Semester Genap T.A 2021/2022
PSIKOLOGI SOSIAL
Oleh :
Refiskha Salsa Billa (21310410095)
Kelas Reguler
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A.
Pada tahun 2025,
World Health Organization (WHO) bertujuan untuk menurunkan angka kejadian
anemia sebesar 50% sedangkan anemia sendiri masih menjadi masalah pangan utama
di negara berkembang termasuk Indonesia, dimana prevalensi anemia di negara
maju sebesar 9% dan 43% di negara maju. negara berkembang (WHO, 2002; McLeanE
at al, 2009; WHO, 2014). Tingginya angka kejadian anemia pada remaja putri
khususnya remaja putri perlu penanganan dan deteksi dini, karena remaja putri
merupakan calon ibu yang perlu mempersiapkan kondisinya sebelum hamil, dan
penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan makan terutama buah-buahan berdampak
terhadap kejadian anemia selama kehamilan (Nisa)., Jetal, 2019).
Wanita yang sedang
hamil dan memiliki simpanan zat besi yang rendah memiliki risiko lebih tinggi
terkena anemia defisiensi besi. Ini karena tubuh membutuhkan mineral untuk
meningkat secara substansial seiring dengan perkembangan kehamilan. Wanita
hamil membutuhkan lebih dari 90% zat besi yang direkomendasikan untuk orang
dewasa selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Jumlah ini setara dengan
5,5 mg zat besi per hari.Pelatihan kader anti anemia di sekolah dirasa perlu
karena siswa SMK dianggap kurang terpapar masalah kesehatan, kecuali mereka
yang aktif terlibat dalam kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), sehingga
pemberdayaan kader anti anemia sangat diperlukan. dilakukan di dalamnya. Orang
yang aktif dalam kegiatan PMR.
Penyelesaian masalah
anemia remaja yang dilakukan oleh Provinsi Banten juga telah menerapkan
co-minum suplemen darah untuk remaja putri dan bekerjasama dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota dan Dinas Pendidikan melakukan pembinaan remaja usia
15 sampai 18 tahun untuk melakukan pemeriksaan darah. digambar. tablet tambahan
untuk pencegahan stunting dini.Kegiatan seperti Gerakan Minum Tablet Darah,
serta pembentukan Program Pemuda Peduli Kesehatan (PKPR), Kader Pembinaan Usia
Emas (KERAMAS) dan Kader Pemuda Anti Anemia (KARTINI) dilakukan secara
bersamaan di Kabupaten Tangerang. , pertumbuhan terhambat dan masalah
anemia.Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelatihan
kader remaja anti anemia dan melatih kader anti anemia mahasiswa PMR, dengan
memberikan cara melakukan pemeriksaan hemoglobin, menambah pengetahuan
mahasiswa dalam menemukan anemia pada remaja melalui pemeriksaan fisik, dan
meningkatkan pengetahuan calon kader dalam mengatasi anemia pada remaja
khususnya wanita di MAN 2 Tangerang.
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
Daftar Pustaka
Nisa, J.,
Chikmah, A. M., Andari, I. D., Muslich, A. F., & Amalia, E. Z. (2020).
Pemberdayaan Siswa PMR Sebagai Kader Anti Anemia dalam Upaya Pencegahan Anemia
Prakonsepsi. Jurnal ABDINUS: Jurnal Pengabdian Nusantara, 4(1), 154-160.
Indrayani, T.,
Choirunissa, R., & Herawati, H. (2021). Pelatihan Kader Remaja Anti Anemi
Untuk Meningkatkan Pengetahuan Remaja di Puskesmas Jayanti, Tangerang. Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 418-423.
0 komentar:
Posting Komentar