18.7.22

Pengaruh Buruk Dari Karyawan Yang Memiliki Sifat Egois

 Essay Ujian Akhir Psikologi Industri dan Organisasi
 Semester Genap
Tahun Akademik 2021/2022
Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta, M. A
Ahmat Ramadanil
21310410077

 
Egois adalah kecenderungan untuk memprioritaskan keinginan dan kebutuhan sendiri di atas kebutuhan dan keinginan orang lain. Seseorang dengan sifat ini kerap bertindak berlebihan dengan caranya, semata-mata untuk menguntungkan diri sendiri, meski harus merugikan orang lain. Sifat egois ini sendiri berasal dari paham egoisme yang dikenalkan di dalam dunia filsafat. Menurut paham tersebut, egoisme adalah pandangan bahwa seseorang bertindak dan harus bertindak untuk kepentingan dan keinginannya sendiri. Salah satu pahamnya menyebut, hal ini dilakukan untuk memenuhi tujuan akhir setiap orang, yaitu kesejahteraannya.

Egoisme sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas dan kebodohan orang lain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan / atau kecerdikan untuk menipu. Egoisme berbeda dari altruisme, atau bertindak untuk mendapatkan nilai kurang dari yang diberikan, dan egoisme, keyakinan bahwa nilai-nilai lebih didapatkan dari yang boleh diberikan. Berbagai bentuk "egoisme empiris" bisa sama dengan egoisme, selama nilai manfaat individu diri sendirinya masih dianggap sempurna.

Persoalan klasik yang berhubungan dari sifat egois yang berlebihan membawa dampak yang negatif dalam kehidupan kita sehari-hari, antara lain sulit untuk menyesuaikan diri karena tidak dapat menerima pandangan atau pendapat dari orang lain, konflik interpersonal meningkat karena seringkali terlalu terpaku dengan pendapat pribadi.

Jadi bagaimana cara kita menghadapi seorang karyawan yang memiliki ego yang susah dikontrol itu. Pertanyaan ini begitu penting. Ketika seorang kartawan memiliki ego yang tinggi atau susah diatur, kita sebagai manusia harus bisa membantunya dengan cara menasehati dengan baik-baik agar ego karyawan itu bisa dikontrol kembali. Karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, manusia hidupnya sosial (membutuhkan seseorang satu sama lain).

Berbagai Cara Menghadapi Egois Yang Tinggi

1. Memahami bahwa hidup adalah proses
Ego akan selalu membuat Anda merasa seperti pecundang, jika tidak berhasil mencapai sesuatu. Untuk itu, atasi ego Anda dengan menikmati setiap proses dalam hidup dan berusaha dengan sebaik-baiknya. Ketika Anda menanamkan dalam pikiran bahwa hidup adalah perjalanan bukan tujuan, maka Anda akan menyadari bahwa proses itulah yang jauh lebih penting ketimbang hasil. Dalam proses kita melewati berbagai fase dari mulai senang, sedih, marah, dan hal lainnya yang dapat membuat hidup jauh lebih bermakna. Anda pun jadi bisa belajar dari asam garam pengalaman lalu.

2. Jangan menyiksa diri dengan berandai “bagaimana jika” atas sesuatu yang telah terjadi
Anda harus mengakui bahwa dalam hidup, tidak semua hal berjalan sesuai kehendak. Ada kalanya, sesuatu berjalan berkebalikan dengan yang Anda harapkan dan itulah jalan terbaiknya yang seharusnya terjadi. Menyesali hal-hal yang telah terjadi dan memikirkannya terlalu dalam tidak akan mengubah apapun. Ego Anda akan mengarahkan pada pemikiran negatif lainnya jika Anda tidak mengendalikannya. Perlu diingat bahwa apa yang Anda inginkan tidak selalu apa yang Anda butuhkan.

3. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Jika Anda tidak bisa mengendalikannya, maka sama saja Anda tidak menghargai diri sendiri. Sebaliknya, jika dalam suatu prestasi Anda berhasil dan mengalahkan orang lain, ego akan membuat Anda percaya bahwa Anda lebih unggul dan tak terkalahkan. Pada dasarnya membandingkan diri dengan orang lain boleh saja, selama dalam konteks yang positif. Namun Anda tetap harus bisa menilai diri secara subjektif. Setiap manusia adalah individu yang unik dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Dengan tidak berusaha membandingkan diri dengan orang lain, Anda akan lebih fokus untuk belajar menghargai diri sendiri.

4. Ketahui motivasi Anda
Dalam mengerjakan segala sesuatu, Anda harus tahu apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut. Ego akan memaksa Anda untuk termotivasi oleh apa yang akan dicapai dan dikuasai, sedangkan diri Anda biasanya berkata sebaliknya. Anda ingin melakukan suatu hal karena merasa akan mendapatkan pembelajaran berharga yang penting untuk bekal hidup. Perlu diingat, Anda selalu bisa belajar dari sebuah proses meskipun tidak berhasil.

5. Berlatih untuk memaafkan dan ikhlas
Cara yang paling ampuh untuk belajar melepaskan ego adalah menjadi pribadi yang pemaaf. Anda harus belajar memaafkan orang-orang yang menyakiti Anda dan yang terpenting belajar untuk memaafkan diri sendiri. Mengikhlaskan segala sesuatu yang tidak dapat Anda kendalikan menjadi cara sederhana untuk mengendalikan ego.

Penutup
Bertentangan dengan egois, butuh kesabaran yang memadai. Orang yang egois yakni kecenderungan untuk memprioritaskan keinginan dan kebutuhan sendiri di atas kebutuhan dan keinginan orang lain. Ketika egois itu sulit dikontrol akan membahayakan diri sendiri dan orang disekitarnya.


Daftar Pustaka
Widya Citra Andini Widya, C. (2021). Bagaimana Cara Mengendalikan Ego yang Tinggi. 18 Juli 2022.
https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/cara-mengendalikan-ego-adalah/

0 komentar:

Posting Komentar