12.7.22

PERSPEKTIF INTERAKSI DALAM DUA SISI


 PERSPEKTIF INTERAKSI DALAM DUA SISI

 Essay Psikologi Sosial

Karya Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Semester


Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, MA


Oleh:

Arnoldina Leki//21310410050


Fakultas Psikologi

Program Studi Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2022



Dalam kehidupan bermasyarakat interaksi merupakan prinsip utama dalam membangun suatu hubungan sosial dengan sesama, baik secara individu maupun kelompok. Sesuai pemahaman tersebut, maka individu atau kelompok memperkuat ikatan sosial baik dengan komunikasi, ataupun jenis tindakan lain maupun syarat-syarat dalam membangun interaksi.


Perlu diketahui bahwa, makna interaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V) yaitu, hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi; antarhubungan. Artinya suatu perilaku yang saling mempengaruhi satu sama lain, akan mendapat balasan tindakan sehingga terjadilah proses interaksi tersebut. Adapun balasan dari suatu perilaku tersebut dapat dipersepsikan sesuai nalar individu maupun tidak. Dengan berinteraksi, kehidupan dalam lingkup masyarakat terus berjalan semestinya. Hal ini tentu tidak lepas dari konflik yang timbul di tengah-tengah rotasi kehidupan tanpa terkecuali, sekalipun itu insan yang detik ini baru terlahir, hingga pada golongan pemuja bentala flat.


Tentu saja tanpa pengecualian! Coba pikirkan jika ada manusia yang bebas dari segala bentuk konflik sepenjang periode kehidupannya. Mungkin hidupnya senantiasa mudah, bukan? Justru yang sering dijumpai saat ini sebagian besar penduduk bumi memilih meletakkan diri dalam masalah dengan kemauan dan persepsi seadanya. Begitu pun konflik dalam berinteraksi turut serta di dalamnya. Sebelumnya untuk menambah kejelasan dalam topik ini ada beberapa pendapat menurut pandangan Linda yakni salah satu Mahasiswa Universitas Negeri yang bertindak sebagai narasumber sekaligus pelaku interaksi dalam topik ini. Dengan pertanyaan sebagai berikut:


Menurut Linda apa itu berinteraksi? Sebagai makhluk sosial tentu kita saling bergantung akan satu sama lain. Jadi, interaksi merupakan unsur utama dalam mempererat hubungan sosial dengan sesama kita. Linda menyuarakan pemahaman akan interaksi sosial sebagai unsur utama dalam mempererat hubungan sosial. Dengan begitu, banyak berinteraksi maka luasnya lingkup sosial menjadi salah satu keuntungannya.


Menurut Linda bagaimana cara berinteraksi pada individu atau kelompok? Dalam melakukan interaksi tentu saja ada syarat yang harus dipenuhi, yakni memulai dengan melakukan kontak sosial pada orang lain. Pada dasarnya, kontak sosial tidak harus menyentuh orang lain, namun dengan berkomunikasi atau berbicara pada individu atau lebih dari satu orang, atau pada kelompok tertentu,  sudah termasuk bentuk dari kontak sosial.


Setelah pertanyaan pertama, dan kedua yang relatif umum, kemudian penulis mencoba mengajukan satu pertanyaan lagi yang lebih menjurus pada pandangan pribadi Narasumber a.k.a Linda. Sebagai mahkluk sosial seberapa penting berinteraksi menurut prespektif Linda? Dalam lingkup kehidupan yang dikelilingi oleh begitu banyak orang, tentu saja berinteraksi sangat penting dalam prosedurnya. Melakukan ini—interaksi, memulai sesuatu perlu berinteraksi, mengakhiri sesuatu harus interaksi. Lantas Linda menganggap bumi dan sekitar seperti berputar dengan menjadikan proses berinteraksi sebagai porosnya dan orang-orang sebagai suatu pijakan yang tidak bisa dijauhkan. 


Yang menjadi konflik pikiran bagi Linda ia cenderung ingin menghindar dari hal berinteraksi dengan beberapa orang tertentu, lantas ia tidak pandai berbasa-basi, dan banyak hal negatif yang Linda terima selama membangun interaksi dengan orang lain. Ada satu fenomeno yang menimpanya yaitu selalu dimanfaatkan, dengan balasan interaksi yang tidak sesuai dengan apa yang diberikannya, seperti selalu dibully, berperilaku seenaknya, dan masih banyak tindakan negatif lainnya. Sebelum kesadaran menjemput Linda mengatakan hal ini menurunkan 56% rasa percaya diri, sisanya ia harus mempertahankan mental agar tidak timpang di tengah-tengah niat untuk bangkit dari segala macam hal dunia.


Demikianlah, balasan tindakan orang lain dalam berinteraksi sepenuhnya diluar kendali kita. Anda memang memberi lebih dalam berinteraksi, jika dia tidak pernah mengerti aturan dasar dalam beretika, tentu saja hal ini berakhir kering di tenggorokan. Hingga saat ini Linda memperoleh dua sisi dalam berinteraksi baik negatif maupun positif. Oleh karena itu, Linda kerap kali menuangkan isi pikirannya dalam bentuk niat untuk tidak menaruh harapan akan balasan orang lain dalam berinteraksi, karena sepenuhnya hal itu ada di luar kendalinya.



DAFTAR PUSTAKA


Gerungan, W.  A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

0 komentar:

Posting Komentar