18.7.22

PROBEMATIKA KULIAH SAMBIL KERJA

 


UAS Psikologi Industri dan Organisasi

Semester Genap TA 2021/2022

Oleh : Fika Yuliyanti

(21310410007)

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Kelas Reguler

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 

PROBLEMATIKA KULIAH SAMBIL BEKERJA

 

Mahasiswa yang telah melalui perkuliahan selama kurang lebih empat tahun dan dinyatakan lulus gelar S.Psi sebagai tanda telah melalui pendidikan psikologi.  Lulusan S1 Psikologi dapat dikatakan sebagai ilmuwan psikologi karena sudah melalui pendidikan strata 1. Himpunan Psikologi Indonesia (2010) menyatakan bahwa ilmuwan adalah seseorang yang memiliki kapasitas atau kemampuan dalam memberikan layanan psikologi yang berbentuk penelitian, pelatihan, layanan masyarakat, pengembangan kebijakan, dan lain-lain.

Seseorang dengan gelar S.Psi bisa bekerja dimana saja, contohnya adalah bekerja dalam sebuah organisasi perusahaan. Prospek kerja yang masih menjadi “primadona” bagi para lulusan psikologi adalah HRD, atau Human Resource Development, tugas staf HRD adalah untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai kebijakan di kantor yang mendukung kesejahteraan karyawan. Tugas lainnya dari pegiat sumber daya manusia adalah untuk merekrut karyawan baru, mengatur jadwal wawancara , memimpin pelatihan karyawan, dan evaluasi tim manajemen.

Menurut teori Abraham Maslow secara garis besar berpendapat bahwa untuk memenuhi kebutuhan tingkat atas, seorang individu haruslah memenuhi kebutuhan tingkat bawahnya terlebih dahulu dan menggunakan keinginan tersebut sebagai hal untuk memotivasi mereka. Maka dari itu seseorang akan selalu berproses untuk mencapai tingkat kebutuhan yang paling tinggi, contohnya adalah saat lulusan S1 Psikologi hendak melanjutkan studi lanjutan yaitu jenjang S2 dengan sambil bekerja.

Tetapi apa yang terjadi jika organisasi perusahaan tempatnya bekerja tidak terlalu mendukung keputusannya untuk melanjutkan studi di jenjang S2 tersebut?

Setiap organisasi perusahaan mempunyai aturan yang berbeda antar organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain. Contohnya, ada perusahaan yang melarang karyawannya memakai jilbab, tetapi ada juga perusahaan yang mewajibkan karyawannya memakai jilbab. Atau contoh lainnya adalah ada perusahaan yang tidak menerima karyawan yang sedang berkuliah untuk bekerja, tetapi sebaliknya ada juga perusahaan yang membolehkan karyawannya bekerja sambil kuliah.

Lalu bagaimana dengan kasus diatas? Dimana perusahaan mengizinkan karyawannya bekerja sambil kuliah tetapi tidak terlalu mendukung keputusan karyawan tersebut?

Alasan yang menyebabkan perusahaan tidak terlalu mendukung karyawannya bekerja sambil kuliah adalah ;

1.       Pekerjaan akan banyak terbengkalai, perusahaan khawatir jika karyawan bekerja sambil kuliah maka pekerjaan yang menjadi tugasnya akan terbengkalai.

2.       Sistem perkuliahan tidak bisa berkoalisi dengan sistem pekerjaan. Misalnya saat karyawan mempunyai presentasi pagi di kampus, sedangkan di waktu yang bersamaan karyawan tersebut juga memiliki jadwal meeting.

Jika penulis berada di posisi karyawan tersebut, ada beberapa opsi yang nantinya akan penulis pilih salah satu ;

1.       Mengambil kuliah kelas malam, jadi saat jam kerja sudah selesai penulis bisa pergi ke kampus untuk kuliah, tetapi banyak juga kampus yang kini menawarkan kuliah daring, contohnya Universitas Terbuka. Yang tentunya memudahkan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

2.       Memprioritaskan salah satu saja, yaitu antara bekerja atau kuliah.

3.       Mencari beasiswa lalu berusaha agar lulus cepat dengan hasil memuaskan untuk selanjutnya sebagai modal meraih target target yang terbaik yang bisa di raih.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Davis, Keith dan John W. Newstrom.1996. Perilaku dalam Organisasi. Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Gibson, Ivancevich, and Donelly. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1, edisi kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/24/aplikasi-teori-kebutuhan-maslow-di-sekolah/

0 komentar:

Posting Komentar