18.7.22

PENGARUH PENERAPAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN EGOIS (SELFISH) TERHADAP DUNIA KERJA DIMASA DEPAN (ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0)

 

PENGARUH PENERAPAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN EGOIS (SELFISH) TERHADAP DUNIA KERJA DIMASA DEPAN (ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0)

 

ESSAY Ujian Akhir Semester

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI

Semester Genap T.A 2021/2022

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

Nama   : Ramahwati

NIM    : 21310410037

Reguler A

Fakultas Psikologi

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



Kemajuan suatu perusahaan tergantung dari kinerja karyawan, kinerja karyawan diartikan sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi (Robbins 2003).Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan salah satunya berasal dari kemampuan diri, cara untuk menunjang kemampuan diri dapat diwujudkan dengan adanya pendidikan yang telah dijalani maupun yang sedang dijalani saat ini. Tidak dipungkiri terdapat waktu yang harus seseorang luangkan untuk menempuhnya, dalam dunia kerja hal itu sering terjadi, dimana karyawan memutuskan untuk menambah kemampuan diri dengan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, walaupun waktu seorang karyawan tersebut harus terbagi antara waktu kerja dan waktu studinya.

Meskipun keputusan seorang karyawan tersebut baik, tak jarang ditemui perusahaan yang kurang memberi keringanan ataupun toleransi terhadap keputusan karyawan tersebut. Misalnya organisasi yang sama sekali tidak bersedia membantu keinginan karyawan untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi, tidak memberi keringanan  dalam bentuk beasiswa. Kurangnya toleransi antara waktu bekerja dan waktu studi, misalnya tidak memberi cuti ketika karyawan harus mengikuti ujian dikampus, tidak memberi ijin menuntut ilmu lanjutan, hingga pada tidak dipedulikannya progres studi lanjut termasuk pada keinginan karyawan dalam menggali potensi dirinya. Di sisi lain, perkembangan teknologi dimasa depan  juga menuntut perusahaan untuk dapat mengaplikasikannya ke dalam sistem kerja perusahaan, untuk itu diperlukan kemampuan karyawan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, serta  penggunaanya dalam mengolah data perusahaan termasuk dalam pembuatan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Persoalannya, apa yang akan terjadi dengan dunia kerja di masa depan jika kualitas tenaga kerja diutamakan namun perusahaan tidak memberikan keringan kepada karyawan yang menuntut ilmu karena adanya kebijakan egois (selfish) yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.

Dunia kerja adalah lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kita geluti. Dengan kata lain merupakan tempat berbagai individu melakukan suatu aktivitas. Seiring berkembangnya zaman, dunia kerja juga mengalami perkembangan terutama dalam penggunaan teknologi hingga sistem kerja. Saat ini, dunia kerja sedang berada dalam era industri 4.0 yang mana kemampuan karyawan dalam bidang teknologi mengambil andil besar. Dicirikan dengan kolaborasi antara teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Dari hal itu jelas terlihat jika kemampuan karyawan dalam bidang teknologi sangat dibutuhkan. Kemampuan karyawan tersebut berkaitan langung dengan kinerja karyawan yang berarti bahwa keputusan karyawan untuk menambah skill yang terwujud dalam bentuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi sangatlah baik karena pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Perusahaan dengan kualitas SDM tinggi serta didukung kemampuan karyawan dalam bidang teknologi  yang mengikuti perkembangan jaman dirasa lebih efisien karena target pasar dapat segera terpenuhi, disamping itu juga maka progres perusahaan akan tampak. Kualitas SDM tersebut tidak semata-mata begitu saja didapatkan perusahaan, ada berbagai upaya untuk meningkatkannya. Salah satu cara dengan memberikan ruang kepada karyawan dalam hal pengembangan skill serta pengetahuan.

Namun untuk perusahaan yang menerapkan kebijakan selfish (egois) terhadap karyawan  sangat berdampak buruk bagi perusahaan. Misalnya  perusahaan bersedia mempromosikan jabatan karyawan setelah selesai menempuh pendidikan tinggi namun dalam kenyataanya tidak ada dukungan berupa beasiswa ataupun keringanan waktu saat karyawan tersebut harus mengikuti ujian di kampus. Hal itu jelas merugikan pihak karyawan, dengan adanya kebijakan tersebut justru berpengaruh terhadap turunnya motivasi kerja yang tentunya kinerja karyawan juga ikut terpengaruh. Hal ini juga bisa dikaitkan dengan gaya kepemimpinan, selain mampu menerapkan standar yang tinggi, pemimpin juga harus mampu mendorong bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinngi dari para bawahan. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan ini senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi bawahannya. Hal ini disebut sebagai inspirational motivation yang merupakan salah satu karakteristisk kepemimpinan transformasional. Dengan memberi ruang kepada tenaga kerja yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dapat  membantu pemimpin dalam mewujudkan standar yang tingi sesuai dengan karakteristik kepemimpinan transformasional.

Dunia kerja diera teknologi 4.0 termasuk fleksibel, dimana karyawan bisa bekerja tidak harus berada dikantor seharian, melainkan bisa mengandalkan kecanggihan teknologi untuk mengirim dokumen perusahaan. Hal ini berarti membuka peluang kepada mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena masih bisa mengikuti  jadwal perkuliahan. Jika  hal ini dikaitkan dengan kebijakan egois (selfish) maka hal ini juga cenderung merugikan pihak karyawan dan berpotensi terjadinya pengunduran diri, yang akan berujung pada turnover.Mengingat pelaku bisnis dimasa depan adalah generasi millenail, yang mana kesehatan mental menjadi hal utama bagi mereka untuk menentukan langkah hidupnya, hal itu juga berkaitan dengan keputusan di dunia kerja, saat mereka merasa dominan dirugikan oleh pihak lain hingga berujung pada ketidakstabilan dalam hidup, maka salah satu langkah yang akan diambil yaitu mengundurkan diri dan mencari perusahaan yang memberi keuntungan kedua belah pihak serta lingkungan kerja yang tentunya membawa dampak positif bagi kehidupannya.

Dari pemaparan diatas,dapat disimpulkan jika perusahaan dengan kebijakan menguntungkan satu pihak saja tidak bisa diterima oleh pelaku bisnis maupun karyawan dimasa depan. Dampak dari kebjiakan tersebut cenderung merugikan karyawan hingga berakibat pada  menurunnya tingkat motivasi yang akan berdampak langsung pada kinerja karyawan, selain itu juga berpeluang adanya pengunduran diri yang berujung pada turnover. Padahal menurunnya motivasi dan meingkatnya turnover sangat berpengaruh hingga bisa menjadi penyebab utama diberhentikannya perusahaan dalam beroperasi. Dengan kebijakan tersebut, karyawan cenderung tidak nyaman sehingga target pasar  bisa saja tidak  terpebuhi secara maksimal dan berujung pada ketertinggalan ataupun kalah saing dengan perusahaan lain. Pada dasarnya ,kebijakan dengan hanya menguntungkan satu pihak saja kurang baik  apalagi  jika diterapkan maka dampaknya akan terasa bagi perusahaan tersebut. Di era industri 4.0 yang  didukung dengan  kemajuan teknologi, seharusnya kebijakan yang dirancang tidak hanya menguntungkan satu pihak saja melainkan  manfaatnya dapat dirasakan oleh semua yang ikut berperan dalam upaya memajukan  perusahaan tersebut.

Jika saya pribadi berada dalam situasi perusahaan dengan kebijakan selfish (egois) saya merasa tidak nyaman. Mungkin ada dua keputusan yang saya buat, jika pekerjaan saat ini memenuhi target karier maka akan saya pertahankan dengan tidak mengambil jenjang pendidikan lebih tinggi, namun aktif dalam berbagai hal yang akan menambah pengetahuan serta skill yang saya punya, karena kinerja karyawan bisa dikembangkan dengan berbagai hal. Namun jika pekerjaan saya saat ini belum memenuhi target karier maka saya bersedia mengejar pendidikan ke jenjang yang lebih tinngi untuk dapat memenuhi posisi karier yang sudah saya targetkan, dengan catatan perusahaan tersebut juga memberi keringanan terhadap karyawan yang melanjutkan  pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://ekonomi.kompas.com . “Pekerjaan dimasa depan: Apa yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki robot”. Diakses pada 18 Juli 2022.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/20/060300626/pekerjaan-di-masa-depan--apa-yang-dimiliki-manusia-dan-tidak-dimiliki-robot?page=all

https://www.qubisa.com .“Definisi Dunia Kerja”. Diakses pada 18 Juli 2022. https://www.qubisa.com/microlearning/definisi-dunia-kerja

https://prokomsetda.bulelengkab.go.id  .”Teori Kinerja Pegawai”. Diakses pada 18 Juli 2022. https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/teori-kinerja-pegawai-15

https://onlinelearning.binus.ac.id  .” Pentingnya Pendidikan Berkualitas Demi Tingkatkan SDM Yang Handal”. Diakses pada 18 Juli 2022.

https://onlinelearning.binus.ac.id/2020/12/28/pentingnya-pendidikan-berkualitas-demi-tingkatkan-sdm-yang-handal/

https://media.neliti.com  . “Karakteristik Kepemimpinan Transformasional”. Diakses pada 18 Juli 2022.

https://media.neliti.com/media/publications/publications/publications/publications/56599-ID-karakteristik-kepemimpinan-transformasio.pdf

 

 

 

 

 

 


 

 

0 komentar:

Posting Komentar