20.7.22

PRIHAL KEKUASAAN YANG DIKEMUKAKAN MACHIAVELLI DALAM ISU KEPEMIMPINAN

 



UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI SOSIAL

Semester genap T.A 2021/2022

Oleh;

Alita Dwi Nur’Aini (21310410080)

Kelas regular

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 Dosen pengampu ;

Dr. Arundati Shinta, M.A.

Sebagai konsekuensi dari penggunaan konsep ilmu-ilmu social secara luas, berbagai cabang sejarah mulai muncul menurut tema-tema yang memberikan karakteristik tertentu, seperti sejarah politik yang memperluas kajiannya pada berbagai aspek kegiatan politik. Dengan menggunakan pendekatan dari berbagai ilmu-ilmu social, sejarah politik yang analitis-kritis dapat dimunculkan, apa itu menyangkut struktur kekuasaan, jaringan-jaringan politik, kepemimpinan, suksesi, dan lain-lain.  Khusus mengenai kekuasaan dan kepemimpinan, Machiavelli memaparkan munculnya sebuah kekuasaan. Buku Sang Penguasa (Il Principe) karya Machiavelli menjadi persembahannya kepada Lorenzo De’Medici. Buku tersebut memberikan beberapa petunjuk bagaiamana para raja harus memerintah, memahami sepenuhnya sifat dan ciri rakyat, orang harus menjadi raja, dan untuk memahami sepenuhnya ciri dan sifat raja-raja.  Sehingga dengan persembahan ini, Machiavelli berharap Lorenzo De’ Medici  menjadi raja yang dapat mencapai puncak kemuliaanPerkembangannya ke depan, banyak orang yang  mendalami buku itu seperti Adolf Hitler dan Bennito Mussolini sehingga pada titik ekstrim, ia dicela sebagai guru par excellence pengkhianatan politik dengan siasat yang jahat dan beriku-liku. Namun ada juga  yang menganggap Machiavelli sebagai God Father intelektual dalam politik. Adanya dua penilaian yang berbeda itu menjadi menarik untuk dikaji, apalagi jika dihubungkan dengan munculnya para penguasa di dunia dengan berbagai karakter yang berbeda.

Makna dan hakikat pemimpin kharismatik akhir-akhir ini semakin meluas dan hampir merosot artinya. Kini hampir setiap pemimpin yang memiliki daya tarik yang disukai dan menonjol terutama dari negara-negara baru (berkembang), tanpa pandang bulu diberikan julukan kharismatik. Dengan tiadanya ciri-ciri yang jelas mengenai sifat-sifat kepribadian atau kelakukan seorang pemimpin yang kharismatik maka pengertian tentang pemimpin kharismatik kini semakin kabur maknanya. Seorang penguasa ideal tidak hanya memiliki kharisma di hadapan rakyatnya tetapi juga mempunyai kriteria-kriteria lain yang dapat mengantarkannya untuk dapat dicitrakan sebagai penguasa ideal.

 

 

kepemimpinan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja, juga berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Sementara itu, kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya disampaikan saran secara umum bahwa beberapa isu pada aspek kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja karyawan perlu ditingkatkan, diperhatikan dan diperbaiki. Saran khusus ditekankan pada aspek kepemimpinan dimana masih diperlukannya keterlibatan pemimpin dalam membimbing karyawan menyelesaikan tugas-tugasnya. Selain itu perlu dipertimbangkan dalam penerapan efisensi yang berlebihan jangan sampai menimbulkan kontra produktif. Dalam aspek kepuasan kerja, perhatian perlu diarahkan pada masalah gaji dan tunjangan-tunjangan non keuangan lainnya. Pada aspek kinerja, pencapaian target dan kemampuan memotivasi rekan kerja masih lemah oleh karenanya perlu perhatian lebih pada aspek tersebut

Manfaat Memiliki Hubungan Baik dengan pemimpin

Memiliki hubungan dengan pimpinan yang harmonis memberikan banyak manfaat. Selain rasa semangat untuk bekerja, berikut beberapa manfaat memiliki hubungan baik dengan bos :

  • Seorang karyawan yang memiliki hubungan baik dengan atasan, akan lebih mudah mengutarakan kesulitan yang dialami. Tak hanya bagi karyawan terhadap bos, atasan pun diuntungkan dengan kondisi ini. Mengapa begitu? karena mereka dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.
  • Memiliki hubungan dengan pimpinan yang baik memungkinkan Anda sebagai karyawan untuk lebih sering berinteraksi. Misalnya saja saat makan siang bersama di jam istirahat. Pada kesempatan tersebut Anda bisa mendengar pengalamannya, perjalanan membangun bisnis, atau kebiasaan sehari-hari dari atasan.  Melalui cara tersebut, Anda dapat mengambil pelajaran baik yang bisa diterapkan untuk hidup Anda.
  • Keuntungan lain membangun hubungan harmonis dengan atasan, memungkinkan Anda untuk mendapat promosi jabatan, karena atasan sudah mengenal personality dan menaruh kepercayaan pada Anda.
  • Memiliki hubungan harmonis akan meningkatkan performa kerja, karena atasan telah memberi kepercayaan penuh pada Anda, dan membuat Anda bersemangat saat bekerja.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sartono Kartodirdjo. (1984). Kepemimpinan dalam Dimensi Sosial. Jakarta: LP3S.

Anshari, Ilham, 2007. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai. Skripsi Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 komentar:

Posting Komentar