19.7.22

Realita Menghadapi Organisasi Yang Egois dan Selfish

REALITA  MENGHADAPI ORGANISASI YANG EGOIS DAN SELFISH 

 



Nama : Rizki Amelia Saputri

NIM : 21310410035

Ujian Akhir Semester Essay

Psikologi Industri dan Organisasi

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


PENDAHULUAN 

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia yang ingin maju dan berkembang dari ketertinggalan. Pendidikan merupakan usaha membimbing seseorang menjadi manusia yang lebih baik yakni dengan jalan mengembangkan potensi yang dimiliki manusia yang ada dalam dirinya. 

Kata “lulus dan bergelar sarjana” merupakan suatu keinginan terdalam dari setiap insan yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Kelulusan tersebut sangat dinanti untuk mengobati setiap pengorbanan dan perjuangan yang telah dilakukan. Demkian juga untuk mengukir senyum di wajah orang terdekat dan tersayang, yaitu kedua orang tua. Lebih dari itu, kelulusan merupakan langkah awal untuk meniti karir di dunia nyata.

Permasalahannya, setelah lulus dari perguruan tinggi dan menyandang gelar sarjana, mau ngapain nih? Apakah setelah menyandang gelar sarjana bekal yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja sudah cukup? Apakah modal sosial (social asset) dan modal psikologis (psychological capital) kita sudah cukup? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan serupa.

Pesan penting dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dan bertahan dalam dunia kerja bukan hal yang mudah. Ketika lulusan perguruan tinggi menghadapi persaingan ini, ia memerlukan persiapan yang matang dalam memasuki dunia kerja.

sebenarnya pertanyaan yang lebih mendasar lagi adalah apa itu kesiapan kerja? Menurut Caballero, Walker dan Fuller (2011), kesiapan kerja adalah suatu sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seorang yang telah lulus dari institusi pendidikan tinggi sehingga memiliki kesiapan dalam bekerja atau siap untuk sukses dalam lingkungan kerja. Atlay dan Harris (2000) menambahkan bahwa ketika kesiapan kerja dipersiapkan dengan baik, memungkinkan bagi seorang individu untuk sukses dalam dunia kerja.

Sulitnya persaingan untuk masuk ke dalam dunia kerja di Indonesia telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (2019) yang mencatat sekitar 8,8% dari total 7 juta pengangguran di Indonesia adalah sarjana. Pada tahun 2017, diketahui bahwa hanya ada 17,5% jumlah tenaga kerja lulusan perguruan tinggi. Angka presentase ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan tenaga kerja lulusan SMA/SMK sebesar 82% dan tenaga kerja lulusan SD sebesar 60% (Seftiawan, 2018). Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa tingkat pengangguran sarjana masih tinggi sedangkan jumlah tenaga kerja lulusan perguruan tinggi masih tergolong sedikit. 

Selain itu menurut Hartinah (2016), di Indonesia periode rata-rata waktu tunggu sarjana (S1) hingga mendapatkan pekerjaan pertama adalah 0 (nol) hingga 9 (sembilan) bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata waktu tunggu lulusan hingga mendapatkan pekerjaan pertama bervariasi bahkan cenderung memiliki waktu tunggu yang lama dalam mendapat pekerjaan pertama.

Dilema antara lanjut S2 atau kerja terlebih dulu memang sering menghantui para mahasiswa, khususnya para fresh graduate dan yang sudah lumayan lama lulus namun masih belum berkesempatan bekerja. Walaupun sebenarnya, kedua pilihan tersebut sama-sama baiknya, hanya tergantung pandangan masing-masing orang. 

Banyak yang mengatakan, kalau langsung lanjut S2 otak masih fresh dan masih bersemangat. Namun, tak jarang ada pula yang berpendapat kalau lebih baik kerja dulu untuk mengumpulkan banyak  pengalaman dulu.

Ketika individu memiliki pengalaman organisasi dan kerja, mereka akan terbiasa dan terlatih dengan segala tantangan yang ada dalam organisasi sehingga mereka dapat menghadapi tantangan baik dalam hal pekerjaan maupun berhadapan dengan lingkungan sosial dan situasi-situasi yang terkadang tidak sesuai harapan.

Berbeda lagi dengan Berada dalam Organisasi yang Egois dan Selfish. Selfish dalam bahasa Indonesia artinya egois atau mementingkan diri sendiri.

Organisasi pada dasarnya terdiri dari sekelompok orang yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang hendaknya dapat dicapai oleh semua anggotanya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang juga mempunyai tujuan pribadi yang melatarbelakangi orang tersebut untuk bergabung dalam sebuah organisasi.

Jika sifat egoisme masih ada dalam diri seorang pemimpin, maka sesuatu yang sebagai tujuan atau sesuatu yang diinginkan, tidak mampu di capai.

Dengan hal itu mementingkan diri sendiri juga tidak menjamin untuk membawakan perubahan yang baik, melainkan munculnya rasa kecewa terhadap apa yang diperbuat.

Dapat kita simpulkan bahwa memiliki sifat egoisme, tidak akan mampu mengubah apa pun karena dengan perilaku mementingkan diri sendiri lebih besar efek buruknya.

Maka dari itu dibutuhkan seseorang pemimpin yang memiliki rasa percaya antara satu sama lain dengan menyatukan suatu pemikiran untuk tercapainya tujuan bersama.

Seseorang dapat dikatakan egois ketika mereka terobsesi memikirkan keuntungan diri sendiri tanpa sedikit pun mempertimbangkan orang lain. Ia tak peduli bahkan kalau keuntungan dirinya dapat membahayakan orang.

Keegoisan ini jelas mengganggu dan membuat orang lain tidak nyaman berada di dekat mereka. Orang egois rela melakukan apa saja untuk menempatkan dirinya sebagai pusat dari segalanya, meski itu berarti harus merugikan orang lain.

PENUTUP 

Jika saya di tanya bersedia atau tidak bersedia berada di dalam organisasi yang tidak bersedia membantu keinginan Kita untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi tersebut. Organisasi tidak memberi bea siswa, tidak memberi cuti ketika Anda sedang menjalani ujian di kampus, tidak memberi ijin menuntut ilmu lanjutan, tidak peduli dengan progres studi lanjut Anda dan tidak peduli dengan keinginan menggali potensi diri. organisasi tersebut sangat licik, selfisih dan egois. Tidak memberi kemudahan untuk menuntut ilmu lanjutan namun mau memetik manfaat dari ilmu lanjutan tersebut. Maka saya tidak bersedia. Saya lebih memilih menuntut ilmu lebih tinggi agar saya nanti bisa mempunyai kebijakan mengembangkan karir saya nantinya. 


DAFTAR PUSTAKA 

Sinndy (2019) alumni Fakultas Psikologi UIN “Jakarta Memasuki Dunia Kerja: Apa Persiapan yang Harus Dilakukan Mahasiswa”

httpsa://www.kompasiana.com/amp/fathiahnuralisa7038/62282fffbb448666796aa494/egoisme-dalam-berorganisasi


0 komentar:

Posting Komentar