20.7.22

PENGUASA HENDAKNYA DI HUJAT ATAU DI SANJUNG?

 


PSIKOLOGI SOSIAL

ESSAY UJIAN AKHIR

Semester Genap Tahun 2021/2022

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Arundita shinta.M.A

Di susun oleh :

Nama : Meli  Nur Hidayah

NIM : 21310410085

 

Niccollo Machiavelli terkenal dengan sebutan bapak ilmu politik karena dia mempersembahkan buku ll principe, buku ini sangat terkenal karena berisi tentang pedoman bagi penguasa untuk mengukuhkan kekuasaan nya, atau untuk seseorang yang ingin mendapat kekuasaan nya. Namun Machiavelli menganjurkan agar pemimpin tidak boleh di benci. Kemudian disini ia juga menjelaskan tentang bagaimana hal yang perlu di lakukan untuk mempertahankan kekuasaan nya.  Dalam buku tersebut Machiavelli juga menyebutkan bahwa seorang penguasa harus membangun kekuasaan nya berdasarkan apa yang dia kuasai bukan berdasarkan orang lain. Dia juga menjelaskan tentang apakah perlu seorang penguasa di cintai atau di takuti. Katanya yang terbaik adalah yang mendapatkan kedua nya yaitu di takuti sekaligus di cintai.

Apa yang menarik dari isi buku Machiavelli? Tentu saja tentang bagaimana Machiavelli mejelaskan berdasarkan keadaan sesungguhnya dalam sebuah organisasi. Tak jarang seorang penguasa menerapkan prinsip yang di tulis dalam buku ii principe milik Machiavelli agar dia mampu di segani sekaligus di takuti. Namun seorang pemimpin atau penguasa tentu saja akan mengambil sikap terbaik untuk kekuasaan nya .

Sebagai contoh dalam keadaan yang nyata. Seorang penguasa selalau menuntut agar hasil yang di dapatkan dari kekuasaan nya maksumal ia akan menekan karyawan agar melakukan segala sesuatu nya secara maksimal sehingga pemimpin tersebut puas akan hasil nya. Namun tidak hanya menekan karyawan tapi ia juga memiliki niat baik yaitu semua hasil yang di dapatkan di berikan untuk kesejahteraan anggotanya. Di awal terdengar sangat mengerikan karena penguasa menggunakan prinsip Machiavelli yang terkenal kejam itu, namun seorang penguasa juga menerapkan prinsip ke dua yaitu tetap mementingkap kesejahteraan karyawan.

Lantas apakah penguasa seperti itu harus kita hujat? Tentu saja tidak mengingat bahwa karyawan mendapatkan kesejahteraan dari apa yang mereka kerjakan meski sifat nya memaksa namun itu cara yang efektif agar karyawan mampu melakukan dengan sungguh sungguh. Pemimpin yang menekan kerja karyawan tidak selama nya jahat ia hanya ingin hasil yang maksimal meski harus dengan cara menekan karyawan. Pemimpin yang di cintai oleh karyawan adalah ia yang mampu membuat pekerjaan menjadi maksimal namun tetap memikirkan kesejahteraan karyawan sosok pemimpin ini yang nantinya akan di cintai oleh karyawan. Tidak seperti penguasa yang dengan seenak hati menekan namun hasilnya hanya untuk diri sendiri.

Penguasa yang berhasil menggunakan prinsip machiavelli ini tentu saja beliau yang mampu mendapat keduanya yaitu di takuti sekaligus di cintai oleh karyawan. lantas apa iya kita harus menghujat jika yang di lakukan oleh penguasa merugikan kita begitu juga sebaliknya jika menguntungkan maka kita akan menyanjung nya? Tentu saja benar karena seorang karyawanpun tidak ingin rugi dari apa yang sudah di kerjakan nya, jika penguasa mendapat hujatan berarti prinsip yang di gunakan tidak sesuai dengan prinsip yang di kemukakan oleh Machiavelli. Tidak di pungkiri juga kita akan memberikan sanjungan atau pujian kepada orang yang telah menguntungkan hidup kita mengingat makhluk social adalah mereka yang mau menguntungkan satu sama lain, seperti yang di lakukan oleh penguasa yaitu mendapat keuntungan dari pekerjaan yang di lakukan oleh karyawan dan karyawan mendapat kesejahteraan .

 

DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari, S. H. (2016). Kontektualisasi Pemikiran Machiavelli tentang Kekuasaan-Tujuan Negara. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM8(18), 30–45. https://doi.org/10.20885/iustum.vol8.iss18.art3

Hardiman, F. Budi.  Filsafat Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche.

Jakarta: Gramedia, 2004

Machiavelli, Niccolo. Sang Penguasa. (Judul Asli: Il Principe). Penterj. C. Woekirsari. Jakarta: Gramedia, 1987

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar