4.7.22

PENGALAMAN BERHARGA DARI PROGRAM BANK SAMPAH

 Syarat Mengikuti Pra Ujian Akhir Semester Genap  Psikologi Lingkungan


Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A


Oleh :


Nama   : Imanuel Deo S.


NIM    : 20310410023


Kelas. : Psikologi B

Fakultas Psikologi Univerisitas Proklamasi 45 Yogyakarta




    Bank Sampah di Indonesia adalah konsep baru yang meyakinkan untuk pengelolaan sampah.  Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia mempromosikan Bank Sampah sebagai program inovasi baru.  Menurut kementerian, pengelolaan sampah yang banyak memberikan dampak positif melalui program pembangunan bank sampah tidak terlepas dari peran serta masyarakat, terutama untuk semua golongan masyarakat. Bank sampah adalah program di lingkungan yang terdapat sekitar 1000 penduduk dan biasanya dijalankan oleh penduduk menengah kebawah yang ingin meningkatkan pendapatan mereka.  Nasabah bank membawa semua sampah non-organik ke bank yang diperlakukan seperti deposito.  Transaksi-transaksi  dicatat dalam buku bank yang dipegang nasabah atau sebagai alternatif dalam daftar yang disimpan oleh bank.  Banyak bank juga menerima sampah organik sementara sisanya mendukung pengomposan di rumah.  Bank sampah menjual bahan yang disimpan ke agen keliling untuk digunakan kembali atau didaur ulang.  Dengan demikian, simpanan sampah tersebut diubah menjadi uang yang dapat ditarik sewaktu-waktu bila diperlukan setelah dipotong iuran sekitar kurang lebih 15% untuk biaya operasional bank.

     Bank sampah sangat mengubah kebiasaan dan mindset pada masyarakat dari membuang sampah sembarangan kemudian   menjadi nasabah adapun manfaat dari program bank sampah antara lain; sampah menjadi sumber uang, dibagi antara bank sampah dan nasabahnya, sampah dikumpulkan bukan dibuang sembarangan, sampah dipisahkan dari sumbernya untuk dijual, untuk mengedukasi model dari konsep 3-Re, reduce, reuse, dan recycle,  lingkungan yang lebih bersih karena lebih sedikit limbah yang dibakar atau dibuang semabarangan disekitar lingkungan, sumber pendapatan dengan cara sederhana, lebih mencegah metana gas rumah kaca yang kuat yang akan dihasilkan di tempat pembuangan sampah, secara signifikan lebih sedikit volume yang perlu dibuang di tempat pembuangan sampah, dan tiidak ada batasan pertumbuhan untuk bank sampah dan mungkin saja seluruh negeri akan tercakup oleh bank sampah.

     Dengan adanya tugas dari mata perkuliahan Psikologi Lingkungan ini, menurut saya banyak sekali manfaat dan lebih dalam kesadaran tentang menjaga lingkungan. Saya menjadi terlibat atau terjun langsung untuk kegiatan yang sangat positif ini, disamping menjadikan lingkungan bersih juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Seperti yang saya lakukan pada satu minggu ini, dengan mengumpulkan sampah-sampah organik dan non organik. Berupa sampah plastik,botol palsti, kardus bekas makanan kotak, kertas-kertas, atau dedaunan, saya mengumpulkan sampah sejak seminggu yang lalu. Pada tanggal 28-2 Juli 2022, dihari Senin hingga hari Sabtu. Ditengah kesibukan saya dalam bekerja, saya menyempatkan sedikit waktu untuk memungut sampah disekitaran kantor maupun rumah. Setiap dua hari sekali saya menyetorkan sampah, tepatnya di Bank Sampah desa Nogosari, Playen, Gunung Kidul Yogyakarta. Setelah disetor hasilnya tiap wadah yang saya bawa berbeda-berbeda. Saya menyetorkan sampah yang saya koleksi selama empat kali dalam seminggu tiap 2 hari sekali.

 

DAFTAR PUSTAKA :

 

     Asteria D dan Heruman, (2015). Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya. Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

     Noviaty M, (2013). Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

0 komentar:

Posting Komentar