18.10.22

KIAT ALTERNATIF MENGOLAH SAMPAH MENJADI KOMPOS


KIAT ALTERNATIF MENGOLAH SAMPAH MENJADI KOMPOS



ESSAY LAPORAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPU 

ARUNDATI SHINTA, M.A

OLEH

ARNOLDINA LEKI 21310410050

DIAH NOVITA SARI 21310410111


FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



Dari sebagian besar analisis tentang kajian lingkungan hidup, sampah menjadi masalah yang hampir tidak pernah menemui proses penyelesaiannya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat kesadaran penduduk yang tidak pro-lingkungan sehingga lebih memilih menutup mata, lalu sekedar menjadi kacamata pengamat. Berdasarkan sistem pemahamannya sampah merupakan semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Karena kurangnya penyuluhan dari pemerintah serta perhatian masyarakat menyebabkan banyaknya sampah terabaiakan. Penumpukan sampah menimbulkan berbagai macam masalah, dari masalah yang terkecil seperti pemandangan kurang menyenangkan bahkan bau tidak sedap, sementara banjir menjadi salah satu permasalahan besar yang ditimbulkan.

Sederhananya, tindakan yang perlu dipelopori adalah memulai dari dalam diri sendiri. Sampah dapat teratasi apabila setiap dari kita mau bergerak mengolah sampah. Selain kerugian akibat penumpukan yang disebabkan kita perlu mengambil langkah kecil untuk mengatasinya. Untuk itu proses pengolahan kompos adalah langkah kecil yang tepat. Mengapa demikian? Dalam skala yang sederhana merupakan kiat awal yang harus diterapkan dalam diri setiap individu, yakni pembuatan pupuk kompos. Secara sederhana ada banyak cara pengolahan sampah yang dapat dilakukan. Akan tetapi, dengan metode ini selain menambah minat, juga sistem pengolahannya yang lebih sederhana.

Berdasarkan pengertiannya kompos ialah sistem pengolahan yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik. (Murbandono, 2006) bahwa pupuk yang sudah matang apabila berwarna coklat kehitaman dan tidak berbau busuk. Strukturnya tampak remah dan gembur, memiliki kandungan C/N rasio rendah. Sesuai kajiannya sampah organik memiliki manfaat yang mampu memberi dampak positif terhadap tanaman seperti perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, selain menutrisi tanaman, dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong tingkat aktivitas biologi tanah, meningkatkan pH tanah pada tanah asam, meningkatkan ketersediaan unsur mikro. Demikian beberapa hal yang menjadi manfaat pembuatan kompos.

Selain manfaat yang diperoleh berikut alternatif pengolahan kompos secara mudah dan efektif dalam skala rumah tangga yang dapat dicoba. Adapun komponen Alat dan bahan yang digunakan, alatnya, pisau, gunting, wadah berukuran besar beserta penutup (tong atau ember). Sementara bahan yang digunakan, molase, tricodherma, garam, dolomit, sampah kebun (daun kering), daun pisang, nasi, sekam bakar, eco enzim, dedak, gula air, sekam bubuk kayu.

Langkah selanjutnya adalah Pengolahan Kompos. Di bawah ini dijelaskan tahap yang sudah dipelajari dalam kuliah lapangan mata kuliah Psikologi Lingkungan.

1. Daun kering dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian siapkan wadah berukuran besar. Wadah penyimpanan kompos bisa berupa gentong berukuran besar sesuai takaran kompos yang akan dibuat. Pada bagian bawah gentong diberi bantalan sekam yang berfungsi sebagai penahan cairan selama proses pengolahan.

2. Masukan 3 tutup botol molase, kemudian masukan 2 sendok tricodherma, 2 sendok makan garam, 200 gram dolomit.

3. Tambahkan 700 gram daun pisang yang dipotong kecil-kecil, 100 gram nasi, masukan juga 200 gram sekam bakar, lalu tambahkan 2  gayung eco enzim, 800 gram dedak, 630 gram gula, kemudian 400 gram sekam bubuk kayu, dan tambahkan toping. Pastikan semua komponen bahan yang dimasukkan tercampur merata.

4. Tutup wadah agar terhindar dari sinar matahari dan hujan. Simpanlah di tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari.

5. Untuk mendapatkan hasil yang cepat dan maksimal Pastikan minimal 3 kali sehari kompos diaduk ini hanya membutuhkan waktu 2 bulan kompos siap dipanen.

Penjelasan secara runtun mengenai Pengolahan Kompos cukup mudah bukan? Sebenarnya mengolah sampah adalah salah satu bagian dukungan kita terhadap lingkungan agar tetap lestari. Pengolahan yang dilakukan juga mudah saja namun tekad dan perilaku konsisten juga dibutuhkan di sini. Dengan demikian menjadikan pupuk kompos sebagai alternatif melestarikan lingkungan adalah hal positif sehingga sampah dapat teratasi dengan baik apabila orang-orang di sekitar dapat memahami proses pengolahannya dan menambah kreativitas.


DAFTAR PUSTAKA: 


Mudayana,A.A., Erviana,V.Y., & Suwartini,I. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengolahan Limbah Organik. Jurnal Salam, 8(2), 339-347.

Murbondono, I. (2006). Membuat Kompos. Jakarta. Penebar Swadaya. 128 hal.

0 komentar:

Posting Komentar