Essay Ujian Akhir Psikologi Sosial
Semester genap 2021/2022
Dosen Pengampu: Arundati Shinta
Disusun Oleh: Ulvi isnaini
Nim: 21310410103
Baginya politik dan moralitas
merupakan dua bidang yang terpisah dan tidak ada hubungan satu dengan yang
lain. Dalam urusan politik, tidak ada tempat membicarakan masalah moral. Hanya
satu hal yang penting ialah bagaimana meraih sukses dengan memegang kekuasaan.
Kaidah etika politik altematif bagi Machiavelli adalah: tujuan berpolitik
adalah memperkuat dan memperluas kekuasaan. Segala usaha untuk mensukseskan
tujuan itu dapat dibenarkan. Legitimasi kekuasaan membenarkan segala teknik
pemanipulasian dukungan masyarakat terhadap kekuasaan yang ada. Dia seolah-olah
membenarkan persaingan antara para pemimpin mafia yang saling merebut hegemoni
kekuasaan. Pemerintah yang ideal perlu menghindari tindakan-tindakan yang
bersifat setengah-setengah.
Hal seperti yang dijelaskan oleh Machiavelli juga banyak terjadi penerapannya diberbagai kalangan diseluruh dunia. Salah satunya yaitu Presiden Korea Utara yaitu Kim Jong-Un yang ketahuan membeli kesetiaan para pengikutnya dengan jam tangan mewah. Jam tangan made in Switzerland yang dipesan sekitar 100 buah akan dibagikan kepada para pengikutnya seperti para pejabat senior, anggota komite sentral partai, dan jendral angkatan bersenjata.
Jika hal ini terjadi secara terus
menerus, maka pemimpin yang menggunakan cara seperti itu mereka akan menggunakan berbagai instrumen
agar anak buah atau pengikut bersedia menuruti perintah. Instrumen yang kerap
mereka gunakan untuk memimpin contohnya adalah insentif dan hukuman. Mereka
memberikan hadiah kepada pengikut yang berhasil. Di sisi lain, mereka
menggunakan ancaman dan hukuman kepada anak buah yang tidak menurut.
Akibat dari penggunaan instrumen tersebut
cukup merugikan mereka yang memimpin. Pertama, loyalitas tidak tercipta.
Pengikut melaksanakan perintah dari seorang pemimpin bukan karena mereka ingin, namun karena mereka harus melakukannya.
Di sini ada unsur keterpaksaan. Kedua, mereka yang memimpin cenderung
mengeluarkan biaya besar sebagai insentuf agar diikuti. Pemberian insentif agar
para pengikut bersedia melakukan perintah lama kelamaan justru menjadi beban
bagi mereka yang memimpin. Sebab, biasanya insentif tersebut akan makin besar
seiring berjalannya waktu. Jika hadiah yang diberikan tidak sesuai bahkan makin
kecil, maka para pengikut pun akan enggan melaksanakan perintah. Hasil akhirnya
pun sama, yaitu ketidaksetiaan.
Jika hal ini terus menerus
terjadi, maka tidak akan terlahir pemimpin yang baru dengan jiwa kepemimpinan
yang besar. Pemimpin yang besar mereka tidak menggunakan berbagai instrumen seperti hadiah/insentif dan
hukuman/ancaman. Para pemimpin besar menginspirasi orang lain untuk melakukan
tindakan. Mereka memberikan motivasi agar para pengikut bersedia untuk beraksi. Pada
saat pekerja Anda sukarela melakukan perintah, ketika konstituen Anda sukarela
memilih, ketika pendukung Anda sukarela memberikan dukungan, dan ketika
konsumen Anda sukarela membeli, maka keuntungan yang Anda peroleh pun menjadi
berlipat ganda. Kesamaan tujuan dan alasan seorang pemimpin dengan orang
lain dan lingkungannya ini sangat penting. Sebab, dengan demikian orang lain
pun akan mudah melihat kiprah atau tindakan pemimpin tersebut. Pengikut dan
anak buah pun dapat dengan mudah melihat tujuan yang ingin dicapai. Pada
gilirannya, mereka merasa menjadi bagian dari sebuah pergerakan. Hal ini
terjadi karena tujuan yang ingin dicapai oleh seorang pemimpin adalah tujuan
mereka sendiri.
Seorang
pekerja yang mencintai pekerjaannya akan cenderung lebih produktif dan kreatif
menyelesaikan berbagai persoalan dan tantangan. Efek selanjutnya adalah dia
lebih bahagia di tempat kerja. Dalam sebuah perusahaan, pekerja yang bahagia
juga memberikan manfaat kepada kantornya. Dia akan memperlakukan pekerja
lainnya dengan lebih baik. Tak hanya itu, dia pun akan memperlakukan pelanggan
dengan lebih baik, sehingga kepuasan pelanggan pun akan terjaga.
Daftar pustaka
Sastrapratedja
& Parera, F. M. (Peny.) (1991). Niccolo Machiavelli Sang Penguasa Surat
Seorang Negarawan Kepada Pemimpin Republik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pinuji,
Sridewanto. 2017. “Mereka Yang Memimpin Dan Pemimpin Sesungguhnya”. https://kumparan.com/sridewanto-pinuji/mereka-yang-memimpin-dan-pemimpin-sesungguhnya-1511226764971.
Diakses tanggal 20 Juli 2022.
Vinanda,
R. A. (2016, Desember 06). Kim Jong-un Ketahuan Beli Kesetiaan Pengikutnya
Dengan Jam Tangan Mewah. Diambil dari https://news.okezone.com/read/2016/12/06/18/1560290/kim-jong-un-ketahuan-beli-kesetiaan-pengikutnya-dengan-jam-tangan-mewah.
0 komentar:
Posting Komentar