18.10.22

MERINGKAS ARTIKEL KORAN & OPINI SAYA TENTANG KEBIJAKAN PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

  

KIBIJAKAN PEMERINTAH PENTINGNYA DATA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Sekar Pramesthi Armindariani (19310410072)

Fakultas Psikologi UniversitasProklamasi 45 Yogyakarta


Topik

Digitalisasi dan Reward dalam membantu kebersihan dan Pendataan  pengelolaan sampah

Sumber

  (2022). Kebijakan Pemerintah Pentingya Data Dalam Penglolaan Sampah. Kompas. 20 Mei, Hal 5

Ringkasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




·         Salah Satu Persoalaan besar dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah pendataan. Data sampah komprehensif dari setiap kabupaten dan kota dapat menjadi pijakan awal penyususnan kebijakan pengelolaan sampah lebih maju.  Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) telah  berjalan lebih satu tahun sejak resmi diluncurkan resmi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada febuari 2021. Namun kabupaten/kota tidak rutin memasukan data sampah tiap tahun.  Dari data SIPSN  yang dilihat per 19 Mei 2022, tahun 2019  hanya ada 243 kabupaten/kota yang memasukan data. Tahun 2020 naik menjadi 276 kabupaten/kota. Tahun 2021, jumlah turun  lagi menjadi 146 kabupaten/kota.  Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengungkapkan , masih banyak kekurangan pada platfrom yang dirintis sejak 2018.

·         Data yang banyak kosong bisa terjadi karena daerah tidak memiliki rencana induk pengelolaan sampah atau juga kajian mengenai sampah.  Alasan lainnya, kabupaten/kota tidak terbiasa mencatat volume sampah yang dihasilkan.  Menurut Novrizal, keberadaan informasi sampah ini juga menjadi prasyarat utama untuk mencapai industrialisasi pengelolaan sampah di Indonesia. Kepala Dinas Lingkungan  Hidup Kota Bandung Dudy Prayudi mengatakan masih ada persoalan data sampah. Dalam SIPSN, jumlah persentase total sampah yang diangkut dan dikurangi di kata Bandung tercatat hanya 71,6 persen dari potensi 1.539 ton sampah per hari. Menurut SIPSN hanya 110 ton sampah yang diangkut  ke TPA dan Bank Sampah. Perbedaan data ini disebabkam adanya kekurangan catatan admistratif yang dibutuhkan sistem SIPSN. Khususnya dipengelolaan sampah di bank samoah masyarakat yang output-nya cenderung tidak dicatat degan  konsisten

·         Pengunaaan aplikasi platfrom digital diyakini dapat menjadi solusi untuk koleksi data dari tingkat paling kecil yakni rumah tangga. Pemrintah Provinsi DKI Jakarta pada bulan april lalu mengumumkan kerja sama denga kaktus, sebuah paltfrom digital untuk merekam pemilihan sampah setiap penggunanya. Warga jakarta pengguna Kaktus dengan memilih sampahnya, pengguna tersebut akan mendapatkan poin. Akumulasi poin tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan reward dari  toko dan merchant yang telah menjadi rekanan kaktus.  Sebelum bekerja sama dengan Pemprov DKI,  Kaktus telah memulai uji coba dengan kota administrasi Jakarta Selatan, Penerapannya dengan Implementasi sistem kaktus di 15 RW di kecamatan Pesanggarahn dan Tebet. Dengan iming-iming poin hadiah, masyarkat tergerak untu memuli memililah sampah rumah tangga masing-masing. Kaktus bekerja sama dengan Pengusahan Muda Indonesia Jakarta Selatan dalam progrma reward yang dijalankan.  Skema ini baru akan berjalan setelah aplikasi Kaktus yang dapat dipasang oleh warga pada ponsel pintar meluncur pada priode antara Mei dan Juni 2022.

Permasalahan

          ·   Kabupaten/kota tidak punya rencana dalam pengeloaan sampah hal ini menyebabkan tidak terbiasanya kabupaten/kota dalam mencatat volume sampah yang dihasilkan hal ini menimbulkan  adanya perbadaan data.

            ·     Kurangnya Pengetahuan dalam pengguanan aplikasi SIPSN

    ·  Adanya sistem KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tidak berwenang dalam melakukan pengisian data SIPSN bagi kabupaten/kota yang tidsak menggunakannya

  •    Pemprov DKI hanya mensasarkan aplikasi Kaktus pada sampah rumah tangga yang mana ini hanya disasarkan pada ibu-ibu rumah tangga

Opini saya

  •   Adanya demonstrasi dalam penggunaakan aplikasi SIPSN bagi kabupaten/kota dalam administraitif khusunya pengelolaan sampah, dan membuat rencana induk bagi seluruh kabupate/kota dalam pengelolaan sampah dan melakukan administrarif secara konsiten agar data valid.
  • Sistem Reward poin dari Kaktus sangatlah bagus dalam mendorong masyarakat untuk milah sampah dan sudah banyak pelaku usaha yang menerapkan sistem reward poin untuk hal ini Kaktus harus memperluas penggunaan aplikasi tidak hanya ranah Ibu rumah tangga tetapi juga ranah kaum milenial. Hal ini karena ibu rumah tangga dalam penggunaan ponsel pintar masih terbilang tidak terlalu secermat kaum  milenial.
  • Saya sendiri menerapkan dalam pengelolaan sampah botol skincare yang saya gunakan dan saya tukar poin potongan harga yang ditawaran salah satu store komestik yang mengadakan sistem penduli lingkungan. 

 

0 komentar:

Posting Komentar