasi mengingat setiap tahunya pasti akan datang musin hujan.

 


0 komentar:

Posting Komentar