12.7.22

Perilaku Konformitas di Bumi Cendekia

 Aulia Khoiru Ummatin
21310410086
Mahasiswa Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

 

Essay Prasyarat Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial 2022
Dosen Pengampu Arundati Shinta

 

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari interaksi sosial yang mana melibatkan interaksi antar individu maupun antar kelompok. Di era saat ini, sangat jarang manusia bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Maka dari itu, interaksi sosial sangatlah penting di kalangan manapun. Interaksi sosial sangat memungkinkan terjadi dimana saja, seperti di lingkungan sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat bertahan hidup.

Interaksi sosial adalah suatu intensitas sosial yang mengatur bagaimana masyarakat berperilaku dan berinteraksi satu dengan yang lainnya dan sebagai bentuk tindakan yang terjadi antara dua atau lebih objek yang memiliki efek satu sama lain. Pengertian interaksi sosial yang lain adalah proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial terjadi karena adanya komunikasi.

Di SMP dan Pesantren Bumi Cendekia yang berpenghuni kurang lebih 150 orang dalam satu asrama yang berada di lingkungan yang sama tentu saja mempengaruhi banyak interaksi sosial yang terjadi. Salah satu perilaku yang muncul dalam berinteraksi adalah perilaku konformitas. Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada dan yang berlaku dalam sebuah komunitas tempat individu hidup bersosial.

Perilaku konformitas yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari di Bumi Cendekia adalah perilaku satu orang anak yang cenderung mempunyai perilaku diam dan jarang berkomunikasi ketika masuk dalam kelompok teman-teman yang mempunyai perilaku aktif dan cerewet maka satu orang anak tersebut akan cenderung menjadi pribadi yang sama dengan kelompoknya demi mendapatkan tempat dan juga teman dalam kelompok tersebut.

Salah satu siswa ketika saya ajak mengobrol tentang bagaimana keadaan ketika sedang bermain dan belajar bersama teman-temannya menjawab, “Ya, saya mau tidak mau harus mengikuti gaya hidup teman saya walaupun saya tidak suka. Karena saya ingin punya teman dan satu-satunya cara untuk mendapatkan teman saya harus mengikuti bagaimana cara mereka berperilaku.” Fenomena seperti ini menurut saya sangat disayangkan sekali, karena anak-anak tidak bisa menjadi dirinya sendiri demi tuntutan sosial yang terjadi di lingkungannya.

Pesan saya, “Tetaplah menjadi diri sendiri, karena teman hanyalah sementara yang mengisi hari-hari kamu. Kamu boleh mengikuti mereka, tapi dalam hal kebaikan. Untuk yang buruk bisa kami pilah dan pilih agar tidak terjerumus dalam pertemanan yang tidak sehat.”

 

 

DAFTAR PUSTAKA 

Fahri, M. 2019. Interaksi Sosial Dalam Proses Pembelajaran. Palapa : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan. 7(1): 149-166.

Kulsum, U, dkk. 2014. Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta : Pustakaraya.

0 komentar:

Posting Komentar