18.7.22

KEBIJAKAN ORGANISASI EGOIS DAN SELFISH: PILIH BERTAHAN ATAU RESIGN PEKERJAAN?

 

KEBIJAKAN ORGANISASI EGOIS DAN SELFISH: PILIH BERTAHAN ATAU RESIGN PEKERJAAN?

 

 
 
 

UJIAN AKHIR PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI

(Semester Genap 2021/2022)

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA

Meme Normasari (21310410088)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

PENDAHULUAN

Sarjana adalah posisi yang cukup tinggi dikalangan pendidikan akademis dan bergengsi di masyarakat sekitar. Hal ini karena persaingan untuk masuk di Perguruan Tinggi (PT) tidak mudah. Tahun 2022 jumlah calon mahasiswa yang mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) mencapai 800,852 pendaftar dan yang lolos hanya 24,07% (LTMPT, 2022). Perguruan Tinggi pasti meginginkan calon mahasiswa yang unggul. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan sangat ketat.

Dalam organisasi perusahaan pun seperti itu terdapat sekelompok atau lebih orang yang unggul dan memiliki visi, misi, dan tujuan yang telah disepakati bersama untuk mencapai keberhasilan. Komponen yang melandasi tercapainya tujuan organisasi sangat banyak diantaranya SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul sesuai kemampuan bidang masing-masing. Salah satu cara yang menjadikan kita sebagai SDM unggul adalah berpendidikan tinggi dan dapat bersaing di dunia kerja.

Persoalan klasik yang berhubungan dengan dunia kerja adalah kebijakan organisasi egois, enggan memberi ijin pada karyawan yang hendak melanjutkan pendidikan lebih tinggi, dan rendahnya komunikasi antar sesama. Tulisan ini lebih tertuju pada karyawan yang hendak melakukan pendidikan lebih tinggi. Hal ini penting karena pendidikan erat hubungannya dengan SDM yang unggul. Bisa dibayangkan ketika SDM rendah, dapat berdampak pada tingkat produktivitas dalam dunia kerja. Idealnya, organisasi dapat men-support setiap karyawan sehingga memiliki kemampuan yang lebih unggul dan bisa menjadi faktor penentu kemajuan suatu organisasi.

Jadi, pertanyaan yang harus dijawab dalam tulisan ini adalah  apa jadinya dengan dunia kerja pada masa depan yang selalu mendambakan tenaga kerja yang berkualitas, namun kebijakannya selfish / egois, apa yang akan Anda lakukan bila menjadi karyawan pada organisasi tersebut, dan Anda bersedia / tidak bersedia menuntut ilmu lanjutan. Pertama, kita tahu bahwa mengenyam pendidikan yang tinggi menciptakan tenaga kerja yang berkualitas. Jika saya dalam posisi tersebut hal yang saya lakukan adalah mencari tahu alasan melarang tenaga kerja menuntut ilmu. Dan saya bersedia menuntut ilmu kejenjang selanjutnya. Oleh karena itu,  sangat disarankan kita harus pandai menjalin hubungan baik dengan siapapun.

Penutup

Dalam menghadapi hal seperti ini, kita merasa sulit dalam mengambil langkah yang tepat. Hal mendasar yaitu organisasi melarang melakukan pendidikan jenjang selanjutnya kita sebagai seorang yang memiliki tujuan karir harus menyikapi dengan tenang dan tepat. Dan jangan pernah lupa pepatah lama “Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya." (Imam Syafi'i)

 

Daftar Pustaka

Arundati Shinta. ”CONTOH PENGERJAAN SOAL UJIAN”.  Diakses online tanggal 18 Jul                                                                    2022 http://kupasiana.psikologiup45.com/2020/06/contoh-pengerjaan-soal-ujian.html

Bachtiar Rojab (2022).”SBMPTN 2022, Dari 800.852 Pendaftar Hanya 24,07 % yang Diterima”.                        Diakses online tanggal 18 Juli 2022. https://edukasi.sindonews.com/read/806427/211/sbmptn-                2022-dari-800852-pendaftar-hanya-2407-yang-diterima-1655960805


0 komentar:

Posting Komentar