17.10.22

MEMBANDINGKAN PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS SAAT KULIAH LAPANGAN DI RUMAH DOSEN DENGAN PEMBUATAN KOMPOS DI YOUTUBE

 

MEMBANDINGKAN PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS SAAT KULIAH LAPANGAN DI RUMAH DOSEN DENGAN PEMBUATAN KOMPOS DI YOUTUBE




 

Laporan Kuliah Lapangan Psikologi Lingkungan

Pengampu: Arundati Shinta

 

Oleh: Humairah Natsir (21310410042)

                 Rahayu Nur kholifah (21310410079)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Foto dari 2 mahasiswa dengan latar belakang kompos / kuliah lapangan

 

Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan dari berbagai macam bahan yang berasal dari makhluk hidup, seperti bagian tanaman (daun, ranting, cabang), kotoran hewan, dan sampah yang dihasilkan manusia. Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari bahan organik melalui proses pembusukan. Kompos dapat terjadi dengan sendirinya di alam namun prosesnya sangat lama, untuk mempercepat proses tersebut dapat dibantu dengan pemberian aktivator.

Ada beberapa jenis kompos untuk tanaman, salah satu jenis kompos yang berasal dari sampah adalah daun kering. Pembuatan kompos dengan daun kering dapat membuat lingkungan lebih sehat dengan pengurangan sampah dan menghindari polusi udara dari pembakaran sampah. Selain itu manfaat kompos ini yang sangat bagus untuk kelangsungan tanaman.

 

 

Pembuatan kompos pada film dokumenter youtube pada alamat url https://youtu.be/WJkJRFdp5-w menggunakan bahan utama daun kering dan media pendukung pupuk organik cair EM4 pertanian sebanyak 5 ml, gula pasir sebanyak 2,5 gram, dan air sebanyak 250 ml. Adapun peralatan yang digunakan adalah wadah untuk mencampir, botol semprotan, dan karung.

Langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan daun kering. Mencacah daun agar mempercepat proses penguraian bakteri. Selanjutnya pembuatan starter, starter adalah bahan yang berisi mikrobia pengurai yang telah diaktifkan. Dalam pengomposan ini starter menggunakan larutan EM4 dan aktivasi mikrobia dengan memberikan nutrisi berupa urea. Masukkan EM4 (efektif mikroorganisme) pertanian, lalu masukkan gula pasir yang berfungsi sebagai makanan bakteri, setelah itu tambahkan air. Selanjutnya aduk larutan starter dan masukkan dalam botol semprot tanaman. Setelah larutan starter selesai. Lakukan penyemprotan pada daun kering secara merata. Setelah itu daun kering di masukkan dalam karung dan diikat. Di simpan dalam tempat teduh agar tidak terkena paparan sinar matahari langsung dan hujan. Dilakukan pengadukan 3 kali dalam seminggu. Proses pengomposan ini akan berlangsung sekitar 1 hingga 2 bulan. Adapun cara pengaplikasian kompos untuk tanaman dapat digunakan dengan mencampurnya pada tanah di pot, menaburkannya di atas permukaan tanah, atau sebagai pengganti mulsa (bahan-bahan kering seperti jerami). Selain itu dapat juga dilakukan dengan merendam sedikit kompos selama 24-48 jam, kemudian menyemprotkan air saringannya untuk menyuburkan tanaman.

 

 

Pada tanggal 03 Oktober 2022 lalu telah dilakukan kuliah lapangan dalam mata kuliah psikologi lingkungan tentang pembuatan kompos di rumah dosen ibu Arundati Shinta. Kuliah lapangan ini dilakukan 2 tahap, kelompok pertama pada tanggal 03 Oktober 2022 dan kelompok kedua pada tanggal 10 Oktober 2022. Sebelum memulai pembuatan kompos, terlebih dahulu mahasiswa menghasilkan sampah dari makan buah semangka dan lemper. Di mana lemper menghasilkan sampah daun pisang dan semangka menghasilkan sampah kulit buah.

Selanjutnya dilakukan pemilihan sampah untuk pembuatan pupuk kompos dan eco enzim. Setelah itu, daun kering dikumpulkan untuk dicacah agar menjadi kecil sehingga memudahkan proses penguraian. Daun kering yang telah dicacah dikumpulkan dalam wadah. Berikan garam (NaCl) untuk mengahalau hama, tambahkan dedak sebagai makanan bakteri (±250 gr), tambahkan sekam bakar sebanyak 1,5 kg yang berfungsi untuk menetralkan pH (pH 7). Selanjutnya satukan tetes tebu/molase yang juga berfungsi sebagai makanan bakteri, dengan pupuk organik cair, dan tricodherma/anti jamur. Lalu masukan campuran tersebut ke dalam wadah daun kering, tambahkan golomit/kapur tani yang berfungsi untuk menyuburkan tanah, dan tambahkan grajen/puouk katu agar mempercepat penguraian. Kemudian tambahkan air. Setelah semuanya tercampur dalam satu wadah, selanjutnya dilakukan pengadukan hingga merata. Lalu masukkan campuran daun kering ke dalam gentong yang telah diberi bantal sekam untuk menyerap lendir. Nah proses pengomposan ini akan berlangsung selama 21 hari. Isa berlangsung selama itu karena menggunakan media pendukungnya yang lebih banyak sehingga proses pengomposannya lebih cepat.

Sampah yang dihasilkan yaitu daun pisang sebanyak 640 gr, kulit semangka 1.150 gr, dan daun kering sebanyak 1.650 gr. Dari banyaknya daun kering tersebut menghasilkan kompos panen sebanyak 1.960 gr.

 

 

Dalam pembuatan kompos, untuk mempercepat proses pengomposan dibutuhkan bakteri dalam pembusukannya. Semakin banyak media pendukung dalam pembuatan kompos makan akan semakin cepat proses pengomposan berlangsung.

 

Daftar pustaka:

Haryanto Dwi, dkk. (tt). Teknologi Tepat Guna Pengomposan Masal Campuran Sampah Daun Kering Dengan Sampah Basah. Sidoarjo: UNUSIDA Press.

Latifah Siti, dkk. (2014). Pupuk Organik Kompos. Medan: CV Kriswatech.

Cara Membuat Pupuk Kompos dari Daun Kering - 05:37. https://youtu.be/WJkJRFdp5-w

 

0 komentar:

Posting Komentar