Essay Ujian Akhir Psikologi Industri dan Organisasi
Semester Genap
Tahun Akademik 2021/2022
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M. A
Muslimin
21310410065
Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi Industri dan Organisasi membahas bagaimana hubungan dan dampak kelompok terhadap perilaku individu dan sebaliknya bagaimana individu mempengaruhi kelompok. Psikologi Industri dan Organisasi juga membahas mengenai pola, struktur serta organisasi yang dapat mempengaruhi tenaga kerja.
Dengan adanya Psikologi Industri dan Organisasi dapat menjembatani kebutuhan individu dan kebutuhan organisasi. Meningkatkan kemampuan individu dalam setting kerja sehingga bukan saja meningkatkan kompetensi individu tapi juga mengembangkan perusahaan. Menjamin kesejahteraan tenaga kerja dengan memperhatikan keputusan saja. Dan yang paling penting membantu organisasi dan perusahaan dalam mencapai tujuan bersama. Peran lain psikologi Industri dan Organisasi adalah mengenai jalan keluar dalam permasalahan yang terjadi.
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan tentunya tidak jatuh dari kata konflik, bahkan tidak jika sebuah organisasi jalan mulus tanpa adanya konflik. Jika terjadi konflik dalam sebuah organisasi, manajemen tentunya harus bisa menyelesaikan konflik tersebut dengan prinsip industri dan organisasi, dengan metode penelitian untuk menyelesaikan konflik di tempat kerja.
Bagaimana cara mengatasi konflik secara cepat, tepat dan efisien dalam organisasi?
Dalam sebuah organisasi tersebut akan menciptakan efektif karyawan yang tanggap dan terbiasa sehingga lambat dan dapat meningkatkan kualitas individu. Psikologi Industri juga dapat membantu manajemen dalam merencanakan kebijakan hingga mengembangkan strategi perusahaan untuk masa depan. Hal tersebut menjadi salah satu bukti dengan psikologi industri dan organisasi memberikan perspektif baru dalam mengambil jalan keluar dalam menyelesaikan masalah dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Adapun persoalan lain yang tidak jarang ditemui adalah kebijakan lingkungan kerja yang tidak bersedia mempunyai karyawan yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Dan mereka tidak memberikan beasiswa, dan tidak memberikan cuti, bahkan menyuruhnya untuk resign saja, tidak peduli dengan progres studi lanjut dan tidak peduli dengan keinginan kita untuk menggali potensi diri lebih dalam lagi. Idealnya, lingkungan kerja mempunyai kebijakan yang baik untuk mendukung karyawan yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Karena, hal tersebut sangat berpengaruh pada kualitas karyawan yang akan menjadi jauh lebih baik dan berkualitas.
Terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab di dalam tulisan ini, dan dapat menambah pemahaman sesuatu hal yang sedang dibahas, yaitu: yang pertama, apa jadinya dengan dunia kerja pada masa depan yang selalu mendambakan tenaga kerja yang berkualitas, namun kebijakannya selfish / egois tersebut?. Kemudian yang kedua, apa yang akan dilakukan bila Anda menjadi Karyawan pada Organisasi tersebut. Anda bersedia / tidak bersedia menuntut menuntut ilmu lanjutan?. Hal ini penting untuk dibahas karena, jika suatu organisasi memiliki kebijakan yang seperti itu dan tidak ada perubahan untuk memperbaiki kebijakan tersebut, lama-kelamaan produktivitas organisasi perusahaan menurun, bahkan bisa mengakibatkan karyawan terbaik justru memilih untuk mengundurkan diri. Karena dengan adanya karyawan yang juga tidak berkembang maka dunia organisasi tidak maju. Karyawan pun akan malas bekerja, produktivitas perusahaan akan menurunkan, dan output perusahaan pun akan terkena masalah. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa adanya jalan keluarnya. Bahkan banyak pula pekerja yang mengundurkan diri, calon karyawan tidak berminat mendaftar di perusahaan tersebut, kerja sama antara perusahaan akan rusak, dan dapat terkena pelanggaran hukum tentang ketenagakerjaan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga legalitas perusahaan bisa saja dicabut. Padahal dengan di adakan beasiswa dan cuti pendidikan maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada perusahaan.
Penjelasan saya, dikatakan bersedia atau tidak bersedia maka saya akan tetap menuntut ilmu yang lebih tinggi dengan sebisa yang saya lakukan. Dengan menuntut ilmu yang lebih tinggi maka saya akan dapat menyelesaikan permasalah yang akan terjadi didalamnya. Begitu juga karyawan lain akan lebih produktif dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, dan perusahaan pun akan merasakan dampak positifnya.
Kesimpulan
Menerapkan atau mengembangkan perilaku pada suatu organisasi harus melibatkan semua orang di perusahaan mulai dari pemimpin hingga karyawan. Sehingga tidak akan lepas dengan namanya suatu organisasi, kita sebagai karyawan harus mampu menentukan kebijakan-kebijakan yang tidak baik dalam sebuah perusahaan.
Daftar Pustaka
Kurniawan, A. (2021). Permasalahan organisasi : Dampak serta peran menghadapi kebijakan yang egois / selfish.
https://www.qnetindonesia.com/ Permasalahan-Organisasi-Dampak-Serta-Peran-Menghadapi-Kebijakan-Yang-Egois-Selfish.
Di akses pada tanggal 19 Juli 2022 pukul 10.39 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar