18.7.22

Tuntutan Perfeksionis Pada Karyawan: Pengaruh Pendidikan Pada Dunia Kerja

 

 

Tuntutan Perfeksionis Pada Karyawan: Pengaruh Pendidikan Pada Dunia Kerja

Essay Ujian Akhir PIO

Semester Genap T.A 2021/2022

Tahun Akademik 2021/2022

Dosen Pengampu: Arundati Shinta

Fariha Aulia Syahda (21310410092)

Pendahuluan

Karyawan hampir sama pengertiannya dengan buruh, tenaga kerja atau pekerja dan jika diistilahkan menjadi sumber daya manusia (SDM). SDM melingkupi semua manusia selaku penduduk atau warga negara pada suatu negara dalam batas wilayah tertentu yang sudah menaiki usia angkatan kerja jika dilihat secara mikro. Secara mikro menurut Simmamora (2005) ialah manusia atau orang yang bekerja menjadi anggota organisasi yang bisa dibilang personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain. Jika dilihat secara makro SDM ialah penduduk usia produktif lantaran belum menaiki lapangan kerja yang terdapat di masyarakatnya.

Jika dijelaskan secara rinci, karyawan ialah manusia yang memanfaatkan tenaga dan kemampuannya dalam mendapatkan balasan misalnya pendapatan. Bedasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006) mengatakan bahwasannya karyawan merupakan orang yang bekerja di lembaga misalnya kantor, perusahaan, dan lain-lain dengan memperoleh pendapatan atau upah. Bedasarkan pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa karyawan ialah orang yang menjual pikiran dan tenaga atau bekerja untuk memperoleh pendapatan ataupun kompensasi yang telah disepakati terlebih dahulu.

Namun persoalannya adalah seorang karyawan kadang dituntut harus perfeksionis dalam segala hal, pada tulisan kali ini tertuju pada kurangnya rasa dukungan atau kebijakan yang baik pada karyawan yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga karyawan mengalami kendala pada ilmu-ilmu tertentu. Hal ini tentu saja sangat dinilai penting karena dengan bertambahnya ilmu serta wawasan karyawan bisa membuat kesuksesan pada organisasi atau perusahaan itu sendiri. Akan tetapi idealnya, karyawan bisa menguasai suatu keahlian hanya dengan otodidak atau yang dipelajari melalui kursus-kursus tertentu.

Jadi pada tulisan kali ini ialah menjawab bagaimana jadinya dunia kerja di masa depan yang mendambakan tenaga kerja berkualitas. Namun, kebijakannya selfish atau egois. Hal ini bisa dinilai penting karena kualitas pendidikan sangat berpengaruh sekali pada dunia kerja, dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi  maka kualitas pegawai juga semakin baik. Pendidikan menjadi salah satu faktor yang sangat penting pada pengembangan sumber daya manusia, tidak hanya meningkatkan cara-cara melaksanakan kerja yang baik, akan tetapi bisa mengambil keputusan dalam pekerjaan, bisa dibilang pendidikan memberikan pengetahuan tidak hanya langsung dengan tugas, tetapi juga landasan dalam melaksanakan perkembangan diri juga kemampuan memanfaatkan semua sarana dan juga prasarana disekitar kita dalam kelancaran tugas. Semakin tinggi tamatan pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan dan kesempatan untuk bekerja (Yos Merizal, 2008). Oleh sebab itu, pendidikan menjadi satu hal yang berpengaruh sekali pada kinerja karyawan dan juga bisa menjadi aspek kesuksesan organisasi.

Sikap dalam menghadapi situasi yang toxic

Apabila penulis menjadi karyawan pada organisasi tersebut. Maka, tindakan yang diambil adalah keluar dari organisasi itu. Mengapa demikian? Karena jika organisasi yang ia jalani saja percaya bahwasannya jika pendidikan yang ia ambil tinggi akan mendapatkan promosi. Tentu saja ini sangat memungkinkan, jikalau nanti ia lulus banyak organisasi yang menerima sesuai bidang yang ia ambil. Tentu saja penulis bersedia jikalau harus memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Karena bagaimanapun jika berbicara antara dunia kerja dan pendidikan tentu saja keduanya tampak selinear, oleh karena itu jika ingin seimbang maka bisa saja diimbangi keduanya. Atau solusi terbaik adalah cari organisasi yang bisa menerima pertumbuhan dan perkembangan kita dalam menambah ilmu dan skill.

Penutup

Dalam menghadapi hal ini tentu saja banyak langkah cerdas yang harus diambil, salah satunya terkait pendidikan. Karena sebelum nanti jatuh pada keputusan yang salah alangkah baiknya perlu diadakan pertimbangan yang besar, jika sudah tidak nyaman dengan kebijakan atau dirasa sangatlah selfish maka sebaiknya carilah organisasi atau perusahaan yang sesuai dengan standar kemampuan kita atau jika memang tidak bisa cobalah dalam memanajemen waktu yang baik untuk melanjutkan pendidikan dan juga pekerjaan yang dijalani.

Daftar Pustaka

Landasan, T., Karyawan and Karyawan, P. (n.d.). BAB II.

[online] Available at:

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1634/5/138600174_File5.pdf [Accessed 18 Jul. 2022].

‌Susila, A., Rudianto, Y. and Belakang, A. (n.d.).

[online] Available at: https://media.neliti.com/media/publications/72218-ID-persepsi-dosen-dan-pegawai-adanya-toxic.pdf [Accessed 18 Jul. 2022].

‌Arundati Shinta, (n.d.). CONTOH PENGERJAAN SOAL UJIAN.

[online] Available at: http://kupasiana.psikologiup45.com/2020/06/contoh-pengerjaan-soal-ujian.html [Accessed 18 Jul. 2022].

 

0 komentar:

Posting Komentar