4.7.22

Peduli Lingkungan Sambil Mencari Cuan Dengan Menabung Di Bank Sampah

 Peduli Lingkungan Sambil Mencari Cuan Dengan Menabung Di Bank Sampah

Essay 3 

Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Oleh: 

Langgeng Dwi Hartono (20310410063)

Kelas: Karyawan (Psikologi)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu:

Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.


    Pernahkah kalian menghitung berapa jumlah yang dihasilkan setiap harinya? Disadari atau tidak disadari setiap manusia pasti memproduksi sampah setiap harinya  karena aktivitas yang dilakukannya. Bisa kita lihat bersama di tempat pembuangan sampah hampir setiap hari penuh dan sering kali tidak cukup untuk menampung sampah. Dilansir dari Surplus.id (2020), bahwa sebesar 62% sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah dari limbah rumah tangga. Bayangkan dengan jumlah sampah sebanyak itu, jika tidak dikelola dengan baik apa yang akan terjadi dengan lingkungan sekitar kita. Jika sampah-sampah tersebut tidak mampu lagi ditampung di tempah pembuangan sampah tentunya dampaknya sangat buruk bagi kehidupan manusia.

     Dengan fenomena seperti ini, tentunya masalah tentang sampah ini menjadi sorotan bagi pemerintah kita. Contohnya di Jakarta, mulai tanggal 1 Juli 2020, Pemprov DKI Jakarta menerapkan larangan penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjaan, swalayan,  dan pasar rakyat (Kompas.Com, 2020). Kebijakan ini ditetapkan dengan tujuan untuk menekan angka pertumbuhan jumlah sampah di masyarakat.

   Sebenarnya tidak perlu menunggu pemerintah untuk membuat peraturan tersebut. Masyarakat perlu mengubah cara pandang mengenai sampah. Masyarakat harus meninggalkan cara lama yang hanya membuang sampah dengan mendidik dan membiasakan masyarakat memilah, memilih, dan menghargai sampah sekaligus mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan bank sampah (Trina dkk., 2013). Contoh sampah yang bisa dikumpulkan adalah plastik, botol kaca, botol plastik, kardus, kertas, gelas kaca, gelas plastik, dan lain sebagainya. Setalah dirasa cukup banyak, kita bisa menabung ke bank sampah di sekitar tempat tinggal kita. Manfaatnya, selain peduli dengan keselamatan lingkungan, kita juga bisa mendapatkan nilai ekonomis berkat sampah yang dikumpulkan setiap hari secara konsisten.

Apa Itu Bank Sampah?

     Pada dasarnya bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung (menyerahkan sampah) juga disebut nasabah dan memiliki buku tabungan serta dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang, kemudian akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama dengan bank sampah. Sementara plastik kemasan dapat dibeli oleh pengurus PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan (Anonim, 2012).

Apak Tujuan dan Manfaat Bank Sampah?

   Tujuan didirikan bank sampah sebenarnya bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi alternatif untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berteman dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.

Pengalaman Saya Menabung di Bank Sampah

     Saya mengumpulkan sampah dari limbah rumah saya sendiri dan dari limbah tetangga selama kurun 5 hari. Sampah yang saya kumpulkan adalah botol plastik, gelas plastik, dan kardus saja. Selama lima hari ternyata saya mampu mengumpulkan 5 kg sampah, yang terdiri dari 3 kg botol plastik, 1 kg gelas plastik, 1 kg kardus. Sampah yang saya kumpulkan tersebut saya tabung di 4 bank sampah yang berbeda-beda, masing-masing tempat saya menabung 1 kg. Ternyata dari hasil menabung sampah tersebut ada hasil ekonomis yang didapat, saya mendapatkan uang sebesar Rp. 9.000. Hasil itu hanya dari mengumpulkan sampah selama 5 hari. Jika saya konsisten melakukan hal tersebut selama satu tahun atau lebih mungkin jumlahnya akan terasa lumayan banyak. 

Berikut bukti foto menabung di bank sampah: 



Gambar 1. Bank sampah SUROLARAS, di Surosutan, Kota Yogyakarta.



Gambar 2. Bank sampah APEL, di Condong Catur, Sleman.


Gambar 3. Bank sampah SALAKAN MANDIRI, di Potorono, Bantul.


Gambar 4. Bank Sampah Ngampilan, Yogyakarta.


Daftar Pustaka

Anonim. (2012). Profil Bank Sampah Indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Kompas.Com. (2020). Larangan Pemakaian Kantong Plastik dan Beragam Tanggapan Pelaku Usaha. Diakses tanggal 4 Juli 2020 pada: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/03/08230521/larangan-pemakaian-kantong-plastik-dan-beragam-tanggapan-pelaku-usaha?page=all.

Surplus.Id. (2020). Berinisiatif Menabung di Bank Sampah. Di akses tanggal 4 Juli 2020 pada: https://www.surplus.id/post/berinisiatif-menabung-di-bank-sampah.

Trina, E., Tallei, T.E., Iskandar, J., Runtuwene, S., and Filho, W.L., 2013. Local Community-Based Initiatives of Waste Management Activities on Bunaken Island in North Sulawesi, Indonesia. Research Journal of Environmental and Earth Sciences, 5(12),737-743.


0 komentar:

Posting Komentar