Syarat Mengikuti Pra Ujian Akhir Semester Genap Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Oleh :
Nama : Imanuel Deo S.
NIM : 20310410023
Kelas. : Psikologi B
Fakultas Psikologi Univerisitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Bank Sampah di
Indonesia adalah konsep baru yang meyakinkan untuk pengelolaan sampah. Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia
mempromosikan Bank Sampah sebagai program inovasi baru. Menurut kementerian, pengelolaan sampah yang
banyak memberikan dampak positif melalui program pembangunan bank sampah tidak
terlepas dari peran serta masyarakat, terutama untuk semua golongan masyarakat.
Bank sampah adalah program di lingkungan yang terdapat sekitar 1000 penduduk
dan biasanya dijalankan oleh penduduk menengah kebawah yang ingin meningkatkan
pendapatan mereka. Nasabah bank membawa
semua sampah non-organik ke bank yang diperlakukan seperti deposito. Transaksi-transaksi dicatat dalam buku bank yang dipegang nasabah
atau sebagai alternatif dalam daftar yang disimpan oleh bank. Banyak bank juga menerima sampah organik
sementara sisanya mendukung pengomposan di rumah. Bank sampah menjual bahan yang disimpan ke
agen keliling untuk digunakan kembali atau didaur ulang. Dengan demikian, simpanan sampah tersebut
diubah menjadi uang yang dapat ditarik sewaktu-waktu bila diperlukan setelah
dipotong iuran sekitar kurang lebih 15% untuk biaya operasional bank.
Bank sampah
sangat mengubah kebiasaan dan mindset pada masyarakat dari membuang sampah
sembarangan kemudian menjadi nasabah adapun
manfaat dari program bank sampah antara lain; sampah menjadi sumber uang,
dibagi antara bank sampah dan nasabahnya, sampah dikumpulkan bukan dibuang
sembarangan, sampah dipisahkan dari sumbernya untuk dijual, untuk mengedukasi
model dari konsep 3-Re, reduce, reuse, dan recycle, lingkungan yang lebih bersih karena lebih
sedikit limbah yang dibakar atau dibuang semabarangan disekitar lingkungan, sumber
pendapatan dengan cara sederhana, lebih mencegah metana gas rumah kaca yang
kuat yang akan dihasilkan di tempat pembuangan sampah, secara signifikan lebih
sedikit volume yang perlu dibuang di tempat pembuangan sampah, dan tiidak ada
batasan pertumbuhan untuk bank sampah dan mungkin saja seluruh negeri akan
tercakup oleh bank sampah.
Dengan adanya tugas dari mata perkuliahan
Psikologi Lingkungan ini, menurut saya banyak sekali manfaat dan lebih dalam
kesadaran tentang menjaga lingkungan. Saya menjadi terlibat atau terjun
langsung untuk kegiatan yang sangat positif ini, disamping menjadikan
lingkungan bersih juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Seperti yang
saya lakukan pada satu minggu ini, dengan mengumpulkan sampah-sampah organik
dan non organik. Berupa sampah plastik,botol palsti, kardus bekas makanan
kotak, kertas-kertas, atau dedaunan, saya mengumpulkan sampah sejak seminggu
yang lalu. Pada tanggal 28-2 Juli 2022, dihari Senin hingga hari Sabtu.
Ditengah kesibukan saya dalam bekerja, saya menyempatkan sedikit waktu untuk
memungut sampah disekitaran kantor maupun rumah. Setiap dua hari sekali saya
menyetorkan sampah, tepatnya di Bank Sampah desa Nogosari, Playen, Gunung Kidul
Yogyakarta. Setelah disetor hasilnya tiap wadah yang saya bawa berbeda-berbeda.
Saya menyetorkan sampah yang saya koleksi selama empat kali dalam seminggu tiap
2 hari sekali.
DAFTAR PUSTAKA :
Asteria D dan
Heruman, (2015). Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya. Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Noviaty M,
(2013). Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.
0 komentar:
Posting Komentar