16.10.22

MERINGKAS ARTIKEL KORAN DAN OPINI SAYA TENTANG CINTA YANG MEMULIHKAN LEWAT LUKISAN

 

MERINGKAS ARTIKEL KORAN DAN

OPINI SAYA TENTANG CINTA YANG MEMULIHKAN LEWAT LUKISAN

 

ESSAY 1

 

 

PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu      : Arundati Shinta

Nama                          : Leonardo Teniwut

Nim                             : 21310420046

Kelas                           : B2







 

 

 

 

 

 

Topik

Cinta yang Memulihkan lewat Lukisan

Sumber

TATANG MULYANA SINAGA, KOMPAS, KAMIS, 13 OKTOBER 2022

https://klik.kompas.id/humaniora\

Ringkasan

Dwi Putro Mulyono Jati alias Pak Wi (59) yang mengidap skizofrenia pernah berjalan dalam lorong gelap. Namun, cinta yang dicurahkan adiknya, Nawa Tunggal, menjadi cahaya yang memulihkan kehidupannya lewat melukis.

Tak kurang dari 60 lukisan beraneka rupa dan warna menghidupkan suasana ruang pameran Bentara Budaya. Karya-karya dalam pameran Tunggal ”Berdua” Trilogi Kenyamanan ini merupakan buah kreativitas kolaborasi Pak Wi dan Nawa atau Dwi Tunggal dalam delapan tahun terakhir.

Saat pengunjung larut menyaksikan pameran dengan beragam obyek, Pak Wi tetap focus melukis. Ia seolah tak memedulikan keriuhan orang-orang di sekitarnya.

Hal itu sangat kontras dengan kondisi Pak Wi 22 tahun lalu. Ia pernah menjalani hidup tanpa arah. Keluyuran, bahkan memungut punting rokok.

Nawa tergerak merawat Pak Wi dengan Memberi kesibukannya menggambar. Hal ini membawa Pak Wi dalam “dunia baru”. Ia menemukan kenyamanan saat melukis.

Kanvas menjadi medium bagi Pak Wi untuk menumpahkan ekspresinya tentang ingatan masa lalu. Tak heran ia banyak menggambar  wayang karena saat remaja ia gemar menonton pertunjukan wayang di Agastya, Kampung Gedongkiwo, Yokyakarta.

Melukis tak sekedar ruang kenyamanan bagi Pak Wi. Di balik itu, ia justru bisa menunjukkan eksistensinya lewat goresan cat aneka warna di atas kanvas.

Perjalanan berkarya lebih dari dua decade itu telah menghasilkan lebih dari 10.000 lukisan. Produktivitas ini tak bisa dipisahkan dari peran Nawa yang tidak pernah menilai bahwa kakaknya gila sebagaimana penilaian banyak orang pada fase awal.

Kesibukan sebagai jurnalis bukan alasan bagi Nawa untuk alpa meluangkang waktu, pikiran, dan tenaga bagi kakaknya. Ia tak hanya sabar, tetapi juga gigih membawa Pak Wi masuk dalam ruang kenyamanannya.

Meskipun terkesan cuek dan pendengarannya terganggu, Pak Wi tetap bisa diajak berkomunikasi. Malam itu Nawa menunjukkan bagaimana cara berkomunikasi tersebut.

Pustanto mengatakan, pameran itu membuktikan, orang dengan keterbatasan juga bisa berkreativitas. Namun , perlu pendamping orang-orang di sekitarnya untuk mengoptimalkan potensi tersembunyi.

Meraka sebenarnya sama seperti kita. Hanya saja, cara pandangnya mungkin berbeda. Namun, tetap bisa produktif dalam berkarya.

Kurator pameran, Hilmi Faiq, mengatakan, Nawa mengorbakan tenaga, biaya, dan waktunya demi kakaknya tanpa pamrih. Meski Pak Wi tidak pernah mengatakan dia Bahagia, Nawa bisa merasakan itu.

Jadi, bukan hanya Nawa yang memberikan sesuatu kepada Pak Wi, melainkan juga sebaliknya. Saat melihat Pak Wi aktif menggabar, Nawa merasa recharge, ujarnya.

Permasalahan

Masih banyak orang yang mudah depresi dan meyerah dalam mejalani masalah dalam hidupnya dan juga kurang produktif.

Opini Saya

-          Alangkah baiknya kita selalu memilih teman dan lingkungan yang baik agar bisa memberikan dorongan atau dukungan positif.

-          Menjadi sukses bukanlah sesuatu yang instan tetapi kita juga harus melakukan kegiatan yang produktif serta terus selalu berusaha agar bisa mencapai kesuksessan.

 

0 komentar:

Posting Komentar