31.10.22

Essay 2 Psikologi Lingkungan, dosen pengampu: Arundati Shinta. A Plastic Ocean. Tiyana Arum Sari / 21310410073

 

A Plastic Ocean

Tiyana Arum Sari / 21310410073

Essay 2 Psikologi Lingkungan

Dosen pengampu: Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Topik

Begitu banyak sampah plastik yang masuk ke dalam lautan, merusak rumah bagi penghuni laut, mengubah rantai makanan, hingga menyebabkan kematian binatang dan kehidupan laut.

Sumber

A Plastic Ocean – 1:40:19

https://www.youtube.com/watch?v=yog7qmGZIlQ

Ringkasan

Pada film dokumenter ini Craig Leeson bersama penyelam bebas Tanya Streeter bekerjasama dengan ilmuwan dan para peneliti menjelajahi dua puluh tempat dalam kurun waktu empat tahun untuk mengungkap penyebab dan konsekuensi serta memberikan solusi dari sampah plastik tersebut.

Dalam perjalanannya Craig Leeson dan Tanya Streeter menemukan berbagai permasalahan yang timbul akibat sampah plastik. Mulai dari paus yang mati akibat menelan plastik dengan lebar 6 meter persegi hingga tidak bisa makan dan mengalami kekurangan gizi, burung laut yang juga turut menjadi korban akibat sampah plastik yang mengambang di lautan, serta kura-kura tempayan yang tidak bisa menyelam akibat ada sejumlah plastik di perutnya yang menghasilkan gas.

Kejadian tersebut diakibatkan oleh sampah plastik yang masuk ke lautan sehingga disalahpahami oleh ikan, kura-kura, dan binatang laut lainnya sebagai ubur-ubur atau makhluk hidup lain yang bisa dimakan. Hal ini mengakibatkan berubahnya rantai makanan di laut. Banyaknya sampah plastik di laut disebabkan oleh penggunaan plastik yang berlebih seperti penggunaan sedotan, kemasan makanan, dan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik, sampah yang dibuang ke sungai lalu mengalir ke lautan, hingga microbeads yaitu bahan yang biasa digunakan pada sabun cuci muka, pasta gigi, dan alat kosmetik lainnya. Penyebab yang lebih parah lagi adalah sinar ultraviolet, gelombang laut, dan garam yang menjadikan plastik pecah dan menjadi potongan-potongan kecil atau disebut "microplastics" yang jauh lebih berbahaya.Tidak hanya membahayakan bagi hewan tentunya akibat dari sampah plastik ini juga membahayakan manusia.

Dalam film ini menunjukkan pembakaran sampah plastik yang dapat menimbulkan beberapa penyakit seperti pulmonial, tuberkulosis, emfisima, kanker, hingga menyebabkan kemandulan. Penyebab dan dampak dari sampah plastik ini menjadi perhatian dunia. Pada tahun 1991 Jerman menjadi negara pertama di dunia yang menyampaikan Undang-Undang Pengemasan yang mewajibkan produsen plastik bertanggung jawab untuk daur ulang dari setiap kemasan yang mereka jual

Sikap peduli terhadap lingkungan merupakan reaksi peduli seseorang terhadap lingkungannya. Misalnya, tidak merusak lingkungan alam dengan selalu menjaga pelestarian lingkungan, atau dengan kata lain harus selalu menjaga dan melestarikan lingkungan agar tidak menjadi rusak, tercemar bahkan menjadi punah adapun upaya pengelolaan lingkungan

Permasalahan

Film A Plastic Ocean Film A Plastic Ocean memberikan fakta mengenai dampak sampah plastik di perairan disamping itu film ini memberikan solusi pengelolaan sampah plastik dari berbagai Negara. Seperti :

         Di Filipina, melakukan Bioremidasi dan Fitoremidasi sebagai langkah membersihkan lingkungan perairan seperti sungai dari polutan.

          Di Jepang, dimana penduduk desa kamakatsu japan memiliki konsep recyling dan menerapkan the zero waste town.

         Di Bristol Inggris, boto-botol plastik dirangkai menjadi sebuah pernak-pernik cantik yang bernilai seni sebagai pemanis di depan gedung.

Opini

            Manusia yang ada di bumi sudah semestinya memiliki kesadaran akan lingkungan dan mengelolanya sebaik mungkin sehingga terjadi keselarasan dalam alam antara manusia dan komponen yang ada di dalam lingkungan seperti hewan dan tumbuhan.

           Pengelolaan sampah plastik sangat penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam, baik darat, laut, maupun udara.

           Banyak kehidupan yang dirugikan ketika tidak bisa mengelola sampah.


Foto diri :



 

0 komentar:

Posting Komentar