MERINGKAS
ARTIKEL KORAN DAN
OPINI
SAYA TENTANG CINTA YANG MEMULIHKAN LEWAT LUKISAN
ESSAY 1
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Arundati Shinta
Nama :
Leonardo Teniwut
Nim :
21310420046
Kelas :
B2
Topik |
Cinta yang Memulihkan lewat
Lukisan |
Sumber |
TATANG MULYANA SINAGA, KOMPAS,
KAMIS, 13 OKTOBER 2022 |
Ringkasan |
Dwi Putro Mulyono Jati alias Pak
Wi (59) yang mengidap skizofrenia pernah berjalan dalam lorong gelap. Namun,
cinta yang dicurahkan adiknya, Nawa Tunggal, menjadi cahaya yang memulihkan
kehidupannya lewat melukis. Tak kurang dari 60 lukisan
beraneka rupa dan warna menghidupkan suasana ruang pameran Bentara Budaya.
Karya-karya dalam pameran Tunggal ”Berdua” Trilogi Kenyamanan ini merupakan
buah kreativitas kolaborasi Pak Wi dan Nawa atau Dwi Tunggal dalam delapan
tahun terakhir. Saat pengunjung larut menyaksikan
pameran dengan beragam obyek, Pak Wi tetap focus melukis. Ia seolah tak
memedulikan keriuhan orang-orang di sekitarnya. Hal itu sangat kontras dengan
kondisi Pak Wi 22 tahun lalu. Ia pernah menjalani hidup tanpa arah.
Keluyuran, bahkan memungut punting rokok. Nawa tergerak merawat Pak Wi
dengan Memberi kesibukannya menggambar. Hal ini membawa Pak Wi dalam “dunia
baru”. Ia menemukan kenyamanan saat melukis. Kanvas menjadi medium bagi Pak Wi
untuk menumpahkan ekspresinya tentang ingatan masa lalu. Tak heran ia banyak
menggambar wayang karena saat remaja
ia gemar menonton pertunjukan wayang di Agastya, Kampung Gedongkiwo,
Yokyakarta. Melukis tak sekedar ruang
kenyamanan bagi Pak Wi. Di balik itu, ia justru bisa menunjukkan
eksistensinya lewat goresan cat aneka warna di atas kanvas. Perjalanan berkarya lebih dari
dua decade itu telah menghasilkan lebih dari 10.000 lukisan. Produktivitas
ini tak bisa dipisahkan dari peran Nawa yang tidak pernah menilai bahwa
kakaknya gila sebagaimana penilaian banyak orang pada fase awal. Kesibukan sebagai jurnalis bukan
alasan bagi Nawa untuk alpa meluangkang waktu, pikiran, dan tenaga bagi
kakaknya. Ia tak hanya sabar, tetapi juga gigih membawa Pak Wi masuk dalam
ruang kenyamanannya. Meskipun terkesan cuek dan
pendengarannya terganggu, Pak Wi tetap bisa diajak berkomunikasi. Malam itu
Nawa menunjukkan bagaimana cara berkomunikasi tersebut. Pustanto mengatakan, pameran itu
membuktikan, orang dengan keterbatasan juga bisa berkreativitas. Namun ,
perlu pendamping orang-orang di sekitarnya untuk mengoptimalkan potensi
tersembunyi. Meraka sebenarnya sama seperti
kita. Hanya saja, cara pandangnya mungkin berbeda. Namun, tetap bisa
produktif dalam berkarya. Kurator pameran, Hilmi Faiq,
mengatakan, Nawa mengorbakan tenaga, biaya, dan waktunya demi kakaknya tanpa
pamrih. Meski Pak Wi tidak pernah mengatakan dia Bahagia, Nawa bisa merasakan
itu. Jadi, bukan hanya Nawa yang
memberikan sesuatu kepada Pak Wi, melainkan juga sebaliknya. Saat melihat Pak
Wi aktif menggabar, Nawa merasa recharge, ujarnya. |
Permasalahan |
Masih banyak orang yang mudah
depresi dan meyerah dalam mejalani masalah dalam hidupnya dan juga kurang
produktif. |
Opini Saya |
-
Alangkah baiknya kita selalu memilih teman dan
lingkungan yang baik agar bisa memberikan dorongan atau dukungan positif. -
Menjadi sukses bukanlah sesuatu yang instan tetapi kita
juga harus melakukan kegiatan yang produktif serta terus selalu berusaha agar
bisa mencapai kesuksessan. |
0 komentar:
Posting Komentar