20.7.22

PRO DAN KONTRA PEMIMPIN DENGAN KARAKTER NICCOLO MACHIAVELLI

Essay untuk Ujian Akhir Psikologi Sosial

Semester Genap

Tahun Akademik 2021/2022

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh:

Destiana Dini Safitri

NIM: 21310410090 


Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi seorang karyawan di sebuah organisasi. Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak ada akan terlaksana. Menjadi seorang karyawan tentu harus memiliki rasa tanggung jawab dan kesetiaan yang tinggi. Menurut Hasibuan dalam Manulang 2002, karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

Dalam sebuah organisasi tentu terdapat seorang pemimpin, dan tentu saja setiap pemimpin memiliki karakter yang berbeda-beda pula. Pemimpin dengan karakter tenang, ramah, penyayang, memperhatikan kesejahteraan anggota tentu banyak disukai oleh karyawannya. Namun, pemimpin dengan karakter tersebut belum tentu benar-benar menjadi idaman karyawan. Semakin baik pemimpin maka karyawan akan semakin loyal kepada organisasi. Untuk mempertahankan keloyalitasan karyawannya, tidak menutup kemungkinan pemimpin memiliki karakter seperti yang digambarkan oleh Niccolo Machiavelli. Ia menghalalkan segala cara untuk membuat karyawannya tetap loyal pada organisasi. Namun, tentu saja hal tersebut menjadi pro dan kontra bagi sebagian orang.

Persoalan yang sering terjadi pada organisasi salah satunya yaitu ketika si pemimpin memiliki karakter seperti yang digambarkan oleh Niccolo Machiavelli, terutama ketika si pemimpin berhadapan dengan pihak eksternal organisasi. Namun menariknya, segala keuntungan finansial yang diperoleh dari pihak eksternal diberikan untuk kesejahteraan semua karyawan. Sebagai karyawan yang merasa diuntungkan tentu akan mendukung karakter pemimpinnya, namun mereka yang tidak merasa diuntungkan tentu akan merasakan hal yang sebaliknya, hal tersebut yang menciptakan pro dan kontra dari karakter Niccolo Machiavelli. Idealnya, pemimpin sedikitnya harus memiliki 8 karakter, yaitu cerdas, bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, inisiatif, konsisten dan tegas, adil dan lugas.

Jadi persoalan yang harus diselesaikan dalam tulisan ini adalah apakah benar, karakter Machiavelli akan kita hujat bila itu tidak menguntungkan kita, namun bila menguntungkan kita maka Machiavelli kita sanjung? Memang hal ini menjadi pro dan kontra bagi sebagian orang, mereka yang merasa diuntungkan tentu merasa pro dengan karakter Machiavelli dan sebaliknya mereka yang tidak merasa diuntungkan atau bahkan merasa dirugikan tentu kontra dengan karakter Machiavelli.

       Individu dengan sifat kepribadian machiavellian tinggi lebih manipulatif dan agresif. Sifat machiavellian tinggi juga cenderung digambarkan dengan seseorang yang suka mendapatkan keuntungan pribadi, tidak taat pada aturan serta cenderung memiliki perilaku disfungsional. Hal tersebut membuat individu yang bersangutan memiliki perilaku atau tindakan-tindakan yang dilema secara etis (Gosh & Crain, 1996). Pemimpin dengan karakter tersebut banyak di sukai oleh karyawannya karena mereka akan merasa sejahtera dalam bekerja. Sebagai seorang karyawan tentu mendukung dan memilih bekerja dengan pemimpin yang dapat menyejahterakan mereka.

          Namun, ada pula kontra bagi sebagian orang mengenai karakter Machiavelli ini. Menurut Robbins dan Judge (2009:139) machiavellianisme merupakan tingkat dimana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Seseorang dengan orientasi machiavellisme dikenal sebagai machiavellian. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh sifat machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis dilakukan oleh Jiwo (2011), dan Yuliana (2012). Hubungan yang terbentuk adalah hubungan negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi sifat machiavellian yang dimiliki seseorang, maka keputusan yang diambilnya akan semakin tidak etis. 

        Pro dan kontranya pemimpin dengan karakter Machiavelli tergantung pada pribadi individu masing-masing. Mereka yang merasa diuntungkan akan menyanjung pemimpin dengan karakter Machivelli. Sebaliknya, mereka yang tidak merasa diuntungkan atau bahkan dirugikan bisa saja menghujat pemimpin dengan karakter Machiavelli tersebut. Jika saya menjadi karyawan yang berhadapan dengan pemimpin yang memiliki karakter Machiavelli maka saya lebih memilih untuk kontra, namun tidak menghujat pemimpin. Karena pengaruh yang terbentuk dari karakter Machiavelli adalah negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi sifat machiavellian yang dimiliki seseorang, maka keputusan yang diambilnya akan semakin tidak etis. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki sifat machiavellian yang rendah maka, keputusan yang diambilnya semakin etis.



Daftar Pustaka

Hariadi, H., Kennedy, K., & Ramdhani, T. S. (2015). Pengaruh Sifat Machiavellian, Locus Of Control, dan Equity Sensitivity terhadap Penghindaran Pajak dengan Keputusan Etis sebagai Variabel Intervening. Doctoral dissertation, Riau University.

Ishaya, S. R. (2017). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Arka Mahesa Pratama di Jakarta Selatan. Jurnal Lentera Bisnis, 6(2), 94-107.

Martini, N. P. R., & Pertama, I. G. A. W. (2019). Perilaku Disfungsional Auditor: Dampak Kompetensi Auditor, Sifat Machiavellian, Tekanan Waktu dan Tekanan Ketaatan (Studi Kasus KAP di Bali). Wacana Ekonomi (Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi), 18(1), 66-74.

Sahadi, S., Taufiq, O. H., & Wardani, A. K. (2020). Karakter kepemimpinan ideal dalam organisasi. Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(3), 513-524.

 








0 komentar:

Posting Komentar