4.7.22

PENGELOLA SAMPAH DI KEPULAUAN SULA BELUM MAKSIMAL,APA PENYEBABNYA ??

Tugas Essay Psikologi Lingkungan

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Hasriani Zubaidi_19310410091

Dosen Pengampu : Dr.Arundati Shinta,MA

Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan terutama sekitar kota. oleh sebab itu, banyak negara besar melakukan incineration atau pembakaran, yang menjadi alternatif dalam pembuangan sampah. Sementara itu, permasalahan yang dihadapi untuk proses ini adalah biaya pembakaran lebih mahal dibandingkan dengan sistem pembuangan akhir (sanitary landfill). Apabila sampah ini digunakan untuk pertanian dalam jumlah yang besar, maka akan menimbulkan masalah karena mengandung logam berat (Ross 1994).
   
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakt, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan menjadi sarang dari serangga dan tikus, serta menjadi sumber polusi untuk tanah, air, dan udara, lalu menjadi sumber dan tempat hidup kuman - kuman yang membahayakan kesehatan. Lantas bagaimana jika pengelolaanya belum maksimal? 

Pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara khususnnya di wilayah Kota Sanana belum maksimal. Pasalnya, sampah yang berada di beberapa titik seputaran pusat kota yang biasanya setiap hari diangkut, kini mulai tak terurus. Bahkan dibiarkan menumpuk dan berserakan di sekitaran Taman Wansosa, Pelabuhan Laut Sanana. Bahkan salah satu pedagang di Taman mengaku, tumpukan sampah di area Taman Wansosa ini sudah hampir lima hari tidak diangkut oleh petugas kebersihan sehingga, mulai mengeluarkan bau busuk dan sampah juga mulai meluber keluar karena bak penampung sampah telah penuh.
   
Dalam melakukan pengelolaan sampah di lingkungan rumah tangga perlu adanya kerjasama antara masyarakat dengan petugas kebersihan setempat. Tidak tersedianya tempat penampungan sampah sementara, kurangnya fasilitas pengangkut sampah ke TPA, tidak tesedianya tempat sampah di depan rumah warga, kurangnya SDM untuk mengangkut sampah, tidak tersedianya tempat sampah di depan rumah warga, kurangnya SDM untuk mengangkut sampah, tidak adanya sosialisasi kebijakan terkait pengelolaan sampah dan kurangnya keterpaparan informasi mengenai pengelolaan sampah.

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Justru, alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada 3 asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan 3 prinsip baru. Dari pada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas utamal. Sampah yang  dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau di daur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri - industri harus mendesain ulang produk - produk mereka untuk memudahkan proses daur ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah

 





Daftar Pustaka

  1. Handono, M. (2010). Model Pengelolaan T empat Pemrosesan Akhir (TP A) Sampah secara Berkelanjutan di TP A Cipayung Kota Depok-Jawa Barat. Disertasi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor 
  2. Kebijakan Penanggulangannya. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11 (2). doi:10.15294/kemas.vllil.3521
  3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2019). REVIT ALISASI SITU TUNGGU DKI. Diakses pada 18 Januari 2021 melalui http://perpustakaan.menlhk.go.id.
  4. Mulasari, dkk. (2016). Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta dan Penangananya. Yogyakarta: Gramedia



0 komentar:

Posting Komentar