18.7.22

KEBIJAKAN EGOIS: CARA MENYIKAPI KEBIJAKAN ORGANISASI YANG EGOIS

Essay untuk Ujian Akhir Psikologi Industri dan Organisasi

Semester Genap

Tahun Akademik 2021/2022

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh :

Destiana Dini Safitri

NIM : 21310410090


Setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dan mendapatkan gelar, sebagian besar orang tentu akan mencari pekerjaan. Banyak dari mereka yang akhirnya menjadi karyawan disebuah organisasi atau perusahaan. Karyawan merupakan seseorang yang bekerja di sebuah organisasi/lembaga/perusahaan dan diberi gaji. Untuk menjadi seorang karyawan di sebuah organisasi atau perusahaan besar tentu tidak mudah, namun walaupun begitu tidak sedikit orang yang berambisi untuk menjadi karyawan di sebuah organisasi atau perusahaan besar karena gaji yang ditawarkan juga besar.

Menurut Undang-Undang Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan adalah tenaga kerja melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasilnya karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya. Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan menurut Hasibuan dalam Manulang 2002, karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

        Terdapat persoalan yang terkadang terjadi dengan karyawan yaitu tentang kebijakan organisasi atau perusahaan yang egois. Organisasi/perusahaan mempersulit ketika karyawan ingin melanjutkan pendidikan, padahal di masa depan dibutuhkan karyawan yang berkualitas. Organisasi/perusahaan sama sekali tidak bersedia membantu keinginan karyawan untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi, organisasi/perusahaan tidak memberi bea siswa, tidak memberi cuti ketika karyawan sedang menjalani ujian, dan tidak peduli dengan progres studi dan keinginan menggali potensi diri karyawan. Tentu hal tersebut menjadi beban pikiran bagi karyawan yang ingin melanjutkan pendidikannya sehingga mungkin akan mengganggu kinerja mereka. Idealnya, organisasi/perusahaan memiliki kebijakan yang tidak egois, seharusnya organisasi/perusahaan mendukung karyawannya yang ingin melanjutkan pendidikan karena itu juga akan membawa dampak baik bagi organisasi/perusahaan.

        Jadi persoalan yang harus diselesaikan dalam tulisan ini adalah apa yang akan terjadi di masa depan jika terdapat kebijakan yang egois sedangkan dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas? Apa yang bisa dilakukan jika berhadapan dengan organisasi/perusahaan dengan kebijakan egois? Menurut Edy Sutrisno (2011:65) pendidikan merupakan totalitas interaksi manusia untuk pengembangan manusia seutuhnya, dan pendidikan merupakan proses yang terus-menerus yang senantiasa berkembang. Oleh karena itu, melanjutkan pendidikan merupakan hal yang penting karena nantinya juga akan berdampak baik bagi organisasi/perusahaan dan juga bagi karyawan itu sendiri.

        Baik dan buruknya organisasi akan bergantung pada kebijakan-kebijakan pimpinan. Pimpinan yang visioner akan membawa semangat perubahan, namun jika pimpinan kurang terampil dalam mengelola organisasi akan berakibat rendahnya motivasi kerja. Jika pimpinan terbuka dan demokratis maka akan menumbuhkan kreativitas, namun sebaliknya jika pimpinan memonopoli atau otoriter maka pegawai hanya akan bekerja sesuai perintah dan atau prosedur. Di masa depan tentu dibutuhkan karyawan yang berkualitas, jika masih terdapat kebijakan yang egois/selfish tentu akan menghambat berkembangnya kinerja karyawan. Terkadang terdapat kebijakan organisasi/perusahaan yang mempersulit karyawannya untuk melanjutkan pendidikan dan tentu akan membuat kemampuan karyawan tidak berkembang dengan baik. Jadi, ada baiknya jika dibuat kebijakan yang mempermudah dan mendukung karyawannya yang akan melanjutkan pendidikan karena nantinya hal itu akan berdampak baik bagi organisasi/perusahaan dan juga karyawan itu sendiri.

    Solusi yang dapat dilakukan jika berhadapan dengan kebijakan organisasi/perusahaan yang egois/selfish:

  1. Mengikuti kebijakan tersebut jika dirasa masih dalam batas wajar, jika semakin tidak wajar maka lebih baik membicarakan dengan pimpinan agar kebijakan tersebut dapat dirubah.
  2. Mendiskusikan hal-hal yang memberatkan. Seperti ketika organisasi/perusahaan tidak mendukung dan menghambat ketika karyawan ingin melanjutkan pendidikan, kita bisa mendiskusikan dan membicarakan baik-baik apa dampak yang akan diperoleh organisasi/perusahaan dan karyawan itu sendiri jika melanjutkan pendidikan. Karena dengan pendidikan yang lebih maju, maka organisasi/perusahaan dan kinerja karyawan juga akan menjadi lebih maju.
  3. Keluar dari organisasi/perusahaan tersebut. Jika dirasa kebijakan sudah sangat memberatkan dan menghambat perkembangan diri, dan tidak mendapatkan hasil ketika dinegosiasikan, maka ada baiknya jika keluar dari organisasi/perusahaan tersebut dan melanjutkan pendidikan. Ketika kita memiliki pendidikan yang lebih baik, tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan diterima di sebuah organisasi/perusahaan yang lebih baik dari sebelumnya.

       Berhadapan dengan kebijakan organisasi/perusahaan yang egois memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika sampai mempersulit karyawan yang ingin melanjutkan pendidikan, padahal pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan yang lebih maju tentu akan berdampak baik pada organisasi/perusahaan juga diri sendiri. Sebagai karyawan kita harus senantiasa berpikir positif dan mencari jalan keluar terbaik. Sebagai karyawan tentu juga memiliki tujuan dengan pendidikan yang lebih maju, namun kebijakan organisasi/perusahaan juga harus dipatuhi. Akan lebih baik jika memilih salah satu, jika saya menjadi karyawan tersebut tentu akan memilih pendidikan karena pendidikan sangat penting apalagi di masa depan dibutuhkan karyawan yang berkualitas.

 

Daftar Pustaka

Harras, H., Sugiarti, E., & Wahyudi W. (2020). Kajian Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Mahasiswa.

Ishaya, S. R. (2017). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Arka Mahesa Pratama di Jakarta Selatan . Jurnal Lentera Bisnis, 6(2), 94-107.

Ningrum, W., Sunuharyo, B. S., & Hakam, M. S. O. (2013). Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis, 6(2).



0 komentar:

Posting Komentar